Umur Panen RESPON KETIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMBINASI DOSIS DAN MACAM BENTUK PUPUK KOTORAN SAPI DI GETASAN

commit to user 56

C. Umur Panen

Variabel pengamatan umur panen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan tanaman ketimun mulai dari penanaman hingga muncul buah yang siap untuk dipanen. Buah yang siap dipanen menunjukkan ciri yaitu buah bernas, mengkilap, hijau menyeluruh dan tidak terlalu tua. Umur panen merupakan indikator pertumbuhan yang dapat digunakan untuk mengukur ketersediaan unsur hara, air dan kelancaran transport pada tanaman. Ketersediaan unsur hara bagi tanaman selama pertumbuhan sangat diperlukan, karena ketersediaan unsur hara merupakan syarat utama dalam meningkatkan produksi tanaman. Penambahan unsur hara ini akan memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah yang menunjang pertumbuhan tanaman Sudjianto dan Krestiani, 2009. Tabel 4.3 Rerata umur panen HST Perlakuan Rerata A 30 kgHa pupuk kimia ponska pola petani B 40 tonHa granular C 35 tonHa serbuk + 5 tonHa granular D 30 tonHa serbuk + 10 tonHa granular E 25 tonHa serbuk + 15 tonHa granular F 20 tonHa serbuk + 20 tonHa granular G 15 tonHa serbuk + 25 tonHa granular H 10 tonHa serbuk + 30 tonHa granular I 5 tonHa serbuk + 35 tonHa granular J 40 tonHa serbuk 57 a 58 a 57 a 56 a 57 a 56 a 56 a 57 a 58 a 57.5 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata menurut uji Duncan taraf 5. Berdasarkan analisis ragam, pemberian pupuk kotoran sapi tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap umur panen. Semakin cepat umur panen berarti perlakuan tersebut memberikan dampak yang lebih baik, karena umur panen yang cepat menunjukkan pemasakan buah berjalan dengan baik, ini merupakan indikasi bahwa penyerapan unsur hara berjalan dengan baik pula. commit to user 57 Rata-rata umur panen dalam penelitian kali ini yaitu seluruh tanaman dapat dipanen dalam kisaran waktu 8 minggu setelah tanam MST. Waktu panen tercepat ditemukan pada tiga perlakuan, dimana masing-masing perlakuan memiliki waktu panen yaitu 56 hari setelah tanam HST. Ketiga perlakuan tersebut yaitu perlakuan 30 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk yang dikombinasikan dengan 10 tonHa pupuk kotoran sapi bentuk granular, 20 tonHa pupuk kandang serbuk yang digabung dengan 20 tonHa pupuk kotoran sapi bentuk granular, serta kombinasi dari 15 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dengan 25 tonHa pupuk kotoran sapi bentuk granular. Sedangkan perlakuan 40 tonHa pupuk kotoran sapi bentuk granular serta kombinasi 35 tonHa pupuk kotoran sapi serbuk dengan 5 tonHa pupuk kotoran sapi bentuk granular memerlukan rata-rata waktu panen yang paling lama yaitu dalam waktu 58 hari setelah tanam HST. Umur panen dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan unsur hara, pupuk organik akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu pemberian dan penanaman, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Pupuk organik akan terurai sempurna dalam waktu 1-2 bulan, sehingga menjadi tersedia bagi tanaman Novizan, 2005. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian kombinasi dari pupuk kotoran sapi bentuk serbuk dan pupuk kotoran sapi bentuk granular memberikan pengaruh yang baik dalam mempercepat masa panen karena pemberian pupuk kombinasi serbuk dan granular diberikan secara bertahap sehingga ketersediaan unsur hara bagi tanaman akan terus terpenuhi.

D. Frekwensi Panen