Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Kebijakan Pembagian Dividen Terhadap Asimetri Informasi : Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

DAN KEBIJAKAN PEMBAGIAN DIVIDEN TERHADAP

ASIMETRI INFORMASI

(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)

Oleh:

SOVIANA WULANDARI NIM: 10508002685

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENGARUH MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

DAN KEBIJAKAN PEMBAGIAN DIVIDEN TERHADAP

ASIMETRI INFORMASI

(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Soviana Wulandari NIM: 105082002685

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Rini, SE., Ak., M.Si


(3)

Hari ini Rabu Tanggal 17 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Soviana Wulandari NIM: 105082002685 dengan judul Skripsi “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kebijakan Pembagian Dividen Terhadap Asimetri Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2009

Tim Penguji Komprehensif

Amilin, SE., Ak., M.Si. Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si.

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji Ahli


(4)

Hari ini Kamis Tanggal 8 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Soviana Wulandari NIM: 105082002685 dengan judul Skripsi “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kebijakan Pembagian Dividen Terhadap Asimetri Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 08 Oktober 2009

Tim Penguji Skripsi

Prof. Dr.Abdul Hamid, MS Rini, SE., Ak., M.Si. Penguji

I Penguji II

Amilin, SE., Ak., M.Si Penguji Ahli


(5)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KEBIJAKAN PEMBAGIAN DIVIDEN TERHADAP ASIMETRI INFORMASI

(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)

RINI

Dosen Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

SOVIANA WULANDARI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarf Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate

governance dan kebijakan pembagian dividen terhadap asimetri informasi. Mekanisme

corporate governance dalam penelitian ini di-proxy dengan kepemilikan saham institusional,

komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, dan pengungkapan transparansi. Sedangkan untuk variabel asimetri informasi di-proxy dengan bid-ask spread.

Penelitian ini menggunakan metode content analysis, yaitu metode analisis data melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari satu dokumen, dengan menggunakan instrumen penelitian, laporan good corporate governance pada laporan tahunan perusahaan dan laporan keuangan tahunan perusahaan sampel tahun 2005-2007 ditelusuri untuk mencari item-item pengungkapan transparansi, persentase kepemilikan saham institusional, jumlah komisaris independen, jumlah dewan direksi, jumlah komite audit, dividend payout ratio yang diungkapkan oleh perusahaan sampel serta laporan harga saham harian perusahaan yang digunakan untuk menghitung spread yang terjadi pada perusahaan sampel. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

Hasil uji pada penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kepemilikan saham institusional dan ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang

di-proxy dengan bid-ask spread, (2) komisaris independen, komite audit, transparansi, dan

kebijakan pembagian dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread, (3) secara simultan atau bersama-sama variabel independen yang terdiri dari kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, dan kebijakan pembagian dividen berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread.

Kata kunci: mekanisme corporate governance, kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, kebijakan pembagian dividen dan asimetri informasi.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Soviana Wulandari

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 24 September 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Orang Tua: 1. Ayah : Tri Budi Santoso 2. Ibu : Sumarmi

Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara

Telepon : 021-8821064 / 021-98656664

Alamat : Perumahan Bulak Kapal Permai Blok FF No. 35 Tambun Selatan, Bekasi 17513.

E-mail : sw.soviana@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1991-1993 : TK. Kartika Puri Bekasi 1993-1999 : SDN Duren Jaya 01 Bekasi 1999-2002 : SMPN 2 Kota Bekasi 2002-2005 : SMUN 4 Kota Bekasi

2005-2009 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Akuntansi.

Pengalaman Organisasi

Pimpinan Redaksi Majalah Sekolah : SMUN 4 Kota Bekasi

OSIS : SMUN 4 Kota Bekasi

Himpunan Mahasiswa Islam : Komisariat UIN Jakarta

BKC : UIN Jakarta

Divisi Acara : Bakti Sosial ESQ 145 Pengalaman Kerja

2008 : Bank Perkreditan Rakyat Syariah Kota Bekasi 2008-2009 : KAP Junaedi, Chairul, Labib dan Rekan


(7)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISMS AND DIVIDEND PAYOUT POLICY TOWARD ASYMMETRIC INFORMATION

By:

Soviana Wulandari

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the influence of corporate governance mechanisms and dividend payout policy toward asymmetric information. In this research, corporate governance mechanisms were proxied by institutional ownership, board of independent commissioner, board of director size, audit committee, and transparency. Asymmetric information was proxied by bid-ask spread.

This research used content analyze method, a method for data with observation technique and analyze on content or message from document, using good corporate governance report on annual report and financial report 2005-2007. It was traced to find out of transparency disclosure items, percentage of institutional ownership, the composition of the company¶s board of independent commissioner, number of the company¶s board of directors, number of audit committee, transparency disclosure and dividend payout ratio that disclosed by the sample firm. Even though the company¶s daily stock price report which used to calculate spread that happened on the sample firm. Multiply regression linear was applied to analyze using descriptive statistic, classic assumption test and hypothesis test.

The result showed that (1) institutional ownership and board of directors size have influence on asymmetric information that proxied by bid-ask spread, (2) board of independent commissioner, audit committee, transparency disclosure, and dividend payout policy haven¶t influence on asymmetric information that proxied by bid-ask spread, (3) all independent variables together have influence on asymmetric information that proxied by bid-ask spread.

Keyword: corporate governance mechanisms, institusional ownership, board of independent commissionare, board of director size, audit committee, transparency disclosure, dividend payout policy and asymmetric information.


(8)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KEBIJAKAN PEMBAGIAN DIVIDEN TERHADAP ASIMETRI

INFORMASI

Oleh: Soviana Wulandari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate

governance dan kebijakan pembagian dividen terhadap asimetri informasi.

Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini di-proxy dengan kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, dan pengungkapan transparansi. Sedangkan untuk variabel asimetri informasi di-proxy dengan bid-ask spread.

Penelitian ini menggunakan metode content analysis, yaitu metode analisis data melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari satu dokumen, dengan menggunakan instrumen penelitian, laporan good corporate

governance pada laporan tahunan perusahaan dan laporan keuangan tahunan

perusahaan sampel tahun 2005-2007 ditelusuri untuk mencari item-item pengungkapan transparansi, persentase kepemilikan saham institusional, jumlah komisaris independen, jumlah dewan direksi, jumlah komite audit, dividend

payout ratio yang diungkapkan oleh perusahaan sampel serta laporan harga saham

harian perusahaan yang digunakan untuk menghitung spread yang terjadi pada perusahaan sampel. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

Hasil uji pada penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kepemilikan saham institusional dan ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread, (2) komisaris independen, komite audit, transparansi, dan kebijakan pembagian dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan

bid-ask spread, (3) secara simultan atau bersama-sama variabel independen yang

terdiri dari kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, dan kebijakan pembagian dividen berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread.

Kata kunci: mekanisme corporate governance, kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, kebijakan pembagian dividen dan asimetri informasi.


(9)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Meskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. Pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. My Lovely Parents papa Q bapak Tri Budi Santoso, mama Q ibu Sumarmi dan My Lil Brother (Sovyan Afandy) yang selalu menjadi motivasi dan semangat terbesar dalam diri penulis. Ini kado istimewa pertama dari mbak untuk mama dan papa… terima kasih atas semua do’a, tangis, sujud, dan kasih sayang kalian selama ini.

2. Keluarga besar Gito Atmodjo: Pakdhe Budi, Budhe Richi (Madam), Tante Ari (Bunda), Om Nur, Mbak Ika, De’ Kiki, Mas Dony, Mas Rasi, Mbak Sinta Dan seluruh Keluarga Besar Atmo Soekarto….terima kasih banyak untuk nasihat, support, dan perhatiannya.

3. Keluarga Mamaku: Mbah Kung, Mbah Putri, Mbah uYut, Lik Is, Om Min, Lik Sri, Via, Mas Inuk, Lik Atun.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial sekaligus pembimbing 1 skripsi penulis.

5. Ibu Rini SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

6. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak., M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan penguji komprehensif penulis.

8. Bapak Amilin SE, Ak., M.Si, selaku Dosen Penguji Komprehensif dan Penguji Skripsi penulis.

9. Dosen Jurusan Akuntansi: Pak Hepi, Bu Rahma, Pak Masrul, Pak Cebba, Bu Nurul, Bu Hary, Pak Fuad, dan dosen akuntansi lainnya yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama ini. Serta seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu urusan administrasi penulis.

10. Sahabatku Dina Septiani dan Gina Karlina, we’re still ³The Power Puff

Girls´ dan perjalanan Tiga Wanita belum berakhir. Tetap letakkan semua

harapan dan cita-cita qt 5 cm di depan kening qt.

11. Kawan-kawan sepermainan kecilku Kak Lia, Kak Ledy, Shella, Meikha, Sari yang selalu memberi semangat dan info-info.

12. Tetangga-tetanggaku di Bulak Kapal Permai terima kasih atas perhatiannya, walau mama dan papa di Solo aku tetep merasa kalian seperti orang tua dan keluargaku di Bekasi.

13. Teman-teman ‘seperjuangan kompre’ : Epi, Ita, Fifi, Ratih, Urfy dan Lili, qt terus saling mendukung ya kawan…

14. Temen-temen akunt C’05 : walau cita-cita kita buat jalan-jalan lum kesampean ‘Yang Penting Kompak’.

15. Anak-anak ‘Akmen’05’ : ga nyangka klo bakal dapet temen-temen yang menyenagkan seperti kalian. Muv ya gw galak waktu jadi bendahara, maklum tuntutan profesi.

16. Santi, rika (burki), aRif F, Yuli, Erna, Andi, defi, Yenti, Berlian_thanks buat data, sharing info dan bantuannya selama penyusunan skripsi.

17. Anak nongkrong kampuz Kamal, Ade Konde, Samsul, Heri, Nandar, Irfan, Bang Syarif, Rohli, Amung kapanpun dimanapun adalah moment, seru


(11)

bisa main sama kalian, ga cuma seneng tapi banyak cerita, ilmu dan pengalaman yang bisa jadi motivasi n semangat buat diriku. Kapan-kapan qt jalan-jalan lagi yo….

18. In d Kost Soulmate: Ara, Indri, Iffah…dari asrama mpe kosan jadi hari- hari yang ga terlupakan sama kalian. Aku kangen kalian…

19. Keluarga alumni SMUN 4 Bekasi “soul community’(IPA 4) n ‘X.25’: lagi bt…lagi seneng…lagi susah…tetep ngumpul…

20. Sahabat-sahabatku lainnya dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan bantuannya.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, Juli 2009 Penulis,

Soviana Wulandari


(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Skripsi

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif Lembar Pengesahan Uji Skripsi

Halaman

Daftar Riwayat Hidup……… i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka... 10

1. Corporate Governance ... 10

a. Definisi Corporate Governance………... 10

b. Tujuan Corporate Governance ... 13

c. Manfaat Corporate Governance... 14

d. Prinsip-Prinsip Corporate Governance ... 15

e. Kepemilikan Institusional ... 18

f. Komisaris Independen ... 19

g. Ukuran Dewan Direksi ... 22

h. Komite Audit ... 25

i. Transparansi ... 31


(13)

2. Kebijakan Pembagian Dividen... 34

a. Definisi Dividen ... 34

b. Jenis-jenis Dividen ... 35

c. Dividend Signalling Theory ... 36

3. Asimetri Informasi ... 38

a. Definisi Asimetri Informasi ... 38

b. Tipe Asimetri Informasi... 39

c. Alat Ukur Asimetri Informasi ... 40

4. Mekanisme Corporate Governance dan Asimetri Informasi .... 42

5. Kebijakan Pembagian Dividend dan Asimetri Informasi ... 43

B. Penelitian Terdahulu ... 44

C. Kerangka Pemikiran ... 49

D. Perumusan Hipotesis... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 51

B. Metode Penentuan Sampel ... 51

C. Metode Pengumpulan Data ... 52

D. Metode Analisis Data…………. ... 53

1. Uji Statistik Deskriptif ... 54

2. Uji Asumsi Klasik…... . 55

a. Uji Normalitas Data ... 55

b. Uji Multikolinearitas ... 55

c. Uji Autokorelasi... . 56

d. Uji Heteroskedastisitas ... 56

3. Uji Hipotesis……… 57

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)……….. 57

b. Uji Statistik t……….. 58

c. Uji Regresi Simultan (Uji F) ... 58

E. Operasional Variabel Penelitian ... 58

1. Variabel Independen ………... 58

2. Variabel Dependen……….. 60


(14)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62

B. Hasil Analisis Data……….. 64

1. Uji Statistik Deskriptif ... 64

2. Uji Asumsi Klasik………... 68

a. Uji Normalitas………. 68

b. Uji Multikolinearitas... 73

c. Uji Autokorelasi ... 74

d. Uji Heteroskedastisitas ……… ... 76

3. Uji Hipotesis……… 78

a. Koefisien Determinasi (AdjustedR2)... 78

b. Uji Individu (Uji t) ... 81

c. Uji Regresi Simultan (Uji F) ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 101

B. Implikasi dan Keterbatasan………. 103

Daftar Pustaka………. 105

Lampiran……….. 108


(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya dan Sekarang…….. ... … 47

3.1. Pengukuran Operasional Variabel Penelitian ... .... 61

4.1. Rincian Sampel Penelitian ... … 62

4.2. Daftar Nama Perusahaan ... … 63

4.3. Deskriptive Statistics ... … 64

4.4. Nilai Korelasi Hasil Pengujian Multikolinearitas ... … 73

4.5. Nilai Tolerance dan VIF Hasil Pengujian Multikolinearitas ... … 74

4.6. Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen... 75

4.7. Hasil Uji Autokorelasi Saat Tanggal Pengumuman Dividen……... 75

4.8. Hasil Uji Autokorelasi Setelah Tanggal Pengumuman Dividen ….. 75

4.9. Hasil Analisis Adjusted R2 Sebelum Pengumuman Dividen……... 78

4.10. Hasil Analisis Adjusted R2 Pada Tanggal Pengumuman Dividen... 79

4.11. Hasil Analisis Adjusted R2 Setelah Pengumuman Dividen…… ….. 80

4.12. Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen ... …... 81

4.13. Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Saat Pengumuman Dividen... 83

4.14. Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Setelah Tanggal Pengumuman Dividen ... …... 85

4.15. Hasil Uji Simultan Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen ... …... 99

4.16. Hasil Uji Simultan Pada Tanggal Pengumuman Dividen………….. 99

4.17. Hasil Uji Simultan Setelah Tanggal Pengumuman Dividen... …... 99


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1. Skema Kerangka Pemikiran... …… 49 4.1. Hasil Uji Normalitas Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen …. 69 4.2. Hasil Uji Normalitas Saat Tanggal Pengumuman Dividen .... …… 69 4.3. Hasil Uji Normalitas Setelah Tanggal Pengumuman Dividen…… 70 4.4. Hasil uji Normalitas Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen Setelah

Transformasi………... …… 71 4.5. Hasil uji Normalitas Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen Setelah

Transformasi………... ……. 71 4.6. Hasil uji Normalitas Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen Setelah

Transformasi………... …….. 72 4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen 76 4.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Saat Tanggal Pengumuman Dividen .. 77 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Tanggal Pengumuman Dividen 77


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Indikator Pengukuran Variabel……… 108

2 Daftar Hasil Pengumpulan Data (Pooled Data)………. 109

3 Daftar Hasil Perhitungan Spread………... 112

4 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif……….. 115

5 Hasil Uji Normalitas Sebelum Pengobatan………... 116

6 Hasil Uji Normalitas Setelah Pengobatan………. 119

7 Hasil Uji Multikolinearitas……… 122

8 Hasil Uji Autokorelasi………... 123

9 Hasil Uji Heteroskedastisitas………. 125


(18)

banyak mengenai informasi internal, maupun prospek perusahaan dimasa saham).

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku dan kualitas keputusan investor sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang dihasilkan manajemen dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan dan annual report yang dibuat oleh manajemen diharapkan dapat menjadi alat yang paling efektif untuk mengkomunikasikan informasi keuangan maupun perkembangan seluruh kegiatan operasional perusahaan dalam suatu periode kepada pihak-pihak berkepentingan di luar korporasi. Manajer sebagai pengelola (agent) dianggap memiliki informasi yang lebih

kondisi perusahaan jangka pendek, depan dari pada pemilik (pemegang

Berdasarkan teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara pemilik (principle) dan pengelola (agent) dalam suatu perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem) yaitu berupa ketidaksejajaran kepentingan antara principle dan agent dimana manajer sebagai pengelola cenderung bersikap oportunis terhadap pengungkapan informasi mengenai kondisi perusahaan seperti memanipulasi data keuangan perusahaan agar terlihat lebih “cantik” dan dapat menarik perhatian para investor. Kondisi yang demikian dikenal dengan informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (asymmetric information).


(19)

Asimetri informasi merupakan kondisi yang merugikan bagi investor dalam menentukan keputusan investasinya. Menurut Veronica dan Bachtiar (2003), tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang dipengaruhi oleh penilaian (judgement) dari manajer, karenanya tingkat pengungkapan memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat asimetri informasi, semakin tinggi tingkat pengungkapan penuh (full disclosure) akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pengguna laporan.

Terdapat pengujian pengungkapan informasi terhadap asimetri informasi seperti yang dilakukan oleh Khomsiyah dan Susanti (2003); dan Murni (2003) menyatakan bahwa pengungkapan terbagi menjadi dua, yaitu pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan pengungkapan wajib (mandatory

disclosure). Penelitian ini mendapatkan hasil yang berbeda, Khomsiyah dan

Susanti tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengungkapan dengan bid-ask spread yang dijadikan proksi untuk mengukur asimetri informasi, sementara Murni (2003) menemukan adanya pengaruh luas pengungkapan terhadap asimetri informasi yang diproksikan dengan bid-ask

spread.

Beberapa kasus mengenai skandal bisnis dan malpraktik manajemen menyebabkan ambruknya perusahaan-perusahaan ternama di Amerika Serikat seperti Enron, WorldCom, Merck, Lehman Brothers, dan “kawan-kawannya”. Sedangkan di Indonesia, berita kejatuhan perusahaan yang menimbulkan heboh besar beberapa saat lalu adalah goyahnya Bakrie Group (dengan

holding-nya Bakrie&Brothers) menyebabkan harga sahamnya merosot secara


(20)

drastis pada 7 oktober 2008 senilai Rp. 2.175 perlembar, padahal diawal Juni 2008 harga sahamnya menyentuh angka Rp. 8.850 perlembar (SWA XXIV, 2009:87-89).

Dengan melihat kasus-kasus tersebut, menjadi cerminan adanya ketidakterbukaan informasi, adanya ketidaksetaraan informasi, serta adanya benturan kepentingan (conflict of interest) antara agent dan principle yang tidak diungkapkan secara fair kepada publik terutama para investor. Untuk mengantisipasi terjadinya asimetri informasi, diperlukan suatu mekanisme yang dapat meminimalkan tingkat asimetri informasi yang dilakukan oleh

agent kepada principle. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah

praktik good corporate governance yang merupakan struktur, sistem, serta proses yang saling berintegrasi untuk mewujudkan kelima prinsip utamanya, yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness. Untuk pelaksanaan mekanisme corporate governance yang optimal diperlukan adanya struktur yang ideal seperti: komisaris independen, komite audit, direksi, dan komite penunjang lainnya. Selain struktur yang ideal diperlukan adanya sistem yang digunakan sebagai aturan main dan kejelasan secara deskripsi serta fungsi organ yang jelas, dalam sebuah sistem yang baik diperlukan adanya pedoman tentang pelaksanaan corporate governance, sistem penilaian dan evaluasi yang efektif, serta apresiasi kerja yang dapat meningkatkan kinerja para karyawan. Telah banyak penelitian untuk menilai efektifitas penerapan mekanisme corporate governance terhadap praktik manajemen laba yang merupakan dampak dari adanya asimetri informasi,


(21)

seperti yang dilakukan o leh Ujiyanto dan Pramuka (2007); Iqbal dan Fachriyah (2007); Sulistyanto dan Wibisono (2003); dan Asmoro (2007).

Selain pelaksanaan mekanisme corporate governance, Apriani (2005) menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan salah satu bentuk corporate

action yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengkomunikasikan informasi

mengenai prospek masa perusahaan bagi investor. Sejalan dengan Apriani (2005), Pramastuti (2007) mengungkapkan bahwa pengumuman dividen dianggap sebagai sinyal positif yang mengandung informasi bagi investor mengenai prospek dan kondisi perusahaan dimasa yang akan datang, serta menunjukkan tingkat asimetri informasi yang rendah. Kebijakan dividen memiliki banyak aspek daya tarik seperti mekanisme transmisi informasi, kandungan informasi atas dividen menghipotesiskan bahwa para manajer menggunakan pengumuman dividen untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang prospek perusahaan yang akan datang (Aharony dan Swary, 1980) dalam Bandi dan Jogiyanto (2000).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan beberapa hasil pengujian empiris sebelumnya, maka penulis akan mencoba untuk meneliti pengaruh penerapan mekanisme corporate governance dan corporate action

berupa kebijakan dividen untuk menurunkan tingkat asimetri informasi. Alasan penulis menggunakan variabel corporate governance karena pada penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa pengungkapan penuh sangat penting dalam menurunkan tingkat asimetri informasi, penulis berpendapat bahwa

corporate governance dapat dijadikan sistem, struktur, serta proses yang

efektif untuk dapat meningkatkan pengungkapan informasi kepada publik


(22)

karena mekanisme corporate governance dilaksanakan berdasarkan kelima prinsipnya sehingga asimetri informasi akan menurun. Sedangkan variabel

corporate action, yaitu kebijakan pembagian dividen dipilih karena

berdasarkan signalling theory, kebijakan pembagian dividen dapat dijadikan sebagai signal yang positif dari agent kepada principle atas prospek masa depan perusahaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis memilih judul berikut: “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kebijakan Pembagian Dividen Terhadap Asimetri Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)”.

B. Rumusan Masalah

Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan atau stakeholders. Dalam rangka ini, penciptaan kekayaan pemilik kemudian dijadikan indikator kesuksesan perusahaan dalam menciptakan nilai dan keberhasilan manajemen dalam pengelolaan perusahaan.

Sumber informasi yang dapat menggambarkan keadaan perusahaan adalah laporan keuangan yang disampaikan oleh manajemen, tetapi informasi tersebut akan menjadi kurang dapat diandalkan ketika terdapat informasi yang tidak simetris antara manajer (agent) dan pemilik (principle). Informasi yang asimetris dapat mengakibatkan kualitas laporan keuangan rendah sehingga menyesatkan para stakeholder (investor) yang ingin mengetahui kinerja perusahaan dan mengambil keputusan investasi.


(23)

Pemberian informasi efektif kepada masyarakat serta pengelolaan perusahaan yang baik akan menurunkan asimetri informasi yang terjadi antara manajemen perusahaan dengan stakeholders, sehingga proses monitoring oleh pihak luar manajemen perusahaan dapat lebih efektif dan stakeholders dapat menilai kinerja manajemen perusahaan secara fair. Pengungkapan yang dapat meningkatkan corporate governance adalah pengungkapan yang memiliki kredibilitas dan kualitas yang tinggi, sehingga pengungkapan itu dapat dijadikan acuan dan dipercaya stakeholders guna pengambilan keputusan investasi yang penting.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang di-

proxy dengan kepemilikan saham institusional terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread?

2. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang di-

proxy dengan keberadaan komisaris independen terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread?

3. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang di-

proxy dengan ukuran (jumlah) dewan direksi terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread?

4. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang di-

proxy dengan ukuran (jumlah) komite audit terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread?


(24)

5. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang di-

proxy dengan pengungkapan yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk

pelaksanaan dari prinsip transparansi terhadap tingkat asimetri informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread?

6. Apakah terdapat pengaruh kebijakan pembagian dividen terhadap tingkat asimetri informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread? 7. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama mekanisme corporate

governance yang di-proxy dengan kepemilikan saham institusional,

komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, serta kebijakan dividen terhadap tingkat asimetri informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh mekanisme corporate governance dan corporate action berupa kebijakan pembagian dividen terhadap asimetri informasi yang diterapkan oleh perusahaan yang listing di BEI selama periode 2005-2007 serta dampaknya terhadap reaksi pasar.

Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

di-proxy dengan kepemilikan saham institusional terhadap tingkat

asimetri informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread.


(25)

b. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

di-proxy dengan keberadaan komisaris independen terhadap tingkat

asimetri informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread. c. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

di-proxy dengan ukuran dewan direksi terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread.

d. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

di-proxy dengan keberadaan komite audit terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread.

e. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

di-proxy dengan pengungkapan transparansi terhadap tingkat asimetri

informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask spread.

f. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan pembagian dividen terhadap tingkat asimetri informasi perusahaan yang di-proxy dengan bid-ask

spread.

g. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

di-proxy dengan kepemilikan saham institusional, komisaris

independen, ukuran dewan direksi, komite audit, pengungkapan secara transparan, serta kebijakan pembagian dividen secara simultan (bersama-sama) terhadap asimetri informasi perusahaan yang di-proxy

dengan bid-ask spread.


(26)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi Pembaca dan Publik

Sebagai referensi, kepustakaan, dan untuk penelitian berikutnya kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan kesempurnaan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh mekanisme CG terhadap asimetri informasi.

b. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi dan bukti empiris kepada perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia mengenai pentingnya menerapkan

mekanisme corporate governance dengan konsiten (bukan karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi saja) dapat menghambat terjadinya rekayasa kinerja yang merupakan dampak dari adanya asimetri informasi. Pelaksanaan Corporate Action berupa kebijakan pembagian dividen dalam perusahaan dapat dijadikan sebagai alat sinyal bagi perusahaan kepada investor yang dapat meningkatkan

belief (kepercayaan) investor terhadap perusahaan.

c. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai pentingnya penerapan mekanisme corporate governance dan organ-organ pendukung CG dalam pengelolaan perusahaan, serta corporate action (pembagian dividen) terhadap asimetri informasi perusahaan yang telah melakukan penerapan mekanisme CG dengan baik.


(27)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Corporate Governance

a. Definisi Corporate Governance

Konsep good corporate governance muncul atas dasar pengalaman Amerika Serikat yang harus melakukan restrukturisasi di lingkungan korporasinya setelah terjadi Wall Street Crash pada tahun 1929. Dua pakar hukum, yakni Adolf Augustus Berle dan Gardiner C. Means, dinilai punya andil bagi kelahiran konsep corporate governance lewat monograf karya mereka, “The Modern Corporation and Private

Property” (1932, Macmillan). Sekitar 50 tahun kemudian, muncul dua

teori yang terkait dengan corporate governance adalah: stewardship

theory dan agency theory Chin (2000); Shaw (2003) dalam Kalihatu

(2006). Stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder. Sedangkan agency theory

yang dikembangkan oleh Michael Jense dan Eugene Fama dalam bukunya “The Separation of Ownership and Control”, memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai “agents” bagi para pemegang saham akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.


(28)

Selepas perang dunia II, banyak perusahaan AS yang berekspansi dan menjelma menjadi perusahaan multinasional. Banyak perusahaan besar dengan kontrol dominan tehadap urusan bisnis mereka tanpa akuntabilitas dan pengawasan yang memadai. Lalu di Eropa, khususnya Inggris, pada akhir 1980-an tejadi praktik korporasi yang menimbulkan masalah, seperti praktik creative accounting dan terbatasnya peran auditor. Sebagai respon atas masalah ini muncullah Cadbury Report

(1992) dari Cadbury Committee yang konon merupakan yang pertama memperkenalkan istilah corporate governance dengan tegas menyatakan ”Corporate governance is the system by which companies

are directed and controlled.”

Beragam definisi tentang corporate governance yang dinyatakan oleh beberapa peneliti dan organisasi sebagai berikut:

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development) dalam Almilia (2006), mendefinisikan Corporate

Governance:

“Corporate governance is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of right and responsibility among different participants in the corporation, such as, the board, managers, shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides the structure through which company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance.”


(29)

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan:

Corporate governance adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.”

Sedangkan menurut Indonesia Institute for Corporate Governance

(IICG) (2002), mendefinisikan:

corporate governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan

dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain.

Menurut Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 dalam Asmoro (2007), Good Corporate Governance adalah :

Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

lainya, berdasarkan peraturan perundang undangan dan nilai-nilai etika”.

Menurut pakar manajemen Jill dan Aris So lomon dalam bukunya

Corporate Governance and Accountability, mendefinisikan corporate

governance sebagai sistem yang mengatur hubungan dan

pertanggungan jawab atau akuntabilitas perusahaan kepada seluruh anggota the stakeholders non-pemegang saham (Sutojo dan Aldridge, 2005:25).


(30)

b. Tujuan Corporate Governance

Tujuan dari corporate governance seperti yang dinyatakan dalam OECD adalah bertujuan:

1) Untuk mengurangi kesenjangan antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan dari suatu perusahaan (pemegang saham mayoritas dan pemegang saham lainya).

2) Meningkatkan kepercayaan bagi para investor dalam melakukan investasi.

3) Mengurangi biaya modal (cost of capital)

4) Meyakinkan kepada semua pihak atas komitmen legal dalam pengelolaan perusahaan.

5) Penciptaan nilai bagi perusahaan termasuk hubungan antara para

stakeholders (kreditur, investor, karyawan perusahaan, bondholder,

pemerintah dan shareholder).

Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG, undated:3)

dalam Unnisa (2008) mengungkapkan bahwa penerapan corporate

governance mempunyai tujuan, yaitu:

1) Meraih kembali kepercayaan imvestor dan kreditor nasional dan internasional.

2) Memenuhi tuntutan standar global.

3) Meminimalkan biaya kerugian dan biaya pencegahan atas penyalahgunaam wewenang oleh pengelola (agency cost).

4) Mengurangi biaya modal (cost of capital) dengan menekan risiko yang dihadapi kreditor.


(31)

5) Meningkatkan nilai saham perusahaan. 6) Mengangkat citra perusahaan.

c. Manfaat Corporate Governance

Dalam melaksanakan corporate governance, ada beberapa manfaat menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance

(KNKCG), antara lain:

1) Memaksimalkan nilai perseroan bagi pemegang saham dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar kompetitif serta mendorong iklim investasi.

2) Mendorong pengelo laan perseroan secara profesional, transparan, dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Dewan Komisaris, Direksi, dan RUPS.

3) Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi agar dalam setiap pengambilan keputusan maupun menjalankan tindakan di landasi moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap para stakeholder maupun kelestarian lingkungan disekitar perseroan.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) kegunaan dari GCG adalah:

1) Lebih mudah memperoleh modal

2) Biaya modal yang lebih rendah


(32)

3) Memperbaiki kinerja usaha

4) Mempengaruhi harga saham

5) Memperbaiki kinerja ekonomi.

Menurut Harmanto dalam majalah SWA (2004), beberapa manfaat menerapkan Good Corporate Governance, misalnya: kepercayaan investor, mitra bisnis ataupun kreditor; menjadi lebih linear karena pembagian tugas serta kewenangan yang jelas; perimbangan kekuatan diantara struktur internal perusahaan, yakni direksi, komisaris, komite audit dan sebagainya; pengambilan keputusan menjadi lebih akuntabel dan lebih berhati-hati demi sustainability perusahaan.

d. Prinsip - Prinsip Corporate Governance

Organization for Economic Co-operation and Development

(OECD) menyatakan bahwa dalam prinsip corporate governance

terdapat empat unsur penting yaitu :

1) Fairness (keadilan); Menjamin perlindungan hak-hak para

pemegang saham termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.

2) Transparency (transparansi); Mewajibkan adanya suatu sistem

informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengeloalaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan.

3) Accountability (akuntabilitas); Menjelaskan peran dan tanggung

jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan


(33)

kepentingan manajemen dan pemegang saham sebagaimana diawasi oleh dewan komisaris.

4) Responsibility (pertanggungjawaban); Memastikan dipatuhinya

peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.

Prinsip-prinsip Corporate Governance dari OECD diatas menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1) Hak-hak para Pemegang Saham;

2) Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham;

3) Peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam

corporate governance;

4) Transparansi dan Penjelasan; 5) Peranan Dewan Komisaris.

Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance

(KNKCG), prinsip dasar pelaksanaan corporate governance antara lain: 1) Transparansi (Keterbukaan)

Prinsip Dasar

Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk


(34)

pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

2) Akuntabilitas (Accountability) Prinsip Dasar

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3) Responsibilitas (Responsibility)

Prinsip Dasar

Perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

4) Independensi (Independency) Prinsip Dasar

Untuk melancarkan pelaksanaan good corporate governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing- masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.


(35)

5) Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness) Prinsip Dasar

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. e. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan saham institusional adalah saham perusahaan yang dipegang oleh institusi lain. Kemungkinan suatu perusahaan berada pada posisi tekanan keuangan juga banyak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan tersebut menjelaskan komitmen dari pemiliknya untuk

menyelamatkan perusahaan. Dengan adanya

institusional ownership, monitoring atas perusahaan akan meningkat.

Hal ini diakibatkan karena institusi lain yang menanamkan modalnya pada suatu perusahaan akan memonitor lebih ketat, yang didukung oleh information channel yang lebih baik dibandingkan kepemilikan saham oleh individu.

Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hubungan antara kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan. Penelitian tersebut


(36)

antara lain dilakukan oleh Chaganti & Damanpour yang dijelaskan Lastanti (2004) dalam Yuniarto (2007) yang meneliti mengenai kepemilikan institusional, struktur modal dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa besarnya kepemilikan saham oleh institusi dapat mempengaruhi secara positif dan siginifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Cornet et al., (2006) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku opportunistic

atau mementingkan diri sendiri. f. Komisaris Independen

Menurut Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2006) pengertian komisaris independen adalah:

“anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan”.

Menurut Surya dan Yustiavandana (2006:135) dalam Asmoro (2007) pengertian komisaris independen adalah:

“komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelo la perusahaan”.

Dari pengertian tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komisaris independen harus independen dari direksi dan


(37)

pemegang saham pengendali serta tidak mempunyai kepentingan yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalankan kewajiban secara adil atas nama perusahaan. Dalam kaitannya dengan implementasi GCG diperusahaan, diharapkan bahwa keberadaan komisaris maupun komisaris independen tidak hanya sebagai pelengkap, karena dalam diri komisaris melekat tanggung jawab secara hukum (yuridis). (Effendi, 2009: 19)

Kriteria komisaris independen menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 Jakarta tanggal 19 Juli 2004, yaitu :

1) Jumlah minimal komisaris independen adalah tiga puluh persen dari

seluruh anggota dewan komisaris atau paling sedikit 1 (satu) orang.

2) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung

pada emiten ataupun perusahaan publik.

3) Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan emiten atau pemegang

saham mayoritas atau pemegang saham utama dari perusahaan tercatat yang bersangkutan.

4) Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direktur dan atau

komisaris lainnya dari perusahaan tercatat yang bersangkutan.

5) Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada perusahaan lain yang

terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan atau hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan tercatat.


(38)

Tugas Komisaris Independen

Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2006)

menyatakan komisaris independen memiliki tugas-tugas utama meliputi:

1) Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas strategi tersebut.

2) Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer- manajer profesional.

3) Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik.

4) Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya.

5) Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan baik.

6) Memastikan prinsip-prinsip dan praktek Good Corporate

Governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik, berupa:

a) Menjamin transparansi dan keterbukaaan laporan keuangan perusahaan.

b) Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan

stakeholder yang lain.

c) Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil.


(39)

d) Kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang berlaku.

e) Menjamin akuntabilitas organ perseroan. g. Ukuran Dewan Direksi

Menurut UU RI No.40 Tahun 1997 tentang Perseroan Terbatas pasal 1 angka 5 menyatakan bahwa Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik didalam maupun d i luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Ukuran dan komposisi direksi dapat mempengaruhi efektif tidaknya aktivitas monitoring. Menurut Prefer dalam Yuniarto (2007) menyatakan bahwa peningkatan ukuran dan diversitas dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena tercipta network

dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumberdaya. Jumlah dewan direksi yang besar kurang efektif dalam memonitor manajemen. Hal tersebut didukung oleh penelitian Yermarck dalam Yuniarto (2007) menyatakan bahwa jumlah dewan direksi yang kecil meningkatkan kinerja perusahaan.

Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:

1) Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.


(40)

2) Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

3) Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan.

4) Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Syarat Menjadi Dewan Direksi

Dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 93 ayat 1 bahwa yang dapat diangkat menjadi anggota direksi ialah orang perseorangan:

1) Yang mampu melaksanakan perbuatan hukum;

2) Dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatannya tidak pernah: a) dinyatakan pailit;

b) menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau

c) dihukum karena melakukan tindakan pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

Tanggung Jawab Dewan Direksi

Menurut OECD dewan direksi bertanggung jawab untuk: 1) Menyusun strategi dan mengarahkan bisnis perusahaan.


(41)

2) Menyusun kebijakan operasi bisnis.

3) Memonitor kinerja manajemen perusahaan dalam mencapai tujuan strategis perusahaan.

4) Menghasilkan keuntungan yang optimal bagi para pemegang saham, menjaga keseimbangan semua pihak yang terkait dalam perusahaan. 5) Menjaga perusahaan mereka selalu mematuhi undang-undang atau

ketentuan hukum yang berlaku, termasuk undang-undang perpajakan, ketentuan hukum tentang persaingan yang sehat, perburuhan, lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja. 6) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non

pemegang saham, termasuk karyawan perusahaan, para kreditur, pelanggan, perusahaan, pemasok, dan masayarakat disekitar lokasi perusahaan atau proyek yang mereka dirikan.

Tugas Dewan Direksi

Sesuai dengan tanggung jawab mereka dewan direksi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut (Sutojo dan Aldridge,2005:110-111): 1) Membangun budaya beretika tinggi di dalam organisasi

perusahaannya, termasuk dikalangan board of directors sendiri, direksi dan para eksekutif. Budaya beretika tinggi tersebut meliputi cara berbisnis dengan para pelanggan, kreditur, perusahaan pemasok, mitra usaha maupun dalam memperlakukan karyawan dan masyarakat sekitar. Dalam banyak hal budaya beretika bisnis yang tinggi merupakan salah satu sarana jangka panjang perusahaan


(42)

untuk meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat kepada mereka.

2) Mengesahkan rencana kerja dan anggaran tahunan yang disajikan

Chief Executive Officer (CEO) dalam rapat board of directors.

3) Secara berkala board of directors mengevaluasi hasil penerapan strategi bisnis perusahaan, hasil rencana usaha bisnis yang dicapai, dan kinerja CEO.

4) Mengevaluasi penggunaan dana dalam jumlah besar, termasuk dana yang digunakan untuk mendanai pembelian sarana produksi, upaya merger dan akuisisi.

5) Mengawasi dan memverifikasi sistem manajemen risiko yang diterapkan perusahaan.

6) Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis perusahaan agar tidak melanggar undang-undang dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

7) Melalui komite audit mengawasi kinerja internal dan eksternal auditor perusahaan, termasuk kinerja mereka dalam penyusunan laporan keuangan.

8) Mengevaluasi kinerja dan mengganti CEO (bila diperlukan). h. Komite Audit

Komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris. Anggota komite audit dapat berasal dari kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman dan kualitas lainnya yang dibutuhkan guna mencapai tujuan komite audit. Komite


(43)

audit harus bebas dari pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya bertangung jawab kepada dewan komisaris.

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam Effendi (2009, 25) mendefinisikan komite audit sebagai berikut:

”suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan, dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam melakukan fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan , manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di perusahaan- perusahaan.”

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001), pengertian komite audit adalah:

komite yang menerima delegasi tugas-tugas dewan komisaris karena pendelegasian wewenang tersebut akan bermanfaat dalam pelaksanaan pekerjaan dewan komisaris secara rinci dengan memusatkan perhatian dewan komisaris kepada bidang khusus perusahaan atau pelaksanaan good corporate governance oleh manajemen”.

Komite audit timbul sebagai akibat peran pengawasan dan akuntabilitas dewan komisaris perusahaan pada umumnya belum memadai. Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Anggota komite audit diharuskan memiliki keahlian yang memadai. Komite audit ini memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan.


(44)

Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen. Independensi komite audit tidak dapat dipisahkan dari moralitas yang melandasi integritasnya karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dengan internal auditor (Surya dan Yustiavandana, 2006:145) dalam Asmoro (2007).

Peraturan Bapepam (Nomor: SE-03/PM/2000) menyatakan bahwa tujuan komite audit adalah membantu dewan komisaris untuk:

1) Meningkatkan kualitas laporan keuangan.

2) Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.

3) Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit.

4) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.

Pentingnya komite audit dalam suatu perusahaan terbuka dikuatkan dengan ketentuan-ketentuan:

1) Surat Edaran Ketua Bapepam No.Se-03/PM/2000 tentang Komite Audit. Ketentuan ini mewajibkan setiap perusahaan publik atau emiten untuk memiliki komite audit. Ketentuan ini menyebutkan bahwa komite audit bertugas membentu dewan komisaris dengan memberikan pendapat profesional yang independen untuk


(45)

meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan pengelolaan perusahaan.

2) Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-305/BEJ/07- 2004 Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang berlaku sejak tanggal 19 Juli 2004. Ketentuan ini menyatakan bahwa komite audit memiliki tugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada dewan ko misaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.

3) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-133/M-BUMN/1999 tentang Pembentukan Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara. Ketentuan ini menyebutkan bahwa ko mite audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan dan bertanggung jawab langsung kepada komisaris.

4) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Audit No.48 menetapkan persyaratan bagi auditor bahwa masalah-masalah tertentu yang bersangkutan dengan pelaksanaan audit dikomunikasikan kepada orang-orang yang memiliki tanggung jawab pengawasan dalam proses pelaporan keuangan. Pihak yang disebut


(46)

sebagai penerima informasi dan ketentuan tersebut adalah komite audit.

Syarat suatu komite audit adalah:

1) Komite audit bertanggung jawab kepada dewan komisaris;

2) Komite terdiri dari sekurang-kuranggya satu orang komisaris independen dan sekurang kurangnya dua orang anggota darinya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik;

3) Memiliki integritas tinggi, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang memadai sesuai latar belakang pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik;

4) Salah seorang dari anggota komite audit memiliki latar belakang pendidikan keuangan dan akuntansi;

5) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan;

6) Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit dan atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh komisaris;

7) Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau perusahaan publik dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat komisaris;

8) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota komite audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum, maka dalam


(47)

jangka waktu paling lama enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain;

9) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten, komisaris, direktur, atau pemegang saham utama emiten;

10) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten;

11) Tidak merangkap sebagai anggota komite audit pada emiten atau perusahaan publik lain pada periode yang sama;

12) Sekretaris perusahaan harus bertindak sebagai sekretaris komite audit.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance (2006), komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa:

a. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

b. Struktur pengendalian internal perusahaan telah dapat dilaksanakan dengan baik,

c. Pelaksanaan audit internal maupun eksternal telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan

d. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Pada umumnya komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu:


(48)

1) Laporan Keuangan (Financial Reporting)

Tanggung jawab komite audit dibidang laporan keuangan adalah untuk memastikan apakah laporan yang dibuat manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan komitmen perusahaan jangka panjang 2) Tata kelola perusahan (Corporate Governance)

Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika, melaksanakan pengawasan secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.

3) Pengawasan perusahaan (Corporate Control)

Komite audit bertanggung jawab untuk pengawasan perusahaan termasuk didalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko termasuk didalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian internal serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.

i. Transparansi

Sutojo dan Aldridge (2008,171-192) dalam bukunya yang berjudul

Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat),

mengemukakan beberapa peran transparansi dalam good corporate

governance adalah:


(49)

1) Sistem Pengendalian Internal

Pengungkapan informasi perusahaan secara transparan, akurat, dan tepat waktu merupakan salah satu sarana penting bagi para

stakeholders (terutama pemegang saham dan kreditur) untuk

mengawasi perkembangan jalannya operasi bisnis perusahaan. Pengungkapan informasi perusahaan secara transparan menjadi salah satu sarana untuk menerapkan sistem pengendalian internal perusahaan. Tanpa sistem pengendalian internal yang efektif, kendala atau risiko yang dapat menyebabkan kerugian besar dapat berlangsung lama tanpa terdeteksi pemilik perusahaan.

2) Memperkuat Posisi Bursa Efek Nasional

Menurut OECD dalam guideline on corporate governance, pemerintah Negara yang menentukan secara tegas keharusan perusahaan publik mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan, akan mampu menarik investor dan memelihara kepercayaan investor kepada pasar modal nasional mereka.

Menurut Effendi (2009:104) dalam bukunya yang berjudul The

Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi,

menyatakan empat tujuan utama keterbukaan informasi (disclosure) terutama pengungkapan informasi finansial dan nonfinansial bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan transparansi dalam pemberian informasi.

2) Mendukung proses implementasi GCG, termasuk pelaporan kepada pemangku kepentingan.


(50)

3) Mengupayakan kualitas manajemen perusahaan yang lebih professional.

4) Bagi auditor eksternal (auditor independen) dituntut lebih memahami analisis strategi dan risiko perusahaan secara keseluruhan.

OECD guidelines on disclosure and transparency menyarankan informasi perusahaan yang berikut diungkapkan secara transparan, yaitu:

1) Hasil operasi bisnis dan keuangan perusahaan 2) Sasaran bisnis perusahaan

3) Struktur kepemilikan dan hak suara

4) Nama dan kualifikasi anggota direksi, proses pemilihan dan kebijaksanaan balas jasa direksi dan komisaris utama

5) Transaksi dengan relasi dekat perusahaan 6) Faktor risiko yang dapat diperkirakan

7) Hal-hal yang bersangkutan dengan karyawan dan stakeholders yang lain

8) Struktur tata kelola dan kebijaksanaan perusahaan.

UU RI No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, mewajibkan Perseroan Terbatas Indonesia setiap tahun menyampaikan informasi tentang kondisi perusahaan selama tahun yang bersangkutan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan tahunan yang disampaikan dalam RUPS itu antara lain memuat:


(51)

1) Laporan keuangan yang terdiri dari atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan.

2) Laporan mengenai kegiatan perseroan.

3) Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.

5) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau.

6) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

7) Gaji dan tunjangan bagi Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.

2. Kebijakan Pembagian Dividen a. Definisi Dividen

Dividen (dividend) adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan. Dividen merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada pemegang


(52)

saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya dan disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang.

b. Jenis-jenis Dividen

Kieso et.al., (2002:359-365) menyebutkan ada beberapa jenis dividen yaitu :

1) Dividen Tunai (cash dividend)

Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.

2) Dividen properti (property dividend)

Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut property dividend. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang, real estate, atau investasi, atau bentuk lainnya yang dirancang oleh dewan direksi. 3) Dividen hutang (scrip dividend)

Dividen hutang timbul apabila laba tidak dibagi saldonya, mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kasnya tidak


(53)

cukup. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan script

kepada pemegang saham sebagai dividen hanya merupakan bentuk khusus dari wesel bayar, yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

4) Dividen Likuidasi (liquidating dividend)

Dividen Likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba, dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.

5) Dividen saham (stock dividend)

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham- saham yang dimilikinya. Dividen saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun berbeda.

c. Dividend Signaling Theory

Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh

Bhattacharya (1979) dalam Pramastuti (2007). Dividend signaling

theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan cash

dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan

munculnya reaksi harga saham. Menurut Ross (2003) terdapat 3 syarat yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan kebijakan dividen sebagai sinyal, yaitu :


(54)

1) Manajemen harus selalu memiliki insentif yang sesuai untuk mengirimkan sinyal yang jujur, meskipun beritanya buruk.

2) Sinyal dari perusahaan yang sukses tidak mudah diikuti oleh pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses.

3) Sinyal itu harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang diamati (misalnya, pembagian dividen yang tinggi pada masa sekarang akan dihubungkan dengan arus kas yang tinggi pula di masa mendatang).

Jika manajemen memang memutuskan untuk membagi dividen, maka manajemen harus memiliki keyakinan bahwa perusahaannya akan memiliki profitabilitas yang baik dimasa mendatang. Oleh karena itu, manajer akan bekerja keras demi meningkatkan laba perusahaan untuk menarik investor supaya berinvestasi di perusahaannya. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang adalah dengan melihat dividen yang dibayarkan. Indikator ini sangat berguna untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Jika suatu perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar. Dengan membagi dividen yang besar akan menarik para investor untuk berinvestasi karena mereka melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki laba yang cukup untuk membayar tingkat keuntungan yang disyaratkannya. Hal tersebut


(1)

7. Terdapat pengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) kepemilikan saham institusional, keberadaan komisaris independen, ukuran dewan direksi, jumlah komite audit, pengungkapan transparansi, dan kebijakan pembayaran dividen, berpengaruh terhadap penurunan asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread lima hari sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun spread pada tanggal pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 0,000.

B. Implikasi dan Keterbatasan

Berikut ini ditemukan beberapa implikasi yang relevan dengan penelitian, implikasi tersebut dapat dijabarkan antara lain:

1. Dapat digunakan sebagai pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan masalah keterbukaan informasi dalam pengelolaan perusahaan.

2. Dapat berguna untuk pengambilan kebijakan terhadap pelaksanaan good corporate governance disektor swasta maupun pemerintah sebagai langkah tegas untuk mengurangi kesenjangan informasi (asimetri informasi) antara pengelola dan pemilik untuk menghindari adanya earning management dan biaya agensi (agency problem) yang tidak efektif.

3. Bagi perusahaan publik penerapan mekanisme corporate governance yang optimal dan pelaksanaan corporate action berupa kebijakan pembagian dividen diharapkan dapat menumbuhkan belief dari para investor.


(2)

4. Bagi investor dan calon investor yang tertarik menanamkan modalnya melalui pasar modal, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dalam mempertimbangkan keputusan informasi.

5. Kalangan akademisi maupun para peneliti yang berminat terhadap good corporate governance, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan bid-ask spread untuk melakukan pengukuran asimetri informasi masih kurang efektif, karena bid- ask spread diukur melalui perbedaan harga permintaan dan penawaran saham sehingga lebih menggambarkan likuiditas pasar saham. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan alat ukur asimetri yang lain seperti yang dilakukan oleh Lang dan Lundholm (1997) yang menggunakan forcast dispertion analist untuk mengukur tingkat asimetri informasi. Pengukuran ini perlu digunakan pada penelitian selanjutnya terutama untuk penelitian yang menggunakan data sekunder.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa. 2006. Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Apriani, Lisia. 2005. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Utilitas Publik dan Perusahaan dalam Industri Tidak Diregulasi). Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo. Ariwibowo, Taufik Yunianto. 2007. Analisis Reaksi Investor Terhadap

Pengumuman Penurunan Dividen. Skripsi: Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Asmoro, Kurniawan Yuli. 2007. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pemegang Saham Pengendali Terhadap Praktek Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi: Universitas Trisakti, Jakarta.

Bandi dan Jogiyanto Hartono. 2000. Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Pengumuman Dividen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (Vol. 3, No. 2, Juli 2000).

Basyori, Kurniawan. 2007. Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham. Skripsi: Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Boediono, Gideon SB.. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power Of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Salemba Empat, Jakarta.

Fala, Dwiyana Amalia S. 2007. Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

FCGI. 2001. Peran Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan): Seri Tata Kelola Perusahaan Jilid II. www.fcgi.co.id (diakses tanggal 20 Maret 2009).

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hamid, Abdul. 2007. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.


(4)

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktik Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. www.google.com (diakses tanggal 10 Maret 2009).

Holm, Claus and Fina Scholer. 2008. Reduction Of Asymmetric Information Through Corporate Governance Mechanisms-The Importance Of Ownership Dispersion and International Orientation. www.ssrn.com (diakses tanggal 25 Desember 2008).

Indriantoro, Nur dan Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Menejemen. BPFE: Yogyakarta.

Iqbal, Syaiful dan Nurul Fachriyah. 2007. Corporate Governance Sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen Laba (Earning Management). Tema (Volume 8, Nomor 1, Maret 2007).

Jian Shen, Ming., Min, Chin., 2006. A Study of Ownership Structure and Firm Values Under Corporate Governance—The Case Listed and OTC Companies in Taiwan’s Finance Industry. Journal of American Academy Business. Cambridge.

Joko, Sugiarsono. 2008. GCG, Antara Teori dan Praktik SWA 01/XXIV/9-23 Januari 2008.

__________. 2008. GCG, Skandal Bisnis, dan Kejatuhan Perusahaan. SWA 27/XXIV/ 18 Desember 2008 - 7 Januari 2009.

Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. www.google.com (diakses tanggal 30 Desember 2008).

Khomsiyah dan Susanti. 2003. Pengungkapan, Asimetri Informasi, dan Cost Of Capital. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.

Kuncoro, Mudjarad. “Model Pooled Time Series”. Artikel diakses tanggal 23 Juni

2009, dari http://www.mudrajad.co m/x/content/view/8/31, 2004.

KNKCG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance. http://www.cic- fcgi.org/news/files/Pedoman_GCG_060906.pdf. (diakses tanggal 20 Maret 2009).

Lang, Mark H. and Russell J. Lundholm. 1996. Corporate Disclosure Policy and Analyst Behavior. The Accounting Review (Volume 71 No.4, Oct 1996: 467- 492).

Murni, Siti Asiah. 2003. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi Terhadap Cost Of Equity Capital pada Perusahaan Publik Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.


(5)

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi. Makasar.

Pramastuti, Suluh. 2007. Analisis Kebijakan Dividen: Pengujian Dividend Signalling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Thesis: Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Rahmawati, Yacob Suparno, dan Nurul Qomariyah. 2007. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (Vol. 10, No. 1, Januari 2007).

Ross, Stephen A. 2003. Fundamentals of Corporate Finance. McGraw-Hill. New York.

Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi. Padang.

Sulistyanto, H. Sri dan Haris Wibisono. 2003. Good Corporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia?. Jurnal Widya Warta (No. 2 Tahun XXVI/Juli 2003).

Sulistyowati, Firma. 2003. Peran Fraud Auditor dalam Mendeteksi Fraud Untuk Mewujudkan Good Governance dan Good Corporate Governance di Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Sektor Publik (Vol. 04, No. 01, Mei 2007).

Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2008. Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Sehat). PT. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.

Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka.2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.

Unnisa, Syafaat. 2008. Pengaruh Pengungkapan Corporate Governance Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan. Skripsi: Universitas Trisakti, Jakarta.

Veronica, Sylvia dan Yanivi S. Bachtiar. 2003. Hubungan Antara Manajemen Laba dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.

Yuniarto, Fajar Eka. 2007. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms). Skripsi: Universitas Trisakti, Jakarta.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 99 88

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 ).

0 0 11

Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Periode 2005-2014.

0 0 24

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN DAN PEMBIAYAAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2013).

0 1 19

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 103

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19