commit to user 18
Makanan bagi suatu rumah tangga dapat berasal dari beberapa sumber antara lain: dengan memproduksi sendiri, membeli, atau berasal dari
pemberian. Ketahanan pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang
tidak dapat ditunda-tunda karena setiap individu berhak memperoleh pangan yang cukup, baik dalam jumlah dan mutu untuk hidup sehat dan
produktif. Ketahanan pangan mensyaratkan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat dan kemampuan memperoleh pangan
sehari-hari. Ketersediaan pangan yang cukup di tingkat wilayah belum menjamin ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sebab kelancaran
distribusi sampai ke pemukiman dan daya jangjau fisik dan ekonomi rumah tangga terhadap pangan merupakan dua hal yang penting Lamba, 2006.
C. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan oleh karenanya merupakan bagian dari hak azasi individu yang wajib
dipenuhi. Ketahanan pangan dipandang sebagai hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia
berkualitas, mandiri dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diwujudkan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan
beragam serta tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Pada umumnya, banyak orang berpendapat bahwa ketahanan pangan di suatu wilayah adalah representasi dari ketahanan pangan tingkat individu dan
rumah tangga. Padahal, rumah tangga dengan berbagai karakteristik dan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya memiliki akses yang berbeda-beda
untuk memenuhi kecukupan pangan. Oleh karena itu, di tengah kondisi ketersediaan pangan yang tinggi, ternyata masih banyak dijumpai orang yang
mengalami defisit energi dan protein, maupun rumah tangga yang berada dalam kondisi rawan pangan.
Ketersediaan pangan merupakan salah satu indikator ketahanan pangan suatu wilayah.
Ketersediaan pangan pokok mengisyaratkan adanya rata-rata
commit to user 19
pasokan pangan pokok yang cukup tersedia setiap saat. Bahan pangan pokok
yang paling utama mendapat perhatian dari pemerintah adalah beras karena dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia.
Beras hingga kini masih merupakan salah satu komoditi pangan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditi strategis bagi
pembangunan nasional. Yuliasih 2007 menyatakan bahwa ketersediaan pangan pokok beras merupakan sejumlah beras yang tersedia dan siap
dikonsumsi oleh keluarga sebagai pangan pokok keluarga. Salah satu syarat terwujudnya ketahanan pangan keluarga adalah ketersediaan pangan yang
cukup bagi setiap anggota keluarga, dimana ketersediaan pangan dapat diperoleh dari produksi usahatani dan pembelian baik dengan harga normal
maupun harga raskin, yang dikurangi dengan pangan yang dijual, digunakan untuk benih, zakat fitrah, serta pangan yang diberikan kepada pihak lain.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII pada tahun 2004 merumuskan bahwa Angka Kecukupan Energi AKE rata-rata orang
Indonesia pada tingkat konsumsi sebesar 2.000 kkalkaphari dan Angka Kecukupan Protein AKP sebesar 52 gramkaphari. Sedangkan ketersediaan
pangan pokok rumah tangga menurut Adi dkk. dalam Yuliasih 2007 dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
a. Rendah : KP 1400 kkalkaphari
b. Sedang : 1400 kkalkaphari
≤ KP ≤ 1600 kkalkaphari c. Tinggi
: KP 1600 kkalkaphari Konsumsi pangan merupakan gambaran dari aspek ketersediaan dan
kemampuan keluarga untuk membeli dan memperoleh pangan, sehingga konsumsi pangan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai ketahanan
pangan. Konsumsi pangan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kualitas dan kuantitas. Secara kualitas, konsumsi pangan dilihat dari ukuran penilaian mutu
konsumsi pangan. Sedangkan secara kuantitas, konsumsi pangan lebih ditujukan kepada banyaknya zat gizi yang dikonsumsi dibandingkan dengan
standar kecukupan.
commit to user 20
Dengan melihat aspek konsumsi pangan, maka dapat diukur ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga. Sumarwan dan Sukandar 1998
merumuskan ketahanan pangan rumah tanggakeluarga dengan melihat kepada terpenuhinya kebutuhan energi dan protein.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir pendekatan masalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah
D. Asumsi-Asumsi