commit to user
27
konsep cermin miror. Dalam kaitan ini sastra dianggap sebagai mimesis tiruan masyarakat.
Perspektif sosiologi sastra yang patut diperhatikan bahwa penelitian sosiologi sastra dapat ke arah hubungan pengaruh timbal balik antara sosiologi
dan sastra. Keduanya akan saling memengaruhi dalam hal-hal tertentu. Pada prinsipnya, terdapat tiga macam perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra,
sebagai berikut. 1 Penelitian yang memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang di
dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. 2 Penelitian yang mengungkap sastra sebagai cermin situasi sosial
penulisnya. 3 Penelitian yang menangkap sastra sebagai manifestasi peristiwa sejarah
dan keadaan sosial budaya. Menurut Jabrohim 2003: 159, tujuan penelitian sosiologi sastra adalah
untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara sastrawan, karya sastra dan masyarakat. Pandangan sosial
sastrawan harus dipertimbangkan apabila sastra akan dinilai sebagai cermin mayarakat.
3. Hakikat Teori Budaya
a. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
commit to user
28
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain 2011.
b. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, dari bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi dan akal. Ada pengertian lain mengenai asal dari kata
kebudayaan yaitu suatu perkembangan dari majemuk budidaya, artinya daya dari budi, kekuatan dari akal. Jadi, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu Koentjaraningrat, 2000:9. “Kebudayaan didefinisikan sebagai
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya, serta
commit to user
29
menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan
strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi
lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan- tindakannya.”
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu
masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota- anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui
proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak termasuk juga berbagai peralatan
yang dibuat oleh manusia. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
merupakan keseluruhan dari pemikiran yang dihasilkan dan dikembangkan oleh manusia sebagai daya dan usaha untuk menghasilkan karya.
c. Wujud Kebudayaan