commit to user
30
menyelesaikan soal cerita pecahan ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung di kelas. Hasil observasi digunakan untuk mendapatkan data
kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan yang diperlukan sebagai
dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut. F.
Validitas Data
Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya
adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Data yang telah berhasil digali ,
dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kebenarannya. Untuk menjamin dan menguji kesahihan data yang
digunakan, maka validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data maksudnya yaitu mengumpulkan data
sejenis dari sumber yang berbeda. Jadi data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasi dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Trianggulasi data dalam penelitian ini seperti saat pengambilan data keaktifan siswa dengan
di observasi oleh peneliti dan guru kelas, hasil tes di nilai oleh peneliti dan guru kelas.
Validitas data menunjukan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi soal yang dapat
dilihat dilampiran 3 halaman 73. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauhmana fakta yang terkumpul dari dari gambar tentang variabel yang
dimaksud. Dalam penelitian ini untuk memperoleh validasi data dan keahlian data melalui triangulasi triangulasi data, triangulasi peneliti dan
triangulasi teori. Triangulasi dokumen peneliti ini melibatkan guru, peneliti dan teman sejawat.
G. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis kulitatif dengan model interaktif. Menurut Sugiyono 2003:91
model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan verifikasi Model
commit to user
31
analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi
data, sajian data dan penarikan kesimpulan verifikasi. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Reduksi Data adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pen
gabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan
– catatan tertulis dilapangan.
b.
Penyajian Data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambil tindakan.
Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik dan tabel.
c.
Kesimpulan – kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan – kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung Aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai
suatu proses siklus. Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah
cukup, maka dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun
coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik
antar kelas.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila
dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan
data lagi secara terfokus.
5.
Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. H.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan
penelitian. Keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemaampuan siswa dalam menyelesaaikan soal cerita
commit to user
32
pecahan pada siswa kelas IV SDN 1 Sentono melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal yaitu 65 Pada siklus 1 pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
menyelesaikan soal cerita pecahan siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai 65 mencapai 70. Sedangkaan
pada siklus 2 pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan siswa mencapai rata-rata kelas 65
dan siswa yang memperoleh nilai 65 mencapai 80.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan kerangka dasar berbentuk rangkaian siklus yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini akan
dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran,
mengamati kegiatan
pembelajaran dan hasilnya, kemudian merefleksi kegiatan tersebut. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart
dapat digambarkan pada gambar 2 berikut :
Gambar 2: Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart 2001:63
SIKLUS II PELAKSANAAN
PENGAMATAN PERENCANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
REFLEKSI PENGAMATAN
PERENCANAAN SIKLUS I
commit to user
33
Adapun rancangan penelitian yang digambarkan dalam tahap-tahap PTK
adalah sebagai berikut :
a. SIKLUS I
Deskripsi pada siklus I terdiri dari paparan data perencanaan, data pelaksanaan, data observasi dan data refleksi.
1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-
langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan antara lain adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian
didiskusikan dengan guru kelas IV.
Perancangan RPP mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring. materi, kegiatan pembelajaran, sumberalatmedia, dan penilaian.
Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi
permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah belajar kelompok dengan metode STAD untuk menyelesaikan beberapa
soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan . Pelaksanaan
tindakan siklus
I disepakati
untuk dilaksanakan menjadi dua kali pertemuan yang masing-masing
pertemuan alokasi waktunya 3 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2011 dan hari Jumat tanggal 25 Maret 2011.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran materi penjumlahan pecahan terutama dalam
menyelesaikan soal
cerita matematika
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
2 Pelaksanaan Tindakan
Dalam siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode STAD, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
commit to user
34
a Pertemuan Pertama
Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini
adalah sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa , menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian
apersepsi. Apersepsi yang dilakukan adalah siswa diajak pada satu hal yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-
hari tentang pecahan. Sedangkan kegiatan intinya adalah melaksanakan pembelajaran mengenai penjumlahan pecahan
berpenyebut sama dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang diterapkan dalam soal-soal cerita. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : -
Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan cara
menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari soal cerita dan menjelaskan cara
penilaian tim dalam kelompok. -
Siswa dibagi menjadi kelompok dengan anggota tiap kelompok lima siswa.
- Masing-masing kelompok diberi lembar kerja untuk
dikerjakan diselesaikan
secara berkelompok
atau berdiskusi.
- Siswa dengan dibimbing guru melakukan diskusi.
- Siswa membantu teman sekelompoknya yang belum
paham cara
menyelesaikanya agar
bisa, karena
keberhasilan timnya nanti tergantung dari masing-masing individu.
- Setelah diskusi selesai perwakilan dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya. Kegiatan penutup adalah melaksanakan kuis atau evaluasi
secara individu dan hasilnya digunakan untuk perolehan nilai kelompok. Setelah kuis selesai dan diperoleh hasil nilai kelompok
commit to user
35
maka guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai terbanyak.
b Pertemuan kedua
Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah
sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa , menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian apersepsi.
Apersepsi yang dilakukan adalah siswa diajak pada satu hal yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari tentang
pecahan serta mengulang kembali materi penjumlahan pecahan berpenyebut
sama. Sedangkan
kegiatan intinya
adalah melaksanakan pembelajaran mengenai penjumlahan pecahan
berpenyebut tidak sama dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang diterapkan dalam soal-soal cerita. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : -
Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat tentang penjumlahan dua pecahan dan cara menyelesaikan
masalah penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari soal cerita dan menjelaskan cara penilaian tim dalam
kelompok. -
Siswa dibagi menjadi kelompok dengan anggota tiap kelompok lima siswa.
- Masing-masing kelompok diberi lembar kerja untuk dikerjakan
diselesaikan secara berkelompok atau berdiskusi. -
Siswa dengan dibimbing guru melakukan diskusi. -
Siswa membantu teman sekelompoknya yang belum paham cara menyelesaikanya agar bisa, karena keberhasilan timnya
nanti tergantung dari masing-masing individu. -
Setelah diskusi selesai perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya.
Kegiatan penutup adalah melaksanakan kuis atau evaluasi secara individu dan hasilnya digunakan untuk perolehan nilai
commit to user
36
kelompok. Setelah kuis selesai dan diperoleh hasil nilai kelompok maka guru memberikan penghargaan pada kelompok yang
mendapat nilai terbanyak dan kelompok yang memiliki skor kemajuan tertinggi. .
3 Pengamatan
Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan bahwa siswa belum dapat memanfaatkan waktu
dengan baik. Hal ini terlihat pada saat siswa diminta membentuk kelompok belum secara cepat terbentuk dengan baik, apa lagi
tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok diskusi. Ada kesan kurang siap dan banyak yang kurang bersemangat belajar.
Mereka seolah-olah tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Siswa yang menghadapi kesulitan dan berani bertanya pada
guru jumlahnya masih sedikit, sehingga informasi yang didapatkan pun sangat kurang. Pada saat melaksanakan diskusi
kelompok pun, banyak anggota yang masih pasif. Mereka belum banyak memberikan komentar, atau melakukan penilaian
terhadap hasil kerja teman lain. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa melakukan diskusi kelas. Siswa belum biasa berbicara
atau mengeluarkan pendapat dihadapan teman
nya.
4 Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa pada umumnya belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
Untuk menindaklanjutinya maka pada pembelajaran soal cerita pecahan pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa maupun
kelompok diskusi mengenai pentingnya pemanfaatan waktu. Kurangnya bersemangat dan tidak termotivasi siswa dalam
belajar dan mengikuti kegiatan yang diperintahkan guru, dan jarangnya siswa bertanya pada guru saat kegiatan belajar seperti
mengubah soal cerita menjadi kalimat matemtika disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya hal-hal tersebut
commit to user
37
sehingga masih didapati siswa yang tidak segera melakukan kegiatan itu.
Oleh sebab itu, pada pembelajaran berikutnya pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri
sebelum mengidentifikasi soal cerita dengan baik. Pada siklus I didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya 70, sehingga
masih belum mencapai target penelitian 80. Dengan belum tercapainya target ketuntasan minimal maka penelitian ini perlu
dilanjutkan ke siklus II.
b. SIKLUS II
Deskripsi pada siklus II terdiri dari paparan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun
langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan antara lain adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
yang kemudian didiskusikan dengan guru kelas IV. Perancangan RPP mencakup penentuan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring materi, kegiatan pembelajaran, sumberalatmedia,
dan penilaian. Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan
penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah belajar kelompok dengan metode STAD untuk menyelesaikan beberapa soal
cerita tentang operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan . Pelaksanaan tindakan siklus II disepakati oleh guru kelas
IV dan peneliti untuk dilaksanakan menjadi dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya 3
x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2011 dan hari Jumat tanggal 1 April 2011.
commit to user
38
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran materi penjumlahan pecahan terutama dalam menyelesaikan soal cerita matematika dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif metode STAD. 2
Pelaksanaan Tindakan Dalam siklus II ini dibagi menjadi dua kali pertemuan.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD, adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut: a
Pertemuan Pertama Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu
kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada
siswa , menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian apersepsi. Apersepsi yang dilakukan adalah siswa diajak pada
satu hal yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari- hari tentang pecahan. Sedangkan kegiatan intinya adalah
melaksanakan pembelajaran mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari yang diterapkan dalam soal-soal cerita. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut :
- Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan cara
menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari soal cerita dan menjelaskan cara
penilaian tim dalam kelompok. -
Siswa dibagi menjadi kelompok dengan anggota tiap kelompok lima siswa.
- Masing-masing kelompok diberi lembar kerja untuk
dikerjakan diselesaikan
secara berkelompok
atau berdiskusi.
commit to user
39
- Siswa dengan dibimbing guru melakukan diskusi.
- Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk membantu
teman sekelompoknya
yang belum
paham cara
menyelesaikanya agar bisa, karena keberhasilan timnya nanti tergantung dari masing-masing individu.
- Setelah diskusi selesai perwakilan dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya. -
Siswa bersama guru mengulang kembali cara menyelesaikan penjumlahan pecahan yang diterapkan
dalam masalah kehidupan sehari-hari soal cerita. Kegiatan penutup adalah melaksanakan kuis atau evaluasi
secara individu dan hasilnya digunakan untuk perolehan nilai kelompok. Setelah kuis selesai dan diperoleh hasil nilai kelompok
maka guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai terbanyak.
b Pertemuan kedua
Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini
adalah sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa , menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian
apersepsi. Apersepsi yang dilakukan adalah siswa diajak pada satu hal yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari
tentang pecahan serta mengulang kembali materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Sedangkan kegiatan intinya adalah
melaksanakan pembelajaran mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari yang diterapkan dalam soal-soal cerita. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
- Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat
tentang penjumlahan dua pecahan dan cara menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
commit to user
40
soal cerita dan menjelaskan cara penilaian tim dalam kelompok.
- Siswa dibagi menjadi kelompok dengan anggota tiap
kelompok lima siswa. -
Masing-masing kelompok diberi lembar kerja untuk dikerjakan diselesaikan secara berkelompok atau berdiskusi.
- Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk membantu teman
sekelompoknya yang belum paham cara menyelesaikanya agar bisa, karena keberhasilan timnya nanti tergantung dari masing-
masing individu. -
Setelah diskusi selesai perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya.
- Siswa bersama guru mengulang kembali cara menyelesaikan
penjumlahan pecahan yang diterapkan dalam masalah kehidupan sehari-hari soal cerita.
Kegiatan penutup adalah melaksanakan kuis atau evaluasi secara individu dan hasilnya digunakan untuk perolehan nilai
kelompok. Setelah kuis selesai dan diperoleh hasil nilai kelompok maka guru memberikan penghargaan pada kelompok yang
mendapat nilai terbanyak. 3
Pengamatan Hasil observasi pada siklus II ini dapat didiskripsikan
bahwa sebagian besar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Siswa antusias, bersemangat melakukan kegiatan yang
diperintahkan guru, karena termotivasi dengan cara-cara guru membimbing, mengarahkan, dan adanya kerja kelompok sesama
teman. Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran
sudah melakukan tugasnya dengan baik. Bahkan, kedekatan dan sikap ramah yang ditunjukan guru terhadap siswa, dirasakan
memiliki nilai tersendiri. Suasana pembelajaran dirasakan siswa, sebagai hal yang menyenangkan, sehingga siswa pun merasa
commit to user
41
bahwa pembelajaran soal cerita itu sebagai pembelajaran yang menarik dan melatih kerja sama teman secara kompak dan
berma
kna,
4 Refleksi
Siswa sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Mereka juga sudah apresiasi akan pentingnya kegiatan
mengidentifikasi, mengubah, bertanya, menentukan hasil dari pengerjaan soal cerita . Bahkan mereka melakukan kegiatan
tersebut dengan antusias dan senang hati yang dilandasi dengan motivasi belajar yang sangat kuat. Sasaran pada siklus II adalah
paling tidak terdapat 80 peserta didik yang mencapai KKM dalam pengerjaan soal cerita operasi hitung penjumlahan pecahan .
Hasil evaluasi pada siklus II ini menunjukkan bahwa sasaran telah tercapai maka penelitian dihentikan.
commit to user
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di
lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran matematika pokok bahasan bilangan pecahan di kelas IV SDN 1 Sentono
Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten, dengan hasil awal antara lain guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran,
kegiatan pembelajaran kurang aktif, guru tidak menyiapkan media yang bervarisi dalam menjelaskan materi pelajaran.
Sedangkan permasalahan yang ditemui yaitu siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, siswa masih banyak yang takut untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan dari guru. Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada pelajaran matematika materi
penjumlahan pecahan menunjukan pemahaman konsep siswa masih rendah, terutama pada pemahaman soal berbentuk cerita. Hal ini terbukti dari dua puluh
siswa hanya 45 atau sembilan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM nilai 65 , sedangkan sisanya ada 55 atau ada sebelas siswa yang nilainya dibawah
KKM. Berdasarkan nilai tes awal yang dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 72 dapat dibuat tabel 2 distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 2. Frekuensi Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Pada Kondisi Awal
No Interval
Frekuensi Persentase
1 31-40
3 15
2 41-50
5 25
3 51-60
3 15
4 61-70
7 35
5 71-80
2 10
Jumlah 20
100