commit to user 59
E. Berat Buah per Tanaman
Variabel berat buah per tanaman dihitung dengan cara menghitung berat total buah dalam satu tanaman selama masa pemanenan. Berat buah per
tanaman ini dilakukan untuk mengetahui hasil produksi optimum yang dapat dihasilkan oleh satu tanaman ketimun dalam satu kali masa tanam.
Berat buah per tanaman sangat dipengaruhi oleh laju fotosintesis, proses fotosintesis sangat mempengaruhi hasil fotosintat. Apabila
ketersediaan air, unsur hara atau cahaya matahari berkurang, maka akan mempengaruhi laju fotosintesis yang kemudian akan mengakibatkan
menurunnya produksi suatu tanaman Gardner et al, 1991. Tabel 4.5 Rerata berat buah per tanaman gram
Perlakuan Rerata
A 30 kgHa pupuk kimia ponska pola petani B 40 tonHa granular
C 35 tonHa serbuk + 5 tonHa granular D 30 tonHa serbuk + 10 tonHa granular
E 25 tonHa serbuk + 15 tonHa granular F 20 tonHa serbuk + 20 tonHa granular
G 15 tonHa serbuk + 25 tonHa granular H 10 tonHa serbuk + 30 tonHa granular
I 5 tonHa serbuk + 35 tonHa granular J 40 tonHa serbuk
744.17
a
515.00
a
415.00
a
587.5
a
525.00
a
633.33
a
680.83
a
650.00
a
485.00
a
579.17
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata menurut uji Duncan taraf 5.
Berdasarkan analisis ragam terhadap berat buah per tanaman, tidak ditemukan adanya beda nyata, artinya seluruh perlakuan memberikan respon
yang hampir sama dalam menghasilkan buah per tanamannya. Meskipun demikian jika dilihat secara aktual terdapat perbedaan berat buah per
tanaman. Berat buah per tanaman tertinggi ditemukan pada kontrol petani yaitu seberat 744.17 gram per tanaman sedangkan untuk pemberian pupuk
organik kotoran sapi, hasil tertinggi ditemukan pada perlakuan 15 tonHa pupuk serbuk dengan 25 tonHa pupuk granular yang memiliki berat 680.83
gram.
commit to user 60
Hasil tersebut jika dikonversikan ke dalam satuan Ha dengan jumlah tanaman per Ha sebanyak 25.000 tanaman, maka tanaman ketimun tersebut
dapat menghasilkan produksi sebesar 18,6 tonHa dan 17.02 tonHa. Hal ini hampir mendekati produksi ideal ketimun. Produksi ketimun di Indonesia
masih sangat rendah, yaitu 3.5 tonHa sampai 4.8 tonHa, padahal produksi ketimun bisa mencapai 20 tonHa. Budidaya ketimun dalam skala produksi
tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman ketimun di tanam hanya sebagai tanaman selingan Warintek, 2006.
Sedangkan berat buah per tanaman terkecil terdapat pada perlakuan C yaitu 415 gram per tanaman. Berat tersebut jika dikonversikan ke dalam
hektare maka akan menghasilkan produksi sebanyak 10.375 tonHa, berat ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan produksi ketimun di Indonesia
yang diaplikasikan sebagai tanaman sela. Pupuk organik dengan kandungan nutrisi yang memadai sangat
diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dengan normal dan berkembang dengan baik seperti jika dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk
anorganik seperti NPK. Dengan demikian penggunaan pupuk organik ternyata mampu menggantikan peran pupuk anorganik. Hal ini dapat
menghilangkan anggapan bahwa pupuk organik akan melepaskan nutrisinya hingga mampu diserap tanaman dalam waktu yang lama, karena dalam
percobaan kali ini, pelepasan nutrisi dari pupuk organik tidaklah lambat Akanbi et al, 2010.
F. Jumlah Buah per Tanaman