Sistem Pertanian Organik RESPON KETIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMBINASI DOSIS DAN MACAM BENTUK PUPUK KOTORAN SAPI DI GETASAN

commit to user 36

B. Sistem Pertanian Organik

Upaya pembudidayaan tanaman dengan pertanian organik merupakan usaha untuk mendapatkan bahan makanan tanpa penggunaan pupuk anorganik. Dengan sistem ini diharapkan tanaman dapat hidup tanpa ada masukan dari luar, sehingga dalam kehidupan tanaman terdapat suatu siklus hidup yang tertutup. Manfaat pupuk organik : 1. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara dengan lengkap N,P,K,Ca,Mg,S, serta hara mikro sehingga dapat meningkatkan kandungan nutrisi tanah. 2. Memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah, memperbaiki struktur tanah, tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar; 3. Meningkatkan daya menahan air, sehingga kemampuan tanah menyediakan air menjadi lebih banyak; 4. Permeabilitas daya serap air tanah menjadi lebih baik; 5. Meningkatkan kapasitas pertukaran kation, sehingga kemampuan mengikat kation menjadi tinggi, akibatnya apabila pupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci; 6. Memperbaiki kehidupan biologi tanah, karena ketersediaan nutrisi tanah lebih terjamin; 7. Meningkatkan daya sangga terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah; 8. Mengandung mikroba dalam jumlah cukup yang berperan dalam proses dekomposisi bahan organik; 9. Ramah lingkungan Kementan, 2010. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas diantara flora, fauna, dan manusia McDick, 1997. Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan Deptan, 2002. Pengembangan pertanian organik di beberapa negara mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut terjadi karena adanya kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan buah segar yang ditanam dengan pertanian commit to user 37 sistem organik organic farming system mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang menggunakan sistem pertanian anorganik Prihandarini, 1997. Pupuk organik yang baik dapat dibuat dari bahan yang mudah didapat seperti dari kotoran hewan ternak. Dalam pembuatannya, kotoran ternak dapat didekomposisi dengan menggunakan bahan pemacu mikroorganisme seperti stardec atau bahan sejenis, di tambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos seperti : serbuk gergaji, abu dan kalsitkapur. Kotoran sapi sebagai limbah usaha peternakan merupakan bahan pembuat kompos yang baik karena memiliki kandungan nitrogen dan potasium. Kualitas pupuk organik yang baik dapat diperoleh melalui proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktifitas biologis pada kondisi yang terkontrol Anonim, 2010. Pupuk organik apabila dilihat secara fisik ada dua macam yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat lebih umum digunakan karena berkaitan dengan ketersediaan dan cara penggunaannya. Pupuk organik termasuk padat termasuk pupuk yang kandungan unsur haranya dilepaskan secara perlahan-lahan. Pelepasan pupuk organik berbeda dengan pupuk kimia, pelepasan unsur hara organik akan semakin baik apabila dibantu dengan aktivitas mikroorganisme Isnaini, 2006. Bahan organik dan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas, jerami padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil, pupuk hijau, dan potongan leguminosa. Pupuk kandang dan sumber organik lainnya digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kadar bahan organik tanah, menyediakan hara mikro, dan mempebaiki struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah Mardalena, 2007. Data tentang penggunaan pupuk organik dan hayati sampai sekarang sulit diperoleh. Penyebabnya antara lain: 1. karena kebanyakan pupuk organik commit to user 38 dan pupuk hayati diproduksi oleh pengusaha kecil dan menengah, 2. pupuk organik banyak diproduksi in situ untuk digunakan sendiri, dan 3. jumlah penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati masih sangat terbatas. Pupuk organik komersial yang kebanyakan diproduksi ex situ dipakai untuk tanaman hias pot di kota-kota besar. Baru pada tahun-tahun terakhir ini perusahaan pupuk BUMN Pupuk Sriwijaya sudah mulai memproduksi pupuk organik. Penggunaan pupuk organik yang diproduksi secara in situ dilakukan pada tingkat usaha tani dengan menggunakan limbah pertanian ataupun limbah ternak yang ada di usaha tani yang bersangkutan. Beberapa perusahaan pertanian serta perkebunan seperti kelapa sawit, nanas, jamur merang mengolah limbahnya menjadi kompos untuk kebutuhan sendiri, sehingga dapat menekan biaya produksi Suriadikarta dan Simanungkalit, 2010.

C. Pupuk Organik