Sistem Lapisan-Lapisan Masyarakat yang Terbuka Orientasi ke Masa Depan Nilai Meningkatkan Taraf Hidup

commit to user 40

d. Toleransi terhadap Perbuatan-Perbuatan Menyimpang

Budaya Barat yang mulai masuk ke dalam budaya Indonesia sudah tidak bisa dihindari. Media elektronik dan massa, membantu ekspansi dari kebudayaan tersebut. Suatu contoh, dalam sebuah acara pernikahan di gedung dengan standing party, tamu undangan menyantap makanan dengan berdiri. Padahal dalam budaya Indonesia, hal tersebut telah melanggar norma kesopanan. Dengan demikian, perbuatan itu merupakan suatu perwujudan toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang.

e. Sistem Lapisan-Lapisan Masyarakat yang Terbuka

Sistem lapisan masyarakat yang terbuka bisa mendorong sebuah perubahan budaya. Hal itu dikarenakan masyarakat pada lapisan bawah bisa berinteraksi bebas dan saling memengaruhi dengan lapisan masyarakat lapisan atas. Jadi, masyarakat lapisan bawah bisa melakukan imitasi kebudayaan masyarakat lapisan atas. f. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu Pada masyarakat di sekitar pesisir pantai, mata pencaharian mereka sebagai nelayan. Sistem mata pencaharian mereka itu didasarkan pada letak geografis mereka yang dekat dengan laut. Akan tetapi, selaras berjalannya waktu, dari mereka pasti ada yang tidak puas dengan kehidupan mencari ikan di laut, akhirnya banyak dari mereka yang beralih profesi untuk menjadi karyawan, pedagang, atau beralih mata pencaharian yang lain. commit to user 41

g. Orientasi ke Masa Depan

Sikap manusia yang mempunyai orientasi ke masa depan, mendorong suatu perubahan sosial dan budaya. Hal itu terlihat pada mulai lunturnya budaya “banyak anak banyak rejeki”. Akan tetapi, bagi orang yang memiliki orientasi ke masa depan justru akan beranggapan bahwa banyak anak akan merepotkan dalam mengatur perekonomian. Biaya sekolah semakin bertambah tiap tahunnya, belum juga diringi dengan bertambahnya biaya hidup.

h. Nilai Meningkatkan Taraf Hidup

Nilai meningkatkan taraf hidup dapat mendorong suatu perubahan budaya. Menurut Louis Leahy dalam Johanes Mardimin, 1994: 15-17, bahwa untuk memberikan gambaran pentingnya transformasi budaya, terlebih dahulu melihat kondisi masyarakat kita sekarang ini. Dalam proses transformasi budaya ada tiga hal yang penting, yakni bidang religi, ekonomi, dan pendidikan. Ketiga bidang ini dipilih karena dipandang mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam proses transformasi budaya secara menyeluruh. Ketiga bidang tersebut, antara lain sebagai berikut. 1 Transformasi dalam Bidang Religi Transformasi dalam bidang religi hendaknya tidak dititikberatkan pada rasionalisasi terhadap dogma-dogma agama, tetapi pada penghapusan takhayul-takhayul yang masuk di dalamnya sebagai akibat sinkretisasi di masa lampau. Sebab, tidak semua agama dapat dijelaskan secara rasional. Agama menyingkapkan fakta yang tidak dapat diterangkan secara rasional. commit to user 42 2 Transformasi dalam Bidang Ekonomi Bahwa budaya lokal berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi sudah dikemukakan oleh banyak ahli dalam berbagai disiplin. Akan tetapi, nilai-nilai budaya berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi global setelah beberapa ahli bergabung dalam sebuah seminar internasional yang diselenggarakan di Harvard Academy for International and Area Studies, Amerika Serikat, pada musim panas tahun 1998 Harison, 2000: 14. Beberapa persoalan utama yang dihadapi kelembagaan ekonomi tradisional di pedesaan adalah kemampuan yang lemah dalam menggalang jaringan kerjasama dengan kelembagaan modern, rendahnya kapasitas internal untuk dapat bersaing di bidang ekonomi, dan menghadapi tekanan dari luar di bidang gaya hidup, ekonomi, politik, social dignity dan budaya kota dan manca negara. Bagaimana mengubah seluruh pelaku sosial, baik secara individual maupun terutama kolektif, menjadi pelaku ekonomi atau makhluk produktif merupakan tantangan besar dalam memajukan perekonomian rakyat dan masyarakat pedesaan. Dalam kaitan ini memercepat proses transformasi kelembagaan tradisional harus dipandang sebagai instrument strategis untuk mencapai hal tersebut Hayami, 1987: 202. 3 Transformasi dalam Bidang Pendidikan Pendidikan di Indonesia tahap demi tahap telah melakukan perubahan- perubahan, yang meliputi perubahan struktural, isi, peran guru, kegiatan- commit to user 43 kegiatan baru, dan perubahan pengelolaan sistem pendidikan. Perubahan struktural antara lain menyangkut perubahan jenjang dan penerapan kewajiban belajar pada tahap pendidikan tertentu. Karena cepatnya perkembangan ilmu, bertimbunnya informasi baru yang tumbuh secara eksponensial yang sering membuat bidang studi kedaluwarsa menyebabkan perubahan isi. Berkaitan dengan perubahan isi, terjadi pula perubahan proses belajar mengajar yang pada gilirannya juga mengubah peranan guru dan penempatan tanggung jawab kepada murid. Pendidikan, yang semula ditekankan pada aspek ingatan, diubah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan pengamatan, analisis, dan penalaran. Permasalahan dalam belajar bukan lagi menguasai informasi yang telah didokumentasikan, melainkan bagaimana mencari informasi tersebut dengan teknik-teknik yang mutakhir. Konsep belajar yang berjalan terus-menerus telah menggeser konsep pendidikan dari konsep sekolah menjadi konsep belajar. Sehubungan dengan perubahan-perubahan itu pula, pengelolaan sistem pendidikan pun perlu disesuaikan. Pendidikan harus dirancang sedemikian rupa untuk mengantisipasi masa depan.

B. Penelitian yang

Relevan Priscila Fitriasih Limbong 2007 dalam makalahnya yang berjudul “Transformasi Sejarah Melayu yang Tercermin dalam Novel Bulang Cahaya”. Sebuah makalah yang disajikan dalam Diskusi Buku Bulang Cahaya, Fakultas