Uji Individu Uji t

b. Uji Individu Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual yaitu mekanisme corporate governance dalam hal kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, dan pengungkapan transparansi serta corporate action berupa kebijakan pembayaran dividen dalam menerangkan variabel dependen, yaitu asimetri informasi yang diukur dengan bid-ask spread untuk lima hari sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun spread yang terjadi pada tanggal pengumuman dividen Ghozali, 2005. Berikut hasil pengujian. Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Sebelum Tanggal Pengumuman Dividen Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant INST KOMIND BDSIZE KOMAUD TRANS DVDN .183 .013 .003 -.112 -.054 -.001 .001 .370 .003 .006 .025 .045 .003 .003 .387 .056 -.470 -.144 -.019 .050 .495 3.921 .585 -4.457 -1.199 -.175 .495 .622 .000 .560 .000 .234 .862 .622 a Dependent Variable: ASYM_5 Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel 4.12, maka persamaan regresi untuk pengujian lima hari sebelum tanggal pengumuman dividen dapat di rumuskan sebagai berikut: Interpretasi dari persamaan linier berganda diatas adalah sebagai berikut: 81 1 Koefisien konstanta sebesar 0.183 menunjukkan bahwa bila nilai variabel independen nol, maka bid-ask spread akan ada sebesar 0.183 dengan nilai positif meskipun tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel independennya yaitu kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, dan kebijakan pembagian dividen. 2 Koefisien regresi sebesar 0,013 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen variabel kepemilikan saham institusional, maka asimetri informasi spread akan meningkat sebesar 0,013. 3 Koefisian regresi variabel komisaris independen sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen variabel komisaris independen, maka akan meningkatkan tindakan asimetr i informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,003. 4 Koefisien regresi -0,112 pada variabel ukuran dewan direksi menyatakan setiap penambahan dewan direksi dalam suatu perusahaan, maka akan menurunkan tingkat asimetri informasi spread sebesar 0,112. 5 Koefisien regresi -0,054 menyatakan bahwa setiap penambahan anggota komite audit, maka dapat mengurangi tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,054. 6 Koefisien regresi pada variabel pengungkapan transparansi sebesar -0.001 menyatakan bahwa setiap penambahan pengungkapan transparansi akan menurunkan pula tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,001. 82 7 Koefisien regresi 0,001 menyatakan bahwa setiap peningkatan rasio pembayaran dividen, maka akan menambah pula tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,001. Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Saat Pengumuman Dividen Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant INST KOMIND .051 .013 .003 .368 .003 .006 .405 .054 .139 4.186 .575 .890 .000 .567 BDSIZE KOMAUD TRANS DVDN -.106 -.090 -.001 .002 .025 .045 .003 .003 -.440 -.236 .055 .055 -4.264 -2.003 -.507 .557 .000 .048 .614 .579 a Dependent Variable: ASYM0 Sumber: Data yang diolah Dari hasil pengujian pada tabel 4.13 di atas maka dapat disusun suatu persamaan regresi berganda untuk pengujian pada tanggal pengumuman dividen sebagai berikut: Berikut interpretasi dari persamaan linier berganda pada tanggal pengumuman dividen: 1 Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 0.051 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa asimetri informasi spread saat pengumuman dividen akan bernilai 0.051 jika kepemilikan saham institusional, komisaris independen, ukuran dewan direksi, komite audit, transparansi, dan kebijakan pembagian dividen masing-masing bernilai 0. Nilai itu berarti tingkat asimetri 83 informasi akan ada meskipun tidak dipengaruhi oleh variabel- variabel independennya. 2 Koefisien regresi 0.013 pada variabel kepemilikan saham institusional menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen saham institusional dapatmeningkatkan tindakan asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,013. 3 Koefisian regresi 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan satu anggota komisaris independen, tidak dapat menurunkan tindakan asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,003. 4 Koefisien regresi variabel ukuran dewan direksi sebesar -0,106 menyatakan bahwa setiap penambahan satu orang dewan direksi akan menurunkan tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,106. 5 Koefisien regresi -0,090 menyatakan bahwa setiap terjadi penambahan satu anggota komite audit, maka dapat menurunkan tingkat asimetri informasi spread sebesar 0,090. 6 Koefisien regresi -0,001 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen variable transparansi, maka akan berdampak pada penurunan tingkat asimetri informasi spread sebesar 0,001 . 7 Koefisien regresi 0.002 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen rasio pembayaran dividen DPR dapat mempengaruhi tingkat asimetri informasi spread sebesar 0,002. 84 Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Variabel Dependen Setelah Tanggal Pengumuman Dividen Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant INST KOMIND BDSIZE KOMAUD TRANS DVDN -.161 .015 .005 -.104 -.083 -.002 .000 .347 .003 .005 .024 .042 .003 .003 .462 .091 -.452 -.229 -.095 .017 -.464 4.820 .974 -4.419 -1.959 .893 .174 .644 .000 .333 .000 .054 .374 .862 a Dependent Variable: ASYM5 Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 maka persamaan regresi berganda untuk pengujian setelah pengumuman dividen adalah sebagai berikut: Persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1 Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 0.161, ini dapat diartikan bahwa Y tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengn bid-ask spread setelah tanggal pengumuman dividen akan bernilai 0.161 jika INST, KOMIND, BDSIZE, KOMAUD, TRANS, dan DVDN masing-masing bernilai nol. Nilai itu berarti tingkat asimetri informasi akan ada meskipun tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel independennya. 2 Koefisien regresi 0,015 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen saham institusional, maka akan asimetri informasi yang di- proxy dengan bid-ask spread akan bertambah sebesar 0,015. 3 Koefisian regresi 0,005 pada variabel komisaris independen menyatakan bahwa setiap penambahan satu orang komisaris 85 independen, maka akan menambah asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,005. 4 Koefisien regresi -0,104 menyatakan bahwa setiap penambahan satu anggota dewan direksi akan menurunkan tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,104. 5 Koefisien regresi -0,083 pada variabel komite audit menyatakan bahwa setiap penambahan satu orang komite audit, maka akan menurunkan tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid- ask spread sebesar 0,083. 6 Koefisien regresi -0,002 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen variable transparansi, maka akan menurunkan tingkat asimetri informasi di-proxy dengan bid-ask spread sebesar 0,002. 7 Koefisien regresi 0,000 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen rasio pembayaran dividen, maka tidak akan mengurangi dan menambah tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread . Pembahasan Hasil Uji t Untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau diitolak dengan melihat tingkat signifikansi pada kolom sig. pada tabel 4.12 untuk hasil uji regresi sebelum tanggal pengumuman dividen, tabel 4.13 untuk hasil uji regresi pada tanggal pengumuman dividen, serta pada tabel 4.14 yang merupakan hasil uji regresi setelah tanggal pengumuman dividen, maka hipotesis penelitian tentang 86 hubungan antara variabel dependen dan variabel independen secara individual dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Kepemilikan Saham Institusional – Asimetri Informasi Hasil uji t menunjukkan bahwa kepemilikan saham institusional berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi, baik asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread lima hari sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun spread yang terjadi pada tanggal pengumuman dividen. Hal ini dibuktikan pada tabel 4.12, tabel 4.13, dan tabel 4.14 tingkat signifikansi pada kolom sig. untuk kepemilikan institusional INST sebesar 0,000. Dimana nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha 1 diterima. Semakin besar persentase kepemilikan saham institusional, maka asimetri informasi spread semakin rendah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajgofal et al., 1999 dalam Iqbal dan Fachriyah 2007, Ujiyantho dan Pramuka 2007 menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku oportunis yang dapat menimbulkan adanya asimetri informasi. Namun arah dari hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Balsam et al., 2002 dalam Herawaty 2008 menemukan hubungan yang negatif antar discretionary accrual yang tidak 87 diekspektasi dengan imbal hasil di sekitar tanggal pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual. Peneliti menduga bahwa arah positif ini disebabkan karena besarnya kepemilikan saham institusional dalam perusahaan akan dinilai positif oleh pasar, dimana para pemegang saham institusional cenderung mempertahankan kepemilikannya sehingga manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan pasar untuk saham-saham perusahaan Komalasari, 2000 dalam Murni 2003. Selanjutnya, hasil penelitian ini kontradiktif dengan hasil penelitian Asmoro 2007, Herawaty 2008 menyatakan bahwa kepemilikan institusional sebagai bagian dari mekanisme corporate governance gagal mengurangi perilaku manajemen laba yang merupakan dampak dari adanya asimetri informasi. Hal ini dikarenakan struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada suatu institusi yang biasanya memiliki saham yang cukup besar yang mencerminkan kekuasaan, sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Akibatnya manajer terpaksa 88 melakukan tindakan berupa manajemen laba demi untuk memenuhi keinginan pihak-pihak tertentu, diantaranya pemilik. Adanya pengaruh kepemilikan saham institusional terhadap asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread disebabkan kepemilikan saham oleh pihak institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat menurunkan asimetri informasi. 2 Komisaris Independen – Asimetri Informasi Untuk menguji hipotesis ke-2 Ha 2 yang diajukan diterima atau ditolak dengan melihat tingkat signifikansi hasil uji t lima har i sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun spread yang terjadi pada tanggal pengumuman dividen. Pada tabel 4.12 menunjukkan nilai signifikansi variabel komisaris independen KOMIND sebelum pengumuman dividen sebesar 0,560. Tabel 4.13 menunjukkan pengaruh komisaris independen terhadap asimetri informasi asimetri yang di-proxy dengan bid-ask spread memliki tingkat sinifikansi sebesar 0,567; dan setelah pengumuman dividen pada tabel 4.14 terlihat angka signifikan sebesar 0,333 pada variabel komisaris independen. Hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread karena hasil signifikansi pada tabel 4.12; 4.13; dan 4.14 menunjukkan angka 0,05 serta nilai beta 89 yang positif menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah komisaris independen tidak mampu untuk menurunkan tingkat asimetri informasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut menyatakan bahwa Ha 2 gagal diterima ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian Asmoro 2007; Ujiyanto dan Pramuka 2007; Herawaty 2008 yang menemukan pengaruh yang positif antara proporsi komisaris independen dengan earning management . Penelitin ini mendukung penelitian Sylvia dan Siddharta 2005 yang menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris indepnden oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak ditujukan untuk menegakkan Good Corporate Governance GCG. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Wedari 2004 dalam Asmoro 2007 yang menemukan pengaruh yang negatif dan signifikan komisaris independen dengan earning management sebagai akibat adanya asimetri informasi dikarenakan komisaris independen dapat memonitor manajemen dalam rangka menyelaraskan perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen. Penyebab tidak berpengaruhnya komisaris independen terhadap asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread disebabkan karena tidak efektifnya pengawasan yang dilakukan oleh komisaris independen terhadap perusahaan. Hal ini seperti yang telah ditegaskan dari hasil survai Asian Development Bank dalam Gideon 2005 bahwa kuatnya kendali pendiri perusahaan 90 dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan ko misaris tidak independen dan fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya menjadi tidak efektif. Ada kemungkinan penempatan atau penambahan anggota dewan dari luar perusahaan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementara pemegang saham mayoritas pengendali founders masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat bahkan bias menurun. 3 Ukuran Dewan Komisaris - Asimetri Informasi Hasil uji t menunjukkan bahwa ukurn dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi, baik asimetr i informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread lima hari sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun spread yang terjadi pada tanggal pengumuman dividen. Hal ini dibuktikan pada tabel 4.12, tabel 4.13, dan tabel 4.14 tingkat signifikansi pada kolom sig. untuk ukuran dewan direksi BDSIZE sebesar 0,000. Dimana nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta negatif yang berarti ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi, sehingga Ha 3 diterima. Semakin banyak jumlah direksi, maka asimetri informasi spead semakin rendah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chotorou et al., 2001 dalam Iqbal dan Fachriyah 2007, Wardhani 2006 dalam Yuniarto 2007 menemukan bahwa 91 ukuran dewan direksi yang besar dapat memonitor proses pelaporan keuangan dengan lebih efektif dibandingkan dengan ukuran dewan direksi yang kecil. Penelitian ini mendukung penelitian Prabowo 2007 yang menyatakan bahwa ukuran dewan direksi dalam persahaan berpengaruh terhadap biaya agency yang timbul akibat dari adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi antara agent dan principle. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal dan Fachriyah 2007 membuktikan bahwa semakin besar ukuran atau semakin banyak jumlah dewan direksi maka semakin tinggi manajemen laba, ini berarti ukuran dewan direksi yang kecil akan lebih efektif dalam menjalankan fungsi monitoringnya atas laporan keuangan sehingga mengurangi kesempatan bagi manajer untuk memanipulasi laba. Adanya pengaruh ukuran dewan direksi terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread disebabkan karena para dewan direksi dapat melaksanakan fungsi monitoringnya dengan baik, maka dapat peluang terjadinya praktik manajemen laba dapat diminimumkan. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa ukuran atau jumlah dewan direksi adalah salah satu mekanisme good corporate governance yang dapat mengurangi konflik kepentingan dan kesenjangan informasi yang timbul dari hubungan keagenan antara manajemen dan pemegang saham serta adanya dewan direksi dalam pengelolaan perusahaan 92 agar dapat menghasilkan keuntungan profitability dan memastikan kesinambungan usaha sustainability perusahaan. 4 Komite Audit – Asimetri Informasi Hasil uji t pada tabel 4.12 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,234 dan pada tabel 4.14 yang menunjukkan nilai signifikansi pada variabel komite audit KOMAUD sebesar 0,054. Dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread untuk pengujian lima hari sebelum dan lima hari setelah pengumuman dividen. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asmoro 2007 yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit pada perusahaan dalam melaksanakan pemeriksaan atau penelitian terhadap fungsi direksi dalam mengelola perusahaan belum optimal. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarto 2007 yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi peraturan, sehingga keberadaan komite audit tidak menjalankan fungsinya sebagai badan pengawas dalam perusahaan dengan baik. Sedangkan untuk hasil uji t pada tanggal pengumuman dividen pada tabel 4.13 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,042. Dimana nilai 0,042 0,05 dengan arah hubungan negatif yang berarti Ha 4 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa 93 keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread pada tanggal pengumuman dividen. Semakin besar jumlah komite audit dalam perusahaan, semakin rendah spread yang dihasilkan. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Nasution 2007 yang menyatakan bahwa komite audit yang ada di perusahaan sebagai salah satu mekanisme corporate governance mampu mengurangi tindak manipulasi laba oleh manajemen. Namun, arah negatif dari hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Iqbal dan Fachriyah 2007 yang menunjukkan hasil positif signifikan komite audit terhadap perilaku manajemen laba yang diduga bahwa perusahaan yang memiliki komite audit akan dinilai positif o leh pasar, dimana pasar merasa manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dari perspektif efisiensi sebagai motivasi untuk meningkatkan laba bukan sebagai perilaku oportunistik manajemen yang memanfaatkan kondisi informasi yang tidak simetris antara pengelola dan pemegang saham. Peneliti menduga adanya perbedaan tingkat signifikansi keberadaan komite audit terhadap tingakat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread antara pengujian sebelum dan setelah tanggal penguuman dengan pada tanggal pengumuman disebabkan karena saham-saham perusahaan yang memiliki komite audit baru di reaksi positif oleh pasar yang menganggap 94 perusahaan telah meningkatkan sistem pengawasan dan penerapan good corporate governance dengan keberadaan komite audit ketika perusahaan mengumumkan kebijakan untuk melakukan pembagian dividen tunai atas laba tahunan perusahaan sehingga tingkat asimetri informasi menurun yang ditandai dengan spread yang rendah. 5 Transparnsi – Asimetri Informasi Untuk menguji Ha 5 yang diajukan diterima atau ditolak dengan melihat tingkat signifikansi hasil uji t lima hari sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun spread yang terjadi pada tanggal pengumuman dividen. Pada tabel 4.12 menunjukkan nilai signifikansi variabel pengungkapan transparansi TRANS sebelum pengumuman dividen sebesar 0,862. Tabel 4.13 menunjukkan pengaruh pengungkapan transparansi terhadap asimetri informasi asimetri yang di-proxy dengan bid-ask spread pada tanggal pengumuman dividen memliki tingkat sinifikansi sebesar 0,614; dan setelah pengumuman dividen pada tabel 4.14 terlihat angka signifikan sebesar 0,374 pada variabel pengungkapan transparansi. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan transparansi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread karena hasil signifikansi pada tabel 4.12; 4.13; dan 4.14 menunjukkan angka 0,05 akan tetapi nilai beta yang negatif berarti bahwa pengungkapan transparansi dalam 95 perusahaan yang go public dapat menurunkan tingkat asimetri informasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut menyatakan bahwa Ha 5 ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lang dan Lundholm 1996, Welker 1995 dalam Khomsiyah dan Susanti 2003, Healy et al., 1999 dalam Veronica dan Bachtiar 2003, Rahmawati et al., 2007 yang menyatakan bahwa peningkatan pengungkapan menyebabkan fleksibilitas manajer untuk melakukan manajemen laba akan berkurang karena berkurangnya asimetri informasi antara manajemen dengan pemegang saham dan pengguna laporan keuangan lainnya. Penelitian ini tidak konsisten dengan Verrecchia 1991 dalam Murni 2003 menunjukkan bahwan dengan mengungkapkan informasi privat maka tuntutan investor terhadap kompensasi menurun karena biaya transaksi turun sehingga komponen adverse selection dan bid-ask spread berkurang. Begitu juga dengan hasil penelitian Holm dan Scholer 2008 yang menunjukkan adanya penurunan tingkat asimetri informasi dalam suatu perusahaan jika mekanisme corporate governance berupa pengungkapan keterbukaan transparansi meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Khomsiyah dan Susanti 2003 yang menyatakan bahwa pengungkapan informasi tidak berhubungan secara signifikan dengan asimetri informasi, baik asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread untuk 96 sebelum tanggal pelaporan keuangan, setelah pelaporan keuangan, maupun spread yang terjadi pada tanggal pelaporan keuangan. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara pengungkapan transparansi dengan asimetri inormasi yang di-proxy dengan bid- ask spread diduga karena pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan hanyalah untuk memenuhi ketentuan Bapepam dalam rangka pelaksanaan good corporate governance. 6 Kebijakan Pembagian Dividen – Asimetri Informasi Hasil uji t antara variabel kebijakan pembagian dividen DVDN dengan asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread yang dapat dilihat pada tabel 4.12, tabel 4.13, dan tabel 4.14. Pada tabel 4.12 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,622 untuk pengujian sebelum tanggal pengumuman. Tabel 4.13 yang menunjukkan nilai signifikansi pada variabel kebijakan pembagian dividen DVDN sebesar 0,579. Dan nilai signifikan untuk pengujian setelah tanggal pengumuman dividen sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.14 adalah sebesar 0,862. Dimana nilai signifikansi untuk lima hari sebelum pengumuman dividen, lima hari setelah pengumuman dividen, maupun pada tanggal pengumuan dividen tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti keberadaan kebijakan pembagian dividen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread. Dengan demikian Ha 6 ditolak. 97 Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prabowo 2007 yang melakukan penelitian tentang agency cost menyatakan bahwa kebijakan pembagian dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya agensi yang timbul dari adanya kondisi informasi yang tidak simetris antara agent dan principle. Hasil peneletian ini sejalan dengan penelitian Khomsiyah dan Susanti 2003 yang menunjukkan tidak ada perubahan spread yang signifikan disekitar event window yaitu: tujuh hri sebelum pelaporan keuangan, tujuh hari setelah pelaporan keuangan, maupun spread yang terjadi pada tanggal pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti seperti: Yohn, 1997; Senteney, 1991; Lee et al ., 1994 dalam Khomsiyah dan Susanti 2003 yang melakukan penelitian tentang pelaksanaan salah satu bentuk corporate action yaitu pengumuman laba yang dianggap memiliki hubungan dengan asimetri informasi yang di-proxy dengan bid-ask spread, adanya pengaruh pengumuman laba terhadap spread yang disebabkan adanya komponen asimetri informasi dari spread tersebut. 98

c. Uji Regresi Simultan Uji Statistik F

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 99 88

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 ).

0 0 11

Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Periode 2005-2014.

0 0 24

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN DAN PEMBIAYAAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2013).

0 1 19

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 103

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19