commit to user 43
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juni 2011. Bertempat di Dusun Blancir, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Barat dengan koordinat 7°2353 LS 110°2437 BT dan ketinggian 1450 mdpl, tanah di daerah ini berjenis tanah andosol. Serta di
Laboratorium
Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman EMPT Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih ketimun varietas Hercules, pupuk kotoran sapi bentuk serbuk, pupuk kotoran sapi bentuk
granular, mulsa, ajir. Alat yang digunakan yaitu penggaris, timbangan, jangka sorong, beker
glass, dan oven.
C. Cara Kerja Penelitian
Rancangan Penelitian Tabel 3.1 Paket perlakuan Rancangan Acak Lengkap dosis pupuk
Perlakuan Keterangan
A B
C
D E
F G
H I
J 30 kgHa pupuk kimia ponska pola petani
40 tonHa pupuk kotoran sapi bentuk granular 35 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 5 tonHa pupuk
kotoran sapi bentuk granular 30 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 10 tonHa
pupuk kotoran sapi bentuk granular 25 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 15 tonHa
pupuk kotoran sapi bentuk granular 20 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 20 tonHa
pupuk kotoran sapi bentuk granular 15 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 25 tonHa
pupuk kotoran sapi bentuk granular 10 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 30 tonHa
pupuk kotoran sapi bentuk granular 5 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dan 35 tonHa pupuk
kotoran sapi bentuk granular 40 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk
commit to user 44
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL terdiri dari 10 perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga
diperoleh 30 unit percobaan. Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Pupuk Pupuk yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari dua
jenis, yaitu : 1 Pupuk kotoran sapi serbuk
Pupuk kotoran sapi serbuk berasal dari kotoran sapi dan rumput gajah yang sudah mengering dicampur dengan kapur dan bakteri
EM4 kemudian di fermentasi selama 4 minggu. Setelah terfermentasi maka semua bahan tersebut digiling sampai menjadi
serbuk halus. 2 Pupuk kotoran sapi bentuk granular
Pupuk kotoran sapi bentuk granular berasal dari pupuk kotoran sapi serbuk yang diolah kembali hingga membentuk bulatan-bulatan
kecil. Pada dasarnya komposisi keduanya sama, yang membedakan hanyalah kandungan air dan bentuknya. Di sini,
pupuk dibuat dengan bentuk granular agar unsur-unsurnya tidak mudah hilang, karena terikat dengan air.
Pesiapan Benih Benih yang digunakan yaitu benih ketimun varietas Hercules.
Benih diseleksi dengan cara memilih benih yang mengkilap, tidak cacat dan bernas. Benih ketimun tersebut selanjutnya dapat langsung
ditanam di lapang, tanpa melalui tahap persemaian, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi stagnasi yaitu keadaan dimana kondisi
pertumbuhan tanaman terhenti sehingga perkembangannya terhambat. Pengolahan Lahan
Lahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah lahan yang sudah tidak digunakan selama delapan kali masa tanam, sehingga
commit to user 45
sangat baik untuk penelitian pengaruh penggunaan pupuk. Namun demikian, karena lahan tersebut sudah tidak pernah diolah, maka tanah
menjadi keras dan banyak ditumbuhi gulma. Oleh karena itu pengolahan lahan dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama
untuk menggemburkan tanah dan menghilangkan gulma yang ada. Pada pengolahan lahan pertama, dilakukan dengan pencangkulan
dengan kedalaman 30 cm menggunakan cangkul agar tanah terbalik dan akar-akar gulma tercabut.
Sedangkan pengolahan
lahan kedua
bertujuan untuk
menciptakan kondisi tanah yang memiliki aerasi dan drainase yang baik. Untuk itu tanah dibuat bedengan dengan panjang 3 meter, lebar
1 meter, dan tinggi 30 cm dengan lebar parit antar bedengan 30 cm dan jarak antar ulangan 1,5 meter.
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah bedengan selesai dibuat. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara membuat lubang
dengan kedalaman 10 cm dengan jumlah 12 lubang per perlakuan, disesuaikan dengan jarak tanam 50x50 cm. Selanjutnya pupuk
dimasukkan ke dalam lubang tersebut sesuai dosis perlakuan dan ditutup kembali dengan tanah.
Tahap pengolahan lahan berikutnya yaitu pemasangan mulsa. Mulsa yang digunakan yaitu berupa mulsa plastik hitam perak
MPHP. Pemulsaan berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi intensitas gulma, serta mengendalikan organisme
pengganggu tanaman. Mulsa tersebut dilubangi dengan jarak 50x50 cm, berguna sebagai tempat tumbuh tanaman ketimun.
Penanaman Penanaman dilakukan setelah lahan selesai diolah serta telah
terbentuk petak-petak penelitian berpola persegi panjang dengan jarak tanam 50x50 cm. Penanaman dilakukan pada pagi hari. Benih ketimun
yang sudah diseleksi dapat ditanam langsung dengan cara ditancapkan ke dalam lubang-lubang tanam yang telah dibuat. Agar benih dapat
commit to user 46
tumbuh dengan baik, maka perlu memperhatikan peletakan benihnya. Benih ketimun yang terdapat titik tumbuh yang secara visual ditandai
dengan bentuknya yang lancip harus berada di bawah dan tertancap di dalam tanah. Benih ditancap sedalam ½ bagiannya kemudian ditutup
dengan tanah setebal 1 cm agar benih tidak hilang saat terkena hujan atau saat dilakukan penyiraman.
Perlakuan Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan yang ada.
Pemberian pupuk pada perlakuan diberikan secara bertahap, yaitu berupa pemberian pupuk dasar dan pemberian pupuk susulan.
Pupuk dasar diberikan satu minggu sebelum penanaman. Pupuk dasar berupa pupuk kotoran sapi bentuk serbuk sebanyak 100 dari
dosis pada perlakuan dan pupuk kotoran sapi bentuk granular sebesar 30 dari keseluruhan dosis pada perlakuan. Kedua pupuk tersebut
diberikan dengan cara memasukkannya ke dalam lubang yang telah dibuat dengan kedalaman 10 cm dengan jumlah 12 lubang per
bedengan, setelah itu tanah dibalik agar pupuk tidak terkikis. Pemupukan susulan dilakukan saat 75 dari tanaman di setiap
petak perlakuan mulai muncul bunga, pemupukan berupa pemberian pupuk kotoran sapi bentuk granular yang diberikan dengan cara
menaburkan pupuk di setiap lubang tanam sebanyak 70 dari keseluruhan dosis perlakuan.
Pemeliharaan 1 Pengajiran
Pengajiran dilakukan pada saat tanaman berumur 12HST hari setelah tanam agar tanaman ketimun dapat merambat dan
berdiri dengan tegak. Pengajiran dilakukan saat tanaman masih kecil agar akar tanaman tidak rusak dan tanaman tetap dapat
merambat dengan baik.
commit to user 47
Agar tanaman dapat tetap berdiri kokoh, maka dilakukan pula penalian antara batang tanaman dengan ajir. Penalian ini
dilakukan setiap tiga hari sekali pada setiap ruas-ruas batang tanaman.
2 Penyiangan Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan serta saat
melakukan pengikatan batang tanaman. Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan lain yang tumbuh di sekitar tanaman
ketimun secara hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman
sebaiknya tidak dilakukan. Penggunaan mulsa dapat mengurangi gangguan gulma sehingga frekwensi penyiangan juga menjadi
lebih sedikit. 3 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan tunas sampingtunas lateral pertama sampai kelima saat 3 minggu setelah tanam, atau saat tanaman
telah muncul tunas samping. Menurut Edmond et al. 1975 pertumbuhan dan produksi tanaman ketimun dapat lebih baik
dengan melakukan pemangkasan terhadap cabang atau tunas samping.
4 Penjarangan buah penjarangan buah bertujuan untuk meningkatkan kualitas
buah yang dihasilkan. Penjarangan dilakukan pada setiap ruas ketiak daun dan hanya disisakan satu buah saja per ruas.
5 Pemupukan susulan Pemupukan diberikan saat tanaman mulai muncul bunga
sebanyak 75 dengan jumlah sesuai dosis perlakuan yang telah ditentukan.
6 Pengairan dan Penyiraman Pada saat penelitian berlangsung, hujan turun cukup lebat
sehingga penyiraman tidak perlu dilakukan.
commit to user 48
7 Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dalam penelitian kali ini
hanya dilakukan secara manual yaitu dengan cara mengambil hama yang menyerang tanaman secara langsung serta membuang bagian
tanaman yang terserang penyakit agar tidak menular ke bagian tanaman yang lain. Hama yang menyerang diantaranya yaitu
belalang, ulat grayak dan siput, keberadaan hama-hama tersebut relatif sedikit sehingga dapat dikendalikan dengan cara mekanik,
yaitu diambil secara langsung. Sedangkan penyakit yang muncul yaitu busuk ujung buah
yang memiliki ciri-ciri muncul bercak cekung kecil berwarna coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran
sepusat. Warna bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak. Penyakit lain yang ditemukan yaitu penyakit layu
fusarium yang ditandai tanaman tersebut menjadi layu setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, sore hari mungkin masih
dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati.
8 Panen Pemanenan dilakukan pertama kali saat ketimun berumur 8
MST. Buah ketimun dipanen dengan interval 3 hari sampai 4 kali panen.
Variabel Pengamatan a. Tinggi Tanaman
Mengukur tinggi tanaman yang diwakili oleh pengukuran panjang batang utama, diukur mulai dari buku pertama pada tanaman sampai
dengan titik tumbuh, pengukuran menggunakan tali raffia yang kemudian dikonversikan menggunakan meteran. Pengukuran
dilakukan setiap satu minggu sekali untuk mengetahui tingkat kecepatan pertumbuhan tanaman ketimun.
commit to user 49
b. Jumlah Bunga Betina Menghitung jumlah bunga betina dalam satu tanaman ketimun.
Penghitungan dilakukan satu minggu sebelum panen pertama. Bunga betina dicirikan dengan adanya bakal buah pada pangkal bunga.
Tujuan dari variabel pengamatan jumlah bunga betina yaitu untuk memprediksi hasil produksi buah per tanaman.
c. Umur Panen Menghitung umur tanaman ketimun dari saat ditanam hingga tanaman
ketimun menunjukkan kriteria panen untuk kebutuhan konsumsi, ciri buah yang sudah dapat dipanen yaitu buah yang bernas dan berwarna
mengkilap. d. Frekwensi Panen
Panen dilakukan setiap 3 hari sekali sejak 8 MST hingga terlihat adanya penurunan jumlah produksi, frekwensi panen ini digunakan
untuk mengetahui banyaknya buah yang dapat dipanen dalam satu kali masa tanam.
e. Berat Buah per Tanaman Menghitung berat total buah yang dihasilkan dalam satu tanaman dari
awal panen hingga panen terakhir yaitu sebanyak 4 kali panen. f. Jumlah Buah per Tanaman
Jumlah buah dihitung dari jumlah buah yang dihasilkan pada satu tanaman pada satu kali masa tanam. Besarannya dapat ditentukan
dengan menggunakan satuan buahtanaman. g. Berat Rata-rata Buah
Buah ditimbang untuk mengetahui rata-rata berat buah yang dihasilkan, perhitungan berat buah dilakukan dengan cara menimbang
buah yang dihasilkan per tanaman sampel, dapat ditentukan dengan satuan grambuah.
h. Diameter Buah Diameter buah diukur pada bagian tengah buah dengan menggunakan
jangka sorong.
commit to user 50
i. Panjang Buah Panjang buah dihitung menggunakan penggaris dengan cara mengukur
panjang buah menggunakan penggaris dari pangkal hingga ujungnya mengikuti lekukan buah.
j. Berat Brangkasan Segar Berat brangkasan segar dihitung segara setelah ketimun selesai
dipanen. Brangkasan segar meliputi seluruh bagian tanaman kecuali buah yang telah dipanen, sedangkan buah yang masih belum dipanen
tetap ikut ditimbang. k. Berat Brangkasan Kering
Berat brangkasan kering diperoleh dari berat brangkasan segar yang telah dioven hingga kering. Pengovenan dilakukan menggunakan
oven listrik dengan suhu 80
o
C hingga berat brangkasan mencapai nilai konstan.
Analisis Data Analisis hasil pengamatan dengan menggunakan Analysis of Varian
ANOVA berdasarkan uji F taraf 5 dan jika terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test DMRT taraf 5.
commit to user 51
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinggi Tanaman