commit to user 51
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 1 minggu sekali, dihitung sejak pertama kali tanam hingga saat pertama kali panen. Analisis terhadap
pertumbuhan tanaman ketimun dilakukan saat terakhir kali pengamatan tinggi tanaman, yaitu pada saat tanaman berumur 54 hari 8 MST. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan tali rafia yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan centimeter, penggunaan tali rafia bertujuan untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan, karena sifat batang ketimun yang memanjat dan terkadang melilit.
Tanaman ketimun yang sudah berumur ± 21 hari 3 MST, biasanya tumbuh rimbun dan berdaun sangat lebat. Daun-daun yang terlalu rimbun
akan menghasilkan vegetatif saja, sehingga bunga dan buah yang terbentuk cenderung menurun Rukmana, 1994. Pemangkasan dilakukan pada tunas
lateral pada ruas batang pertama hingga ke lima. Pemangkasan juga dilakukan terhadap tunas apikal tanaman ketimun saat tanaman ketimun
sudah mencapai tinggi ± 150 cm . Hal itu bertujuan agar pertumbuhan generatif tanaman dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tanaman. Tabel 4.1 Rerata tinggi tanaman ketimun saat 8 MST
Perlakuan Rerata
A 30 kgHa pupuk kimia ponska pola petani B 40 tonHa granular
C 35 tonHa serbuk + 5 tonHa granular D 30 tonHa serbuk + 10 tonHa granular
E 25 tonHa serbuk + 15 tonHa granular F 20 tonHa serbuk + 20 tonHa granular
G 15 tonHa serbuk + 25 tonHa granular H 10 tonHa serbuk + 30 tonHa granular
I 5 tonHa serbuk + 35 tonHa granular J 40 tonHa serbuk
144.83
d
128.75
cd
75.58
ab
99.75
bcd
120.58
bcd
101.00
bcd
84.91
abc
46.00
a
104.83
bcd
123.83
bcd
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata menurut uji Duncan taraf 5.
commit to user 52
Berdasarkan hasil analisis ragam, terlihat tanaman ketimun mempunyai tinggi tanaman yang berbeda nyata antara kontrol, penggunaan
100 pupuk granular, penggunaan 100 pupuk serbuk, serta berbagai macam kombinasi dosis dari pupuk serbuk dan pupuk granular. Hal tersebut
berarti bahwa pemberian perlakuan dosis dan bentuk pupuk berpengaruh sangat nyata dalam fase vegetatif yang diwakili oleh pertumbuhan tinggi
batang tanaman ketimun. Sesuai tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kontrol yang berupa perlakuan
petani dengan menggunakan pupuk kimia ponska sebanyak 30KgHa masih menunjukkan hasil pertumbuhan yang terbaik yaitu dapat mencapai tinggi
144,83 cm. Kemudian diikuti oleh penggunaan 100 pupuk granular dengan dosis 40 tonHa yang memiliki tinggi 128,75 cm dan 100 pupuk serbuk
dengan dosis 40 tonHa yang memiliki tinggi 123,83 cm. Sedangkan tinggi tanaman terendah ditemukan pada perlakuan 10 tonHa pupuk serbuk yang
dipadukan dengan 30 tonHa pupuk granular. Hal itu dapat disebabkan karena pada pupuk kotoran sapi tunggal,
yaitu pupuk bentuk serbuk saja atau pupuk bentuk granular saja akan meningkatkan efektivitas penyerapan unsur hara pada tanaman. Berbeda jika
kedua bentuk tersebut dikombinasikan, maka penyerapan unsur hara kurang optimal, karena pemberian pupuk yang tidak serentak dimana pupuk serbuk
diberikan seluruhnya pada saat sebelum ketimun di tanam dan pupuk granular diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada saat bersamaan dengan pupuk serbuk
sebanyak 30 dari keseluruhan dosis yang diberikan dan sisanya diberikan saat tanaman mulai muncul bunga, sehingga asupan unsur hara terhadap
tanaman akan berkurang. Pada perlakuan 10 tonHa pupuk serbuk yang dipadukan dengan 30
tonHa pupuk granular, pertumbuhannya sangat rendah, selain karena pengaruh pemberian pupuk, dimungkinkan juga karena ada tanaman yang
mengalami stagnasi. Stagnasi yaitu suatu keadaan dimana tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik atau dapat dikatakan dalam keadaan tetap stagnan.
commit to user 53
Di antara jenis pupuk kandang, pupuk kotoran sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk kotoran sapi dapat
memberikan beberapa manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan
struktur tanah,
meningkatkan porositas,
aerase dan
komposisi mikroorganisme tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya serap
air yang lebih lama pada tanah. Tingginya kadar C dalam pupuk kotoran sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan
pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi
bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kotoran sapi harus dilakukan
pengomposan dengan rasio CN di bawah 20 Hartatik dan Widowati, 2010. Penggunaan pupuk kimia masih memberikan hasil yang lebih baik
karena pupuk kandang baru pertama kali diaplikasikan. Namun penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dapat menyebabkan penurunan kualitas
tanah yang akan berdampak pada pertumbuhan tanaman di dalam jangka panjang, sedangkan penggunaan pupuk organik dalam hal ini pupuk kotoran
sapi, dalam jangka panjangnya akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah, sehingga perlahan-lahan struktur tanah akan kembali ke
bentuk semula dan tanah menjadi lebih subur.
B. Jumlah Bunga Betina