commit to user 93
F  hitung    F  tabel,  maka  Ho  ditolak.  Hal  ini  berarti  secara  bersama- sama  faktor  luas  lahan,  tenaga  kerja,  jumlah  pupuk,  jumlah  bibit  dan
jenis  bibit  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  produksi tebu pada derajat signifikansi 5.
c   Koefisien determinasi
Koefisien  determinan pada  persamaan    jumlah  produksi
sebesar 0,961510. Nilai 0,9615  menunjukkan bahwa variasi  dependen variabel    sebesar    96,15  mampu  dijelaskan    variasi    independen
variabel,  sisanya  sebesar  3,85  dijelaskan  oleh  variabel-variabel diluar variabel yang digunakan dalam persamaan.
6.   Interpretasi Ekonomi a   Pengaruh Luas Lahan terhadap Jumlah Produksi Tebu
Niliai  koefisien  regresi  variabel  luas  lahan  444,3964 menyatakan bahwa apabila variabel luas lahan mengalami peningkatan
sebesar  1  Ha  maka  akan  meningkatkan  jumlah  produksi  tebu  sebesar 444,3964 Kw dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau
konstan. Faktor  luas  lahan  dalam  penelitian  ini  merupakan  faktor  yang
berpengaruh  terhadap  produksi  tebu  dengan  nilai  probabilitas  sebesar 0,0000  signifikan  pada  taraf  5  dan  arah    hubungan  kedua  variabel
tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa peningkatan luas lahan akan meningkatkan produksi tebu.
commit to user 94
Pengaruh  yang  signifnikan  dari  luas  lahan  terhadap  jumlah produksi tebu diduga karena  luas lahan  merupakan salah satu  faktor
dari  produksi  yang  sangat  penting  bagi  produksi  pertanian.  Tanah menjadi tempat dari proses produksi pertanian.  Penambahan pada luas
lahan akan menambah hasil produksi. Hal ini sesuai dengan teori yaitu lahan sebagai salah satu faktor
produksi  yang merupakan pabriknya hasil pertanian  yang mempunyai kontribusi  yang  cukup  besar  terhadap  usaha  tani.  Besar  kecilnya
produksi  dari  usaha  tani  antara  lain  dipengaruhi  oleh  luas  sempitnya lahan yang digunakan Mubyarto, 1989.
b   Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Jumlah Produksi Tebu
Nilai  koefisien  regresi  variabel  tenaga  kerja  sebesar 3,897413
menyatakan  bahwa  apabila  variabel  tenaga  kerja  mengalami peningkatan sebesar 1 HOK maka akan meningkatkan jumlah produksi
tebu  sebesar    3,897413  Kw  dengan  asumsi  bahwa  variabel  lainnya dianggap nol atau konstan.
Faktor tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh  terhadap  produksi  tebu  dengan  nilai  probabilitas  sebesar
0,000  signifikan  pada  taraf  5  dan  arah    hubungan  kedua  variabel tersebut  bersifat  positif.  Hasil  ini  menjelaskan  bahwa  peningkatan
tenaga kerja akan meningkatkan produksi tebu. Hubungan yang positif antara variabel tenaga kerja dan jumlah
produksi diduga karena  tenaga kerja merupakan faktor produksi yang
commit to user 95
penting selain modal. Penambahan tenaga kerja yang dilakukan diikuti dengan penambahan jumlah produksi.
c   Pengaruh Jumlah Pupuk terhadap Jumlah Produksi Tebu
Nilai koefisien regresi variabel jumlah pupuk sebesar 58,12942 menyatakan  bahwa  apabila  variabel  jumlah  pupuk  mengalami
peningkatan  sebesar  1  Kw  maka  akan  meningkatkan  jumlah  produksi tebu  sebesar
58,12942  Kw  dengan  asumsi  bahwa  variabel  lainnya dianggap nol atau konstan.
Faktor  jumlah  pupuk  dalam  penelitian  ini  merupakan  faktor yang  berpengaruh  terhadap  produksi  tebu  dengan  nilai  probabilitas
sebesar  0,000  signifikan  pada  taraf  5  dan  arah    hubungan  kedua variabel  tersebut  bersifat  positif.  Hasil  ini  menjelaskan  bahwa
peningkatan jumlah pupuk akan meningkatkan produksi tebu. Hasil  ini  menjelaskan  bahwa  penggunaan  pupuk  juga
merupakan  salah  satu  cara  untuk  meningkatkan  kualitas  maupun kuantitas  produksi  tebu  yang  dapat  diperoleh.  Dengan  menggunakan
pupuk  yang  efektif  dan  efisien,  maka  kualitas  tanah  sebagai  media tanam  tebu  akan  memberikan  zat-zat  yang  dibutuhkan  oleh  tanaman
untuk menghasilkan produksi tebu yang lebih optimal.
d   Pengaruh Jumlah Bibit terhadap Jumlah Produksi Tebu
Nilai koefisien  regresi variabel jumlah bibit sebesar 7,768333 menyatakan  bahwa  apabila  variabel  jumlah  bibit  mengalami
peningkatan  sebesar  1  Kw  maka  akan  meningkatkan  jumlah  produksi
commit to user 96
tebu  sebesar  7,768333  Kw  dengan  asumsi  bahwa  variabel  lainnya dianggap nol atau konstan.
Faktor jumlah bibit dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh  terhadap  produksi  tebu  dengan  nilai  probabilitas  sebesar
0,0000  signifikan  pada  taraf  5  dan  arah    hubungan  kedua  variabel tersebut  bersifat  positif.  Hasil  ini  menjelaskan  bahwa  peningkatan
jumlah bibit akan meningkatkan produksi tebu.
e   Pengaruh Jenis Bibit terhadap Jumlah Produksi Tebu
Hasil  estimasi    Ordinary  Least  Square    OLS  menunjukkan bahwa  variabel    jenis  bibit  tergantung  variabel  lain  mempunyai
pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap jumlah produksi tebu. Koefisien  variabel  jenis  bibit  yaitu  sebesar  82,8810  dan  tidak
signifikan  pada  tingkat  signifikansi  5  yang  ditunjukkan  dengan probabilitas  sebesar  0,6908.  Faktor  jenis  bibit  dalam  penelitian  ini
merupakan faktor yang tidak berpengaruh terhadap produksi tebu. Pengaruh    tidak  signifikan    antara  jenis  bibit  dan  jumlah
produksi  diduga  karena  jenis  bibit  pada  usahatani  tebu    digunakan hanya  pada  saat  tanam  pertama,  karena  usahatani  tebu  menggunakan
sistem  keprasaan  hingga  3  sampai  4  kali.  Jenis  bibit  juga  digunakan untuk mengganti bibit-bibit keprasaan yang mengalami kerusakan.
Tanaman  tebu  dikatakan  varietas  unggul  tebu  apabila  potensi hasil  tinggi,  tipe  kemasakan,  mempunyai  kesesuaian  terhadap  fisik
lahan,  tahan  terhadap  jasad  pengganggu  tertentu,  serta  mempunyai
commit to user 97
sifat-sifat  agronomis  lainnya.  Dalam  aplikasinya,  peggunaan  varietas tebu  unggul  harus  dilakukan  bersama-sama  dengan  penggunaan  bibit
tebu  yang  berkualitas.  Perolehan  teknologi  ini  menjadi  dambaan  para praktisi industri gula, karena biaya aplikasinya murah. Masa produktif
suatu varietas unggul antara 5–6 tahun, sehingga diperlukan dinamisasi varietas  tebu  unggul  dalam  kurun  waktu  tertentu  Berikut  ini
ditampilkan  tabel  dengan  tipe  kemasakan  dari  beberapa  varietas  tebu unggul :
Tabel. 4.32 Varietas  bibit unggul
Varietas Tipe kemasan
Awal Tengah
Lambat PS.862
PS.851 PS.863
PS.864 PS.921
PS.951
Berbagai upaya pemanfaatan varietas tebu unggul dan penataan kebun tebu pada satu wilayah tertentu diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas  dan  rendemen  gula.  Dan  pada  akhirnya,  program percepatan swasembada gula pada tahun 2014 dapat tercapai.
7.   Pendekatan Dummy