commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari
–hari. Oleh karena itu pelajaran matematika harus sudah diberikan sejak dini kepada anak yaitu sejak anak
duduk dibangku Sekolah Dasar. Menurut GBPP 1994:70 mata pelajaran Matematika di SD, tujuan khusus pengajaran Matematika yaitu menumbuhkan
dan mengembangkan ketrampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari serta mengembangkan pengetahuan dasar Matematika bekal belajar
lebih lanjut. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa masih banyak siswa Sekolah dasar yang masih rendah kemampuan berhitungnya.
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa. Fenomena tersebut berdampak pada siswa secara umum,
yang merasakan ketakutan atau enggan dalam belajar matematika. Minat belajar mereka kecil sekali terhadap mata pelajaran matematika. Dengan
kondisi yang demikian, sekolah atau guru tidak berani mematok nilai tinggi dalam membuat kriteria ketuntasan minimal pada setiap semester.
Pembelajaran matematika khususnya di SD cenderung sebagai pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Siswa cenderung pasif dan hanya
menerima apa yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran dapat diamati mengenai siswa dalam
mengikuti pembelajaran, baik tingkat pemahaman, penguasaan materi, maupun hasil belajarnya. Semakin tinggi tingkat pemahaman, penguasaan
materi serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Namun pada kenyataannya dalam proses belajar mengajar di
SDN I Sentono mengalami permasalahan baik dari guru,siswa dan sarana atau alat peraga. Dari guru permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya
pengalaman dan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif, setiap hari hanya menggunakan metode ceramah dan tugas saja karena guru masih mengalami
commit to user
2
kesulitan dalam mengaplikasikan metode yang inovatif. Disamping rasa malas, kreatifitas guru juga masih sangat kurang dalam menciptakan
pembelajaran yang ideal. Alat peraga dan sarana penunjang masih belum mencukupi sehingga tidak semua pembelajaran menggunakan alat peraga.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas IV di SDN 1 Sentono Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten dalam menerima pembelajaran
matematika masih mengalami kesulitan bahkan dari hasil observasi yang dilakukan dengan guru kelas terhadap hasil ujian akhir semester, ternyata
bidang studi matematika memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan bidang studi yang lain. Bahkan setelah dicoba pada siswa kelas
IV untuk mengerjakan lima soal cerita, dari 20 siswa yang mengerjakan hanya 9 orang siswa yang memperoleh nilai tuntas. Rendahnya nilai disebabkan oleh
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pecahan khususnya bentuk cerita karena kurangnya pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal yang
berbentuk cerita tersebut, sehingga mengakibatkan ketidak tuntasan dalam pembelajarannya. Sedangkan nilai ketuntasannya 65 hanya 45 yang tuntas,
siswa yang lain tidak tuntas 55 . Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa di SDN 1 Sentono
terhadap materi bidang studi Matematika masih rendah terutama penguasaan dalam menyelesaikan soal-soal matematika khususnya pecahan yang
berbentuk cerita. Menyelesaikan soal-soal matematika dalam bentuk cerita bagi siswa tidaklah semudah menyelesaikan soal-soal bentuk hitung biasa
karena membutuhkan pemahaman yang lebih dalam mengerjakanya. Dalam soal-soal matematika bentuk cerita sebelum menyelesaikannya terlebih dahulu
perlu diubah ke model matematika. Penyelesaian soal-soal matematika bentuk cerita memerlukan berbagai keterampilan dan pemahaman yang tidak hanya
membutuhkan kemampuan operasional tetapi juga pemahaman mengenai soal atau masalah yang ditanyakan.
Salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan diatas yaitu Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, karena dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan. Metode STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan,
commit to user
3
buat kelompok heterogen 4-5 orang, diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model yang baik untuk melatih siswa dalam menguasai konsep, memecahkan
masalah melalui proses memberi kesempatan berpikir dan berinteraksi sosial serta dapat meningkatkan kreatifitas, membina berkemampuan berkomunikasi
dan terampil berbahasa. Beberapa kelebihan dari metode STAD antara lain : a Siswa dan guru mendapatkan kemudahan untuk memahami materi
pelajaran; b Siswa secara kooperatif dapat menyelesaikan pokok-pokok materi yang dipelajari; c Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan
adanya kerja sama semua unsur yang ada dalam kelas; d Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi dan menyelesaikan tugas.
Atas dasar itu, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada Siswa
Kelas IV SDN 1 Sentono Klaten Tahun Ajaran 20102011.
B. Rumusan Masalah