Ekonomi Pertanian a. Definisi Ekonomi Pertanian

commit to user 33 c Pada titik B, APP mencapai nilai maksimum, kurva MPP memotong APP dari atas MPP-APP, dan kurva TPP bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin dengan slope terbesar. d Pada titik C, TPP mencapai maksimum dan MPP bernilai nol. Gambar ini menunjukkan berlakunya Law of Dcminishing Return atau hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Hukum ini menyatakan hahwa : “Apabila faktor produksi yang dapat dirubah jumlahnya tenaga kerja terus menerus ditambah satu unit, pada mulanya produk total akan semakin bamyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertenu produksi tamhahan akan semakin berkurang dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun” Sukirno, 1996.

2. Ekonomi Pertanian a. Definisi Ekonomi Pertanian

Pertanian merupakan mata pencaharian sebagaian besar penduduk Indonesia yang merupakan negara agrikultur. Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut, suatu ilmu yang mempelajari dan membahas serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi yang diterapkan pada pertanian Daniel, 2002; 9. commit to user 34 Pengertian ekonomi pertanian yang demikian mempunyai arti ilmu pertanian bukan hanya mempelajari tentang bercocok tanam tetapi suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian, baik mengenai subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan. Ilmu ekonomi pertanian menjadi satu ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses pembangunan dan memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonomi pertanian mencakup analisis ekonomi dari proses teknis produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi, serta hubungan antara faktor produksi dan produksi itu sendiri. Dalam kebijakan pembangunan nasional, pembangunan pertanian merupakan langkah awal dan mendasar bagi pertumbuhan industri. Salah satu subsektor pertanian yang berkembang adalah subsektor perkebunan. b. Sejarah Ekonomi Pertanian Ilmu ekonomi pertanian merupakan cabang ilmu yang masih sangat muda. Ilmu ekonomi modern dianggap lahir dengan penerbitan buku Adam Smith yang berjudul Wealth of Nations pada tahun 1776 di Inggris, maka ilmu ekonomi pertanian dilahirkan awal abad ke-20 atau akhir abad ke-19 dengan terjadinya depresi pertanian pada tahun 1890. Di Amerika Serikat mata pelajaran Rural Economic pertama- tama diajarkan pada tahun 1892 di Universitas Ohio. Mata pelajaran commit to user 35 Economic of Agriculture mulai diberikan di Universitas Cornell pada tahun 1901 dan Farm Management pada tahun 1903. Tahun1910 beberapa universitas di Amerika Serikat sudah memberikan kuliah- kuliah yang teratur dalam Agricultural Economics. Di Indonesia, ilmu ekonomi pertanian baru dikembangkan mulai tahun 1950-an yang di pelopori oleh Prof. Sukanto Reksohadiprodjo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo, masing-masing dosen di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia Mubyarto, 1984;1. c. Fungsi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya dari ilmu ekonomi maupun ilmu pertanian itu sendiri. Dia bisa berada di awal atau sebelum ilmu pertanian, bisa seiring dan bisa juga sesudah. Semua fungsinya amat menentukan akan kemajuan pertanian. Ekonomi pertanian bukan sekedar gabungan antara ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian, tetapi mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian dan juga bagi ekonomi. Ilmu ekonomi pertanian mempelajari faktor sumber daya atau faktor produksi dilengkapi dengan permasalahan, potensi dan kebijakan serta kemitraan, kelembagaan dan faktor pendukung lainnya. Sebelum proses produksi atau usaha tani dijalankan baik dalam subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, commit to user 36 subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan perlu dilakukan perencanaan yang matang. Dalam pelaksanaan di lapangan, pertanian juga membutuhkan ilmu ekonomi pertanian, kalau pupuk diberikan sekian banyak, berapa hasil yang akan diterima, bila pupuk dikurangi atau ditambah berapa keuntungan yang akan diperoleh, begitu juga dengan pengaturan tenaga kerja dan obat-obatan. Di ekonomi pertanian, semua itu akan diperhitungkan dan dipelajari secara mendalam Daniel, 2002:6.

3. Perkebunan