Transformasi dalam Bidang Agama Transformasi dalam Bahasa

commit to user 115 mengingat daerah tersebut adalah daerah kerajaan. Kutipan berikut menunjukkan hal tersebut. Benda paling utama dalam regelia kerajaan itu, adalah sebuah cogan, begitu cerita Encik Thahir. Bentuknya seperti selembar sirih. Tapi sangat besar, hampir sedepa lebih. Terbuat dari emas murni. Lempeng mas yang berbentuk sirih itu bertulang perang, sehingga dapat dibawa keman-mana dengan tegak. .......................................................................... Bulang Cahaya: 207 ...................................................................... Dia lalu menyambar buah-buah yang tersedia. Menelan buah hulu kering beberapa potong dan meneguk air putih yang dituang Husin dari cerek tembaga Bulang Cahaya: 230

d. Transformasi dalam Bidang Agama

Transformasi budaya dalam bidang agama pada novel Bulang Cahaya lebih dititikberatkan pada masuknya agama Islam. Agama Islam berkembang tahap demi tahap di kepulauan Nusantara, melalui jalan yang berliku-liku dan berbeda di daerah yang satu dengan yang lain. Hal tersebut dikarenakan Kerajaan Melayu merupakan pergeseran dari pengaruh budaya Malaysia. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Tengku Muda terdiam, dan sekejap kemudian mengangguk. Lalu dia bangkit dan mengatur sembah.”Mohon ampun patik. Apapun titah akan patik junjung,”katanya. Lega, dan seakan ada sebuah batu besar yang berhasil dia campakkan dari atas dadanya. “Allahuakbar......” batinnya bersyukur. Bulang Cahaya: 121 Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa agama Islam jelas dianut oleh masyarakat Bulang berdasarkan pada setiap hal atau tindakan yang dilakukan commit to user 116 dikaitkan pada Tuhan. Kutipan lain yang menyatakan hal tersebut dapat dilihat di bawah ini. “Beta sembahyang Isya dulu. Duduklah Adinda, dan kalau lelah, beristirahatlah, “katanya parau. Bulang Cahaya: 198. “Subhanallah Kalau berniat baik, akan baik juga ahirnya,”katanya lebih pada dirinya sendiri. Bulang Cahaya: 230.

e. Transformasi dalam Bahasa

Pada bidang ini yang sangat memengaruhi bagi perkembangan khazanah perbendaharaan kata melalui novel Bulang Cahaya ini. Kosakata Melayu yang sangat jelas terlihat digunakan pada setiap tuturan yang diucapkan tokoh- tokohnya. Hal itu yang akhirnya dijadikan sebagai transformasi budaya. Pada setiap perkataan yang diucapkan, tokoh biasa menyisipkan pantun pada dialog-dialognya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini: Raja Husin tersenyum dan mulai menggulung dan menurunkan layang-layang. Sambil menggulung, dia berpantun: Layang-layang bertali benang. Putus benang, tali belati. Cinta yang ikhlas cinta kukenang. Cinta sejati kubawa mati Bulang Cahaya: 40 Dia menyulam tiga helai saputangan. Saputangan putih berenda merah. Di sudut saputangan, dia taruh sulaman dua ekor burung Perkit. Di bahagian tengah, dia sulam pantun. Kalau roboh Kota Malaka. Papan di Jawa dinda tegakkan. Kalau sungguh bagai dikata. Nyawa dan badan dinda serahkan Bulang Cahaya: 146. ............................. Sehelai saputangan sutera putih. Pinggirnya berenda biru. Di tengahnya ada sulaman Gunung Daik dan sebait pantun: commit to user 117 Anak Endung Raja Sulaiman. Duduk di tingkap melambai angin. Kalau rindu pandanglah laman. Di situ tempat kita bermain. ............................. Bulang Cahaya: 154 Ketiga kutipan di atas sangat jelas bahwa di setiap kegiatan yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Bulang Cahaya tersebut sering kali menggunakan pantun. Hal itu yang menyebabkan terjadinya transformasi budaya pada bidang bahasa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dalam novel Bulang Cahaya, unsur-unsur yang membangun di dalamnya meliputi alur, tokoh, setting, tema, dan sudut pandang. Unsur-unsur tersebut dianalisis dengan melakukan pendekatan struktural atau analitik. Dengan melalui pendekatan ini, berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen instrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap unsur instrinsik sehingga membangun keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya. Keterkaitan unsur-unsur pembangun dalam novel Bulang Cahaya ini antara lain antara alur, tokoh dan penokohan, setting, tema, maupun sudut pandangnya. Sehingga dari analisis unsur pembangunnya, dapat ditinjau dengan menggunakan sosiologi sastra yang akan menjelaskan mengenai transformasi budaya yang ada dalam novel Bulang Cahaya tersebut.