Kontak dengan Budaya Lain Sistem Pendidikan yang Maju Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan Toleransi terhadap Perbuatan-Perbuatan Menyimpang

commit to user 38 oleh lahirnya Budi Utomo, Sumpah Pemuda, dan pelbagai pergolakan politik modern. Transformasi budaya secara teoretis diartikan sebagai suatu proses ‘dialog” yang terus-menerus antara kebudayaan “lokal” dengan kebudayaan “donor”, sampai tahap tertentu membentuk proses “sintesa” dengan pelbagai wujud yang akan melahirkan “format akhir” budaya yang mantap. Dalam proses “dialog”, “sintesa” dan pembentukan “format akhir” tersebut didahului oleh proses inkulturasi dan akulturasi. “Dialog” yang terjadi pada akhir abad ke-19 membangun perubahan sistem nilai dalam pelbagai bidang kehidupan, baik politik, pola pikir, ekonomi, gaya hidup, pendidikan hingga kebiasaan adat. Dengan demikian, adanya pergeseran nilai estetik yang dapat dijadikan indikasi adanya proses transformasi budaya Indonesia secara keseluruhan. Transformasi budaya dipengaruhi dengan adanya proses perubahan budaya. Menurut Tjetjep Rohendi, 1994:37 terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya proses perubahan sosial dan budaya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kontak dengan Budaya Lain

Kontak dengan kebudayaan lain berarti melakukan interaksi sosial dengan kebudayaan lain. Dalam proses interaksi itulah seorang individu akan melakukan proses imitasi dengan kebudayaan yang baru yang ia hadapi. Salah satu segi positif dari proses imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi commit to user 39 nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin akan mengakibatkan terjadinya hal-hal negatif, biasanya hal yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Kontak sosial ada yang bersifat positif yang dapat mengarahkan pada suatu kerja sama, sedangkan kontak yang bersifat negatif dapat mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan bahkan tidak terjadinya interaksi sosial.

b. Sistem Pendidikan yang Maju

Proses pengalihan kebudayaan sebagai model-model, pengetahuan, nilai- nilai, dan kepercayaan senantiasa terjadi melalui proses pendidikan. Dengan demikian, pendidikan mempunyai arti sebagai proses pengembangan kebudayaan yang dikaitkan dengan dinamika perubahan masyarakat dan kebudayaannya. Pendidikan juga membawa nilai pembaruan kebudayaan suatu proses yang bersifat kreatif.

c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan

untuk Maju Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju dapat mendorong terjadinya suatu perubahan budaya. Hal itu terlihat ketika kali pertama diciptakan sebuah sepeda. Sebelum diciptakannya sebuah sepeda, sebuah alat yang bisa mempercepat dan memberi kenyamanan di saat bepergian, orang mulai menghargai ciptaan tersebut. Bagi orang yang berkeinginan untuk maju akan mencoba menggunakan sepeda jika bepergian. Akan tetapi, jika orang tidak ada keinginan-keinginan untuk maju, maka tidak akan mengubah budayanya. Orang tersebut akan berjalan kaki jika bepergian. commit to user 40

d. Toleransi terhadap Perbuatan-Perbuatan Menyimpang

Budaya Barat yang mulai masuk ke dalam budaya Indonesia sudah tidak bisa dihindari. Media elektronik dan massa, membantu ekspansi dari kebudayaan tersebut. Suatu contoh, dalam sebuah acara pernikahan di gedung dengan standing party, tamu undangan menyantap makanan dengan berdiri. Padahal dalam budaya Indonesia, hal tersebut telah melanggar norma kesopanan. Dengan demikian, perbuatan itu merupakan suatu perwujudan toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang.

e. Sistem Lapisan-Lapisan Masyarakat yang Terbuka