commit to user
52
b. Guru kurang memberi bimbingan pada semua tim agar mau bekerja sama
dengan anggota lain sehingga hasil yang diperolehpun kurang maksimal sehingga siswa yang lebih pintar mendominasi dalam tim.
c. Guru tidak memberikan kesempatan kepada semua tim untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan tim lain tidak menanggapi hasil diskusi dari tim lain agar mendapat timbal balik dari tim yang lain.
d. Guru kurang mengatur waktu pembelajaran supaya lebih efisien lagi
sehingga siswa tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal evaluasi.
4 Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa pada umumnya belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Kurangnya
bersemangat dan tidak termotivasi siswa dalam belajar dan mengikuti kegiatan yang diperintahkan guru, dan jarangnya siswa bertanya pada guru
saat kegiatan belajar seperti mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya
hal-hal tersebut. Untuk menindaklanjutinya maka pada pembelajaran soal cerita
pecahan perlu ditekankan kepada siswa maupun kelompok diskusi mengenai pentingnya pemanfaatan waktu. Oleh sebab itu, pada
pembelajaran berikutnya pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum mengidentifikasi soal cerita dengan baik.
Pada siklus I didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya 70, sehingga masih belum mencapai target penelitian 80. Dengan belum tercapainya
target ketuntasan minimal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.
3. Deskripsi Siklus II
Deskripsi data tindakan siklus II terdiri dari paparan data perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan
peneliti dalam tahap perencanaan antara lain adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian didiskusikan dengan guru kelas
commit to user
53
IV.
Perancangan RPP mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring materi, kegiatan
pembelajaran, sumberalatmedia, dan penilaian.
Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan
penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah belajar kelompok dengan metode STAD untuk menyelesaikan beberapa soal cerita tentang operasi hitung
penjumlahan bilangan pecahan . Pelaksanaan tindakan siklus II disepakati untuk dilaksanakan menjadi
dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya 3 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2011 dan hari Jumat tanggal 1
April 2011. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD
kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi penjumlahan pecahan terutama dalam menyelesaikan soal cerita
pecahan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
2 Pelaksanaan Tindakan
Dalam siklus II ini dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD,
adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a
Pertemuan Pertama Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu
kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah Tahap penyampaian materi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi
kepada siswa menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian apersepsi. Sedangkan pada kegiatan inti meliputi: Eksplorasi terdapat 3 tahapan
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu tahap pembagian tim, tahap presentasi dari guru, dan tahap kerja kelompok, Tahap pembagian tim: guru
membagi 20 siswa menjadi 4 tim secara heterogen campuran menurut tinggi rendah prestasi siswa dan jenis kelamin masing-masing tim terdiri dari 5
siswa. Tahap presentasi dari guru dilakukan guru secara klasikal, kegiatannya adalah: Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat
tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan cara menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan soal cerita. Guru memperagakan
commit to user
54
menggunakan kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut sama, kemudian guru membagikan lembar contoh
penjumlahan pecahan, lalu guru menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan untuk memperagakan menggunakan kertas berlipat untuk memudahkan
dalam menjumlahkan
pecahan, kemudian
guru menjelaskan
cara mengidentifikasi masalah yang terdapat pada soal cerita, mengubah soal
cerita menjadi kalimat matematika sederhana dan ketepatan dalam menggunakan operasi hitung sehingga ketepatan dalam menentukan hasil
akhir. Elaborasi, tahap kerja kelompok, kegiatannya antara lain: guru menjelaskan kepada setiap tim dalam mengerjakan tugasnya, setiap tim diberi
lembar kerja kelompok sebagai bahan yang dipelajari dan media kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan, kemudian tim
mengerjakan soal cerita pecahan tersebut dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap kerja kelompok kegiatannya adalah setiap
kelompok STAD diberi lembar soal sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling berdiskusi mengenai bagaimana cara menyelesaikan
soal cerita pecahan, setiap tim mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh guru dengan benar. Dalam kerja kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas
dan membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil
diskusi atau lembar kerja siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok. Penguatan berupa tepuk tangan dan bintang kepada
masing-masing tim karena telah melakukan pembelajaran dengan baik. Kegiatan penutup adalah melaksanakan kuis atau evaluasi secara
individu. Setelah kuis selesai dan diperoleh hasil nilai kelompok maka guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai terbanyak.
b Pertemuan kedua
Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah Tahap
penyampaian materi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian apersepsi yang
dilakukan adalah siswa diajak pada satu hal yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
55
Sedangkan pada kegiatan inti meliputi: Eksplorasi terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu tahap pembagian tim, tahap
presentasi dari guru, dan tahap kerja kelompok, Tahap pembagian team: guru
membagi 20 siswa menjadi 4 tim secara heterogen campuran menurut tinggi rendah prestasi siswa dan jenis kelamin . Tahap presentasi dari guru
dilakukan guru secara klasikal, kegiatannya adalah: Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat tentang penjumlahan pecahan berpenyebut
tidak sama dan cara menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan soal cerita.
Guru memperagakan
menggunakan kertas
berlipat untuk
memudahkan dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama, kemudian guru membagikan lembar contoh penjumlahan pecahan kemudian
guru menjelaskan cara mengidentifikasi masalah yang terdapat pada soal cerita, mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika sederhana dan
ketepatan dalam menggunakan operasi hitung sehingga ketepatan dalam menentukan hasil akhir. Elaborasi, tahap kerja kelompok, kegiatannya antara
lain: guru menjelaskan kepada setiap tim dalam mengerjakan tugasnya, setiap tim diberi lembar kerja kelompok sebagai bahan yang dipelajari dan media
kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan, kemudian tim mengerjakan soal cerita pecahan. Tahap kerja kelompok kegiatannya
adalah setiap kelompok STAD diberi lembar soal sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling berdiskusi mengenai
bagaimana cara menyelesaikan soal cerita pecahan, setiap tim mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh guru dengan benar. Hasil diskusi ditulis pada
lembar hasil diskusi atau lembar kerja siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok. Pada tahap ini guru berperan
sebagai motivator dan fasilitator dalam membimbing siswa selama diskusi berlangsung, guru bersama siswa membahas hasil diskusi menyelesaikan soal
cerita penjumlahan pecahan. Konfirmasi, guru memberi penguatan berupa tepuk tangan kemudian guru menanyakan kepada semua siswa mengenai
materi yang belum jelas. Kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran, tahap tes individual diadakan tes secara individual, mengenai
commit to user
56
1 5
10
4
5 25
50 20
1 5
10
4
5 25
50 20
2 4
6 8
10 12
51-60 61-70
71-80 81-90
91-100 F
r e
k u
e n
s i
Interval Nilai
Siklus II
materi yang telah dibahas, kemudian guru memberikan evaluasi kepada siswa secara individu, tahap perhitungan skor perkembangan individu tahap ini
didasarkan pada nilai hasil evaluasi pada siklus I dan evaluasi siklus II kemudian menutup pelajaran dengan salam.
Berdasarkan hasil nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada siklus II pertemuan pertama dan kedua diperoleh nilai rata-rata dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 115 dapat dibuat tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Siklus II
No Interval
Frekuensi Persentase
1 51-60
1 5
2 61-70
5 25
3 71-80
10 50
4 81-90
4 20
Jumlah 20
100
Berdasarkan tabel 6 di atas maka hasil kemampuan menyelesaikan soal cerita
pecahan siklus II dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dapat digambarkan pada gambar 5 di bawah ini :
Gambar 5 . Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Siklus II
Dari grafik frekuensi kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai interval antara 51-
60 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5, nilai interval antara 61-70
commit to user
57
sebanyak 5 siswa dengan prosentase 25, nilai interval antara 71-80 sebanyak 10 siswa dengan prosentase 50 dan nilai interval antara 81-90
sebanyak 4 siswa dengan prosentase 20. Dari hasil evaluasi siklus II yang dilakukan pada pertemuan pertama
sampai pertemuan kedua maka dapat diketahui bahwa pada siklus II kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan terutama tentang
penjumlahan pecahan masih belum sesuai dengan yang diharapan. Dari penelitian siklus II diperoleh data rata-rata kelas 74,65 sedangkan ketuntasan
klasikal yang diperoleh adalah 90 atau 18 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 atau 2 siswa.
3 Observasi
Dalam pengamatan ini, peneliti meminta bantuan guru kelas IV yang bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil gambar foto.
Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman observasi yang telah
dibuat. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek aktivitas siswa dan
tindakan guru dalam pembelajaran mengenai kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD sebagai berikut : a
Observasi aktivitas siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II ini dengan
kriteria yang dinilai adalah Tanggung jawab, Kerjasama siswa dan Ketepatan menjawab. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada
lampiran 20 halaman 111 dapat dibuat tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Keterangan
Siklus Pertemuan 1
Pertemuan 2 1
Total Skor 26
31,2 2
Rata-rata Skor 6,5
7,8 3
Rata-rata skor siklus 1 7,15
commit to user
58
Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada
siklus I1 pertemuan 1 yaitu 6,5 dalam kategori baik dengan dari rata-rata aspek tanggung jawab, ketepatan menjawab dan kerjasama. Sedangkan pada
pertemuan 2 yaitu 7,8 dengan kategori baik. Nilai rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 7,15 dengan kategori baik. Hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain: a.
Keseriusan dalam aktivitas yang dilakukan siswa sudah cukup baik. b.
Siswa yang merasa pintar dalam timnya tidak mendominasi dalam timnya. c.
Kemampuan siswa dalam berbagi kepada sesama tim sudah cukup baik. d.
Pada saat tim melakukan presentasi, tim lain semua memperhatikan. e.
Siswa sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik. b
Observasi kinerja guru Pada kegiatan observasi, selain observer mengamati aktivitas siswa,
observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata kegiatan
pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori baik. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 117 dapat dibuat tabel
8 sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Keterangan
Siklus Pertemuan 1
Pertemuan 2 1.
Rata-rata Skor 3,55
3,75 2.
Nilai Rata-rata skor siklus 1I 3,65
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran antara lain:
a. Guru sudah jelas memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. b.
Guru selalu memberi bimbingan pada semua tim agar mau bekerja sama dengan anggota lain sehingga hasil yang diperolehpun lebih maksimal.
commit to user
59
c. Guru memberikan kesempatan kepada semua tim untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan tim lain menanggapi hasil diskusi dari tim lain agar mendapat timbal balik dari tim yang lain.
d. Guru sudah mengatur waktu pembelajaran supaya lebih efisien lagi
sehingga siswa tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal evaluasi.
4 Refleksi
Siswa sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Mereka juga sudah apresiasi akan pentingnya kegiatan mengidentifikasi, mengubah,
bertanya, menentukan hasil dari pengerjaan soal cerita pecahan. Sasaran pada siklus II adalah paling tidak terdapat 80 peserta didik yang mencapai
KKM dalam pengerjaan soal cerita operasi hitung penjumlahan pecahan. Dengan hasil evaluasi pada siklus II ini menunjukkan bahwa sasaran telah
tercapai maka penelitian dihentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan