Deskripsi Siklus I DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

commit to user 44

2. Deskripsi Siklus I

Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1 Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan antara lain adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian didiskusikan dengan guru kelas IV. Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah belajar kelompok dengan metode STAD untuk menyelesaikan beberapa soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan . Pelaksanaan tindakan siklus I disepakati oleh peneliti dan guru kelas IV untuk dilaksanakan menjadi dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya 3 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2011 dan hari Jumat tanggal 25 Maret 2011. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi penjumlahan pecahan terutama dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD sebagai berikut : a Memilih Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pokok bahasan pecahan. b Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Rencana Pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan 3 jam pelajaran atau 3 x 35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 25 dan 28 Maret 2011. Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, dan sistem penilaian. c Menyusun Lembar Kerja Kelompok d Menyusun lembar evaluasi e Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran berupa kertas berlipat. commit to user 45 f Membuat lembar pedoman observasi siswa dan observasi kinerja guru g Membentuk Kelompok Belajar Sebelum dilaksanakan pembelajaran terlebih dahulu guru membagi 20 siswa menjadi 4 tim yang terdiri dari 5 siswa yang heterogen. Pembagian kelompok ini berdasarkan pada prestasi belajar siswa dan jenis kelamin. Sehingga dalam satu kelompok terdapat seorang siswa yang berprestasi tinggi dan seorang siswa yang berprestasi rendah, sedangkan sisanya adalah siswa yang berprestasi sedang atau menengah. h Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana pendukung yang disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan Buku sumber belajar Buku pelajaran Matematika kelas IV. 2 Pelaksanaan Tindakan Dalam siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan pertemuan kedua membahas tentang penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama yang diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal cerita. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a Pertemuan Pertama Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah Tahap penyampaian materi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian apersepsi. Sedangkan pada kegiatan inti meliputi: Eksplorasi terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu tahap pembagian tim, tahap presentasi dari guru, dan tahap kerja kelompok, Tahap pembagian tim: guru membagi 20 siswa menjadi 4 tim secara heterogen campuran menurut tinggi rendah prestasi siswa dan jenis kelamin.Tahap presentasi dari guru dilakukan guru secara klasikal, kegiatannya adalah: Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama commit to user 46 dan cara menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan berbentuk soal cerita. Guru memperagakan menggunakan kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut sama, kemudian guru membagikan lembar contoh penjumlahan pecahan, lalu guru menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan memperagakan menggunakan kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan, kemudian guru menjelaskan cara mengidentifikasi masalah yang terdapat pada soal cerita, mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika sederhana sehingga ketepatan dalam menentukan hasil akhir. Elaborasi, tahap kerja kelompok, kegiatannya antara lain: guru menjelaskan kepada setiap tim dalam mengerjakan tugasnya, setiap tim diberi lembar kerja kelompok sebagai bahan yang dipelajari kemudian tim mengerjakan soal cerita pecahan tersebut dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap kerja kelompok kegiatannya adalah setiap kelompok STAD diberi lembar soal sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling berdiskusi mengenai bagaimana cara menyelesaikan soal cerita pecahan tersebut, setiap tim mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh guru dengan benar. Dalam kerja kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas dan membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil diskusi atau lembar kerja siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam membimbing siswa selama diskusi berlangsung, guru bersama siswa membahas hasil diskusi menyelesaikan soal cerita penjumlahan pecahan. Konfirmasi, guru memberi penguatan berupa tepuk tangan dan bintang kepada masing-masing tim karena telah melakukan pembelajaran dengan baik. Kegiatan penutup adalah melaksanakan kuis atau evaluasi secara individu. Setelah kuis selesai dan diperoleh hasil nilai kelompok maka guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai terbanyak. b Pertemuan kedua Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal di sini adalah Tahap commit to user 47 penyampaian materi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian apersepsi yang dilakukan adalah siswa diajak pada satu hal yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari tentang pecahan serta mengulang kembali materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama Sedangkan pada kegiatan inti meliputi: Eksplorasi terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu tahap pembagian tim, tahap presentasi dari guru, dan tahap kerja kelompok, Tahap pembagian tim, guru membagi 20 siswa menjadi 4 tim secara heterogen campuran menurut tinggi rendah prestasi siswa dan jenis kelamin. Tahap presentasi dari guru dilakukan guru secara klasikal, kegiatannya adalah: Guru mempresentasikan atau menjelaskan secara singkat tentang penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dan cara menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan soal cerita. Guru memperagakan menggunakan kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama, kemudian guru membagikan lembar contoh penjumlahan pecahan dan menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan untuk memperagakan menggunakan kertas berlipat untuk memudahkan dalam menjumlahkan pecahan, kemudian guru menjelaskan cara mengidentifikasi masalah yang terdapat pada soal cerita, mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika sederhana sehingga ketepatan dalam menentukan hasil akhir. Elaborasi, tahap kerja kelompok, kegiatannya antara lain: guru menjelaskan kepada setiap tim dalam mengerjakan tugasnya, setiap tim diberi lembar kerja kelompok sebagai bahan yang dipelajari kemudian tim mengerjakan soal cerita pecahan tersebut dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap kerja kelompok kegiatannya adalah setiap kelompok STAD diberi lembar soal sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling berdiskusi mengenai bagaimana cara menyelesaikan soal cerita pecahan, setiap tim mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh guru dengan benar. Dalam kerja kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas dan membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil diskusi atau lembar kerja commit to user 48 siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam membimbing siswa selama diskusi berlangsung, guru bersama siswa membahas hasil diskusi menyelesaikan soal cerita penjumlahan pecahan. Konfirmasi, guru memberi penguatan berupa tepuk tangan dan bintang kepada masing-masing tim karena telah melakukan pembelajaran dengan baik kemudian guru menekankan kembali materi yang telah disampaikan, guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. Kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, tahap tes individual diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah dibahas, kemudian guru memberikan evaluasi kepada siswa secara individu, tahap perhitungan skor perkembangan individu tahap ini didasarkan pada nilai hasil evaluasi pada tes awal dan evaluasi siklus I, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. Berdasarkan hasil nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SDN 1 Sentono Karangdowo dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siklus I pertemuan pertama dan kedua diperoleh nilai rata-rata yang dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 91 dapat dibuat tabel 3 distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 3. Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Siklus 1 No Interval Frekuensi Persentase 1 41-50 3 15 2 51-60 2 10 3 61-70 6 30 4 71-80 8 40 5 81-90 1 5 Jumlah 20 100 commit to user 49 Berdasarkan tabel 3 di atas maka hasil nilai rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siklus 1 digambarkan seperti pada gambar 4 berikut : Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan SiswaMenyelesaikan Soal Cerita Pecahan Siklus I Dari hasil analisis tabel frekuensi kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai interval antara 41-50 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15, nilai interval antara 51-60 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15, nilai interval antara 61-70 sebanyak 6 siswa dengan prosentase 35, nilai interval antara 71-80 sebanyak 8 siswa dengan prosentase 40 dan nilai interval antara 81-90 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5. Dari hasil evaluasi siklus I yang dilakukan pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua maka dapat diketahui bahwa pada siklus I kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan terutama tentang penjumlahan pecahan masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari penelitian siklus I diperoleh data rata-rata kelas 66,25, ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 70 atau 14 siswa mencapai batas nilai KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 30 atau 6 siswa. 3 Observasi Dalam pengamatan ini, peneliti meminta bantuan guru kelas IV yang bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil gambar foto. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku paling belakang untuk 3 2 6 8 1 15 10 30 40 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 F r e k u e n s i Interval Nilai Siklus I commit to user 50 mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman observasi yang telah dibuat. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran dan tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran mengenai kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut : a Observasi aktivitas siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I dengan kriteria yang dinilai adalah Tanggung jawab, Kerjasama siswa dan Ketepatan menjawab. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 87 dapat dibuat tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No Keterangan Siklus Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Total Skor 22,4 24,8 2 Rata-rata Skor 5,6 6,2 3 Rata-rata skor siklus 1 5,9 Berdasarkan tabel 10 dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 5,6 dalam kategori masih kurang baik dari rata-rata aspek tanggung jawab, ketepatan menjawab dan kerjasama. Sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 6,2 dengan kategori baik. Nilai rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 5,9 dengan kategori kurang baik. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain: a. Keseriusan dalam aktivitas yang dilakukan siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang masih belum aktif dalam kelompoknya dan hanya berdiam saja hanya mengandalkan temannya yang pintar karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini commit to user 51 pembagian siswa berdasarkan prestasi sehingga siswa yang merasa prestasinya kurang tidak aktif. b. Siswa yang merasa pintar dalam timnya masih ada beberapa yang mendominasi dalam timnya sehingga siswa lain merasa mengandalkan siswa yang pintar c. Kemampuan siswa dalam berbagi kepada sesama timnya masih kurang, d. Pada saat tim melakukan presentasi, tim lain ada yang ramai dan tidak memperhatikan. e. Siswa belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat pada saat siswa diminta membentuk kelompok belum secara cepat terbentuk dengan baik, apalagi tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok diskusi. Ada kesan kurang siap dan banyak yang kurang bersemangat belajar. b Observasi kinerja guru Pada kegiatan observasi, selain observer mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari aktivitas kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus I nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,25 dengan kategori kurang baik. Hasil observasi aktivitas guru siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 93 dapat dibuat tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I No Keterangan Siklus Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Rata-rata Skor 3,10 3,40 2. Rata-rata skor siklus 1 3,25 Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran antara lain: a. Guru kurang jelas memberikan penjelasan tentang langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran sebagai gambaran sehingga siswa merasa bingung. commit to user 52 b. Guru kurang memberi bimbingan pada semua tim agar mau bekerja sama dengan anggota lain sehingga hasil yang diperolehpun kurang maksimal sehingga siswa yang lebih pintar mendominasi dalam tim. c. Guru tidak memberikan kesempatan kepada semua tim untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan tim lain tidak menanggapi hasil diskusi dari tim lain agar mendapat timbal balik dari tim yang lain. d. Guru kurang mengatur waktu pembelajaran supaya lebih efisien lagi sehingga siswa tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal evaluasi. 4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa pada umumnya belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Kurangnya bersemangat dan tidak termotivasi siswa dalam belajar dan mengikuti kegiatan yang diperintahkan guru, dan jarangnya siswa bertanya pada guru saat kegiatan belajar seperti mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya hal-hal tersebut. Untuk menindaklanjutinya maka pada pembelajaran soal cerita pecahan perlu ditekankan kepada siswa maupun kelompok diskusi mengenai pentingnya pemanfaatan waktu. Oleh sebab itu, pada pembelajaran berikutnya pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri sebelum mengidentifikasi soal cerita dengan baik. Pada siklus I didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya 70, sehingga masih belum mencapai target penelitian 80. Dengan belum tercapainya target ketuntasan minimal maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TLOMPAKAN III KECAMATAN TUNTANG TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 205

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 1 53

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Melalui Penerapan Model Pembelajaran The Power Of Two Pada Siswa Kelas IV SDN Tirtoyoso No. 111 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITATENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 KRAKAL TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Sondakan No.11 Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS IV SDN KENEP 01 TAHUN AJARAN 201/2012.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 01 MACANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 80