commit to user
60
belum mendapatkan perhatian penuh dari guru. Sebelum melakukan apersepsi soal cerita, siswa tidak melakukan upaya-upaya yang bisa membantu
kelancaran pembelajaran soal cerita. Guru hanya memberikan tugas soal tanpa arahan dan bimbingan, bagaimana upaya menganalisa soal cerita secara
efektip, kemudian siswa disuruh langsung mengemukakan hasilnya. Pada akhir kegiatan apersepsi soal cerita, siswa tidak mendiskusikan dalam kelompok dan
tidak melakukan revisi terhadap hasil kerja siswa, sehingga masih ditemukan kesalahan-kesalahan. Berdasarkan hasil tes pada kondisi awal, diketahui
sejumlah 11 siswa mendapat nilai kurang dari 65, sedangkan nilai reratanya 57,25 dengan ketuntasan klasikal 45
2. Siklus I
Pada siklus I menunjukan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan baik. Siswa belum aktif melakukan kegiatan
–kegiatan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Hal ini disebabkan
siswa telah terbiasa belajar dengan lebih banyak mengandalkan perintah guru. Pada saat mengidentivikasi atau menentukan kalimat matematika sederhana
siswa kurang memahami apa yang diharapkan oleh soal tersebut, sehingga hasil dari penyelesaian soal tersebut hasilnya banyak yang salah.
Data yang diperoleh dari pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pemebelajaran dengan kriteria baik Hasil ini menunjukkan
bahwa aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil tes soal cerita
diketahui rerata kelas sebesar 66,25. Sejumlah 6 siswa mendapat kurang dari 65 , dan 14 siswa mendapat nilai sama dengan atau diatas 65 dengan
ketuntasan klasikal 70 Pada siklus II yang perlu mendapat perhatian sebagai tindak lanjut dari
siklus I adalah penggunakan waktu yang efektif. Siswa perlu diarahkan agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam belajar. Aktivitas siswa
dalam melakukan kegiatan yang diperintahkan guru perlu ditingkatkan.
3. Siklus II
Deskripsi siklus II, pembelajaran telah diikuti siswa dengan cukup baik. Siswa telah dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Siswa lebih
commit to user
61
termotivasi belajarnya, lebih bersemangat dan antusias delam mengikuti proses pembelajaran. Pengaruh positif dari meningkatnya partisipasi dalam belajar ini
adalah meningkatnya kegiatan belajar kelompok lewat berdiskusi. Kemampuan siswa mengidentifikasi, mengubah soal cerita, keaktipan dalam diskusi, serta
kemampuan menentukan hasil akhir sudah sangat baik sudah mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan. Siswa juga sudah tampak aktif mengikuti proses
pemebelajaran. Hanya pada kegiatan berdiskusi masih perlu banyak mendapat perhatian agar lebih meningkat lagi. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan krateria baik dapat diketahui dari hasil pengamatan atau observasi.
Pada akhir pembelajaran siklus II dari hasil penilaian melalui tes soal cerita menunjukan angka kenaikan dengan nilai rerata 74,63 dan sejumlah 2
siswa mendapat kurang dari 65 , dan 18 siswa mendapat nilai sama dengan atau diatas 65 dengan ketuntasan klasikal 90 .
4. Hubungan Antar Siklus
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode STAD dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV
SDN 1 Sentono dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Demikian perbandingan ketuntasan belajar siswa sejak kondisi awal
sebelum tindakan, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, maka dapat dibuat tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas
Hasil Tes Kondisi Awal
Siklus 1 Siklus 2
Nilai Rata-rata Kelas 57,25
66,25 74,65
Siswa tidak tuntas 11
6 2
Siswa Sudah Tuntas 9
14 18
Ketuntasan Klasikal 45
70 90
commit to user
62
Berdasarkan tabel 9, maka dapat digambarkan perbandingan dengan keadaan awal, siklus 1 dan siklus 2 pada gambar 6 di bawah ini:
Gambar 6. Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas
Perkembangan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan mengalami perkembangan yaitu dari keadaan awal sebelum dilakukan
pembelajaran kooperatif siswa yang tuntas KKM hanya 55 dari jumlah 20 siswa. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran kooperatif dengan metode
STAD, siswa yang tuntas KKM menjadi 70 atau meningkat sebanyak 15 dari keadaan awal.Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus II,
siswa yang tuntas KKM menjadi 90 atau meningkat 35 dari keadaan awal atau meningkat 20 dari siklus1.
Selain data nilai tiap siklus juga ada data aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran pada siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan. Pada kegiatan observasi terlihat bahwa observasi aktivitas siswa meningkat dari
siklus I dari aspek ketepatan menjawab, aspek tanggung jawab dan aspek kerja sama dari 5,9 dalam kategori kurang baik menjadi 7,15 dalam kategori baik
sehingga mengalami peningkatan sebanyak 1,25. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Pada kegiatan observasi guru terlihat bahwa observasi aktivitas guru meningkat dari aspek 1 Guru dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran
2 Guru dalam aspek membuka pelajaran 3 Pada kegiatan inti dalam
20 40
60 80
100
Kondisi Awal Siklus 1
Siklus2 45
70 90
KETU NTAS
AN
TAHAP
commit to user
63
penguasaan materi pelajaran 4 Penggunaanstrategi pembelajaran guru 5 Pemanfaatan sumber belajarmedia pembelajaran 6 Pembelajaran yang
memicu dan memelihara keterlibatan siswa 7 Guru di dalam melakukan aspek penilaian proses dan hasil 8 Penggunaan bahasa yang dilakukan guru
pada saat pembelajaran 9 Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada lampiran 16.
Berdasarkan data dapat disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,65 dengan kategori baik dari 3,25 dalam kategori kurang baik
menjadi 3,65 dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran menyelesaikan soal cerita pecahan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran matematika, secara umum menunjukan perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil
menerapkan pembelajaran kooperatif dengan metode STAD untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan.
5. Temuan