commit to user 53
Di antara jenis pupuk kandang, pupuk kotoran sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk kotoran sapi dapat
memberikan beberapa manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan
struktur tanah,
meningkatkan porositas,
aerase dan
komposisi mikroorganisme tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya serap
air yang lebih lama pada tanah. Tingginya kadar C dalam pupuk kotoran sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan
pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi
bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kotoran sapi harus dilakukan
pengomposan dengan rasio CN di bawah 20 Hartatik dan Widowati, 2010. Penggunaan pupuk kimia masih memberikan hasil yang lebih baik
karena pupuk kandang baru pertama kali diaplikasikan. Namun penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dapat menyebabkan penurunan kualitas
tanah yang akan berdampak pada pertumbuhan tanaman di dalam jangka panjang, sedangkan penggunaan pupuk organik dalam hal ini pupuk kotoran
sapi, dalam jangka panjangnya akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah, sehingga perlahan-lahan struktur tanah akan kembali ke
bentuk semula dan tanah menjadi lebih subur.
B. Jumlah Bunga Betina
Penghitungan jumlah bunga betina dilakukan pada saat satu minggu sebelum panen, dimana pada saat itu sudah menunjukkan kemunculan bunga
pada setiap ruasnya. Tanaman ketimun Cucumis sativus memiliki bunga berbentuk terompet, warna kuning, dan berumah satu. Bunga betina
mempunyai bakal buah yang membengkak, terletak di bawah mahkota bunga. Pada bunga jantan tidak terdapat bagian yang membengkak, sehingga dalam
pemilihan tetua, jumlah bunga betina per pohon terbanyak yang terpilih Sumpena et al. 1992.
commit to user 54
Tujuan dari penghitungan bunga betina adalah untuk memprediksi seberapa banyak buah ketimun yang nantinya akan dihasilkan dalam suatu
tanaman. Bunga muncul pada setiap ruas-ruas ketiak daun, terkadang bunga yang muncul dalam satu ruas lebih dari satu, sehingga perlu dilakukan
penjarangan bunga. Tujuan dari penjarangan ini sama seperti pada pemangkasan daun, yaitu untuk meningkatkan produktivitas tanaman ketimun
itu sendiri. Pemangkasan bunga pada ketiak daun pertama hingga ke lima tidak
dilakukan dalam penelitian ini, namun hanya sebatas penjarangan saja. Hal ini mengacu pada penelitian terdahulu, dimana pemangkasan pada bunga
lebih bertujuan untuk mengatur tata letak buah, namun jika pemangkasan terlalu tinggi dapat menurunkan panjang buah. Selain itu tanpa atau dengan
perlakuan pemangkasan meskipun dosis pupuk ZA ditingkatkan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah buah ketimun per
tanaman Idris, 2004. Tabel 4.2 Rerata jumlah bunga betina
Perlakuan Rerata
A 30 kgHa pupuk kimia ponska pola petani B 40 tonHa granular
C 35 tonHa serbuk + 5 tonHa granular D 30 tonHa serbuk + 10 tonHa granular
E 25 tonHa serbuk + 15 tonHa granular F 20 tonHa serbuk + 20 tonHa granular
G 15 tonHa serbuk + 25 tonHa granular H 10 tonHa serbuk + 30 tonHa granular
I 5 tonHa serbuk + 35 tonHa granular J 40 tonHa serbuk
6.33
a
7.00
a
4.17
a
6.17
a
4.83
a
7.83
a
7.67
a
5.50
a
8.00
a
7.50
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata menurut uji Duncan taraf 5.
Berdasarkan analisis ragam terhadap jumlah bunga betina menunjukkan bahwa bentuk pupuk dan dosisnya tidak memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap jumlah bunga betina yang dihasilkan. Secara aktual pun jumlah bunga hampir merata, yaitu berada pada kisaran 6-7 bunga
betina per tanaman.
commit to user 55
Ketersediaan unsur hara, air dan cahaya matahari yang baik pada tanaman akan memperlancar proses fotosintesis. Fotosintesis akan
menghasilkan fotosintat yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan untuk pembentukan bunga, biji dan buah. Kemunculan bunga terbanyak ditemukan
pada perlakuan 5 tonHa pupuk serbuk yang dikombinasikan dengan 35 tonHa pupuk granular. Sedangkan kemunculan bunga paling sedikit
ditunjukkan pada perlakuan 35 tonHa pupuk serbuk yang dikombinasikan dengan 5 tonHa pupuk granular. Hal tersebut dapat terjadi karena asupan
unsur hara pada saat tanaman muncul bunga sangat sedikit, karena hanya memperoleh 70 dari jumlah pupuk granular yang diberikan.
Meskipun tidak berbeda nyata, namun dapat dilihat bahwa perlakuan dengan menggunakan pupuk kimia ponska tidak memberikan hasil bunga
betina yang tertinggi. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan pupuk organik kotoran sapi pun dapat merangsang
pembungaan dan menghasilkan bunga betina yang lebih banyak. Perbedaan yang tidak nyata pada jumlah bunga betina ini
dimungkinkan karena sebelum tanaman muncul bunga intensitas hujan cukup tinggi, sehingga meskipun cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap
pembentukan bunga betina, dimana panjang penyinaran matahari yang kurang dari 12 jam dapat setiap hari dengan intensitas cahaya rendah maka tanaman
ketimun lebih banyak membentuk bunga betina Cahyono, 2003. Namun jika intensitas cahaya matahari terlalu sedikit dan hujan lebat terus menerus
turun, maka hal tersebut dapat menyebabkan kerontokan pada bunga betina, sehingga hasil yang diperoleh tidak menunjukkan beda nyata.
Ketimun tidak tahan terhadap hujan yang lebat. Tanaman dapat berhasil dengan baik pada tanah lempung yang subur dan kelembabannya
cukup. Produksi buah sangat baik pada tanah lempung berpasir, diberi pupuk organik, iklim panas, pH tanah optimum 6-7; tanaman peka terhadap
genangan air. Saat tanam yang baik pada akhir musim hujan atau musim kemarau Sastrahidayat, 1991.
commit to user 56
C. Umur Panen