Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Penelitian Terdahulu

commit to user 6 berbagai faktor sosial masyarakat. Besarnya proporsi lahan sawah dengan jenis pengairan tadah hujan di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo akan mempengaruhi produksi padi dan pendapatan petani, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pola konsumsi, tingkat konsumsi, dan ketahanan pangan rumah tangga petani. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah ketersediaan bahan pangan pokok beras pada rumah tangga petani di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo? 2. Bagaimana pola konsumsi pangan rumah tangga petani di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo? 3. Bagaimana ketahanan pangan tingkat rumah tangga petani di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui tingkat ketersediaan bahan pangan pokok beras pada rumah tangga petani di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. 2. Mengetahui pola konsumsi pangan rumah tangga petani di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. 3. Mengetahui ketahanan pangan tingkat rumah tangga petani di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo, penelitian ini berguna sebagai sumbangan pemikiran dan sumber informasi dalam pengambilan kebijakan khususnya dalam hal ketahanan pangan di Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. commit to user 7 3. Bagi pembaca, penelitian ini berguna sebagai wacana dalam menambah pengetahuan mengenai ketahanan pangan, khususnya mengenai tingkat ketersediaan pangan pokok dan pola konsumsi di tingkat rumah tangga. 4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya commit to user 8 II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Yuliasih 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Ketersediaan Pangan Pokok dan Konsumsi Pangan Keluarga Miskin dan Tidak Miskin di Kabupaten Karanganyar menjelaskan bahwa ketersediaan pangan pokok keluarga miskin dan tidak miskin di Kabupaten Karanganyar tergolong rendah. Ketersediaan pangan pokok keluarga miskin sebesar 878,849 kkalkaphari 244,125 gramkaphari sedangkan ketersediaan pangan pokok keluarga tidak miskin sebesar 1.054,491 kkalkaphari 289,296 gramkaphari. Kuntitas konsumsi pangan yang dilihat dari Tingkat Kecukupan Energi TKE menunjukkan bahwa keluarga miskin termasuk dalam kategori sedang sedangkan keluarga tidak miskin termasuk kategori baik. Secara keseluruhan, keluarga tidak miskin lebih berpotensi tahan pangan dibandingkan dengan keluarga miskin. Purwantini dan Ariani 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Pola Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga Petani Padi menyatakan bahwa pada umumnya pada rumah tangga petani padi, beras merupakan pangan pokok yang dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi. Pola pangan pokok berupa beras ini sulit untuk diubah walaupun rumah tangga menghadapi musim paceklik. Petani tidak akan mengganti beras sebagai sumber pangan pokok meskipun harga beras meningkat. Analisis data menunjukkan bahwa sumbangan energi terbesar berasal dari kelompok padi-padian, yaitu berkisar 44 - 69 . Sebagai produsen padi, sebagian besar rumah tangga petani mengkonsumsi beras dari hasil usahatani sendiri. Selain hasil sendiri, rumah tangga memperoleh beras dari pembelian, baik melalui raskin atau di pasar. Hanya sebagian kecil saja yang memperoleh beras dari pemberian. Berdasarkan penelitian terdahulu, Peneliti mengetahui bahwa rumah tangga petani memperoleh pangan pokok berupa beras dari hasil usahatani sendiri, pembelian dan pemberian. Analisis mengenai ketersediaan pangan pokok ini penting untuk dilakukan karena beras yang termasuk dalam 8 commit to user 9 kelompok padi-padian merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia dan memberikan sumbangan energi terbesar bagi rumah tangga petani. Di samping itu, ketersediaan beras juga dapat dipakai sebagai salah satu indikator ketahanan pangan rumah tangga. Selanjutnya, Peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai pola konsumsi rumah tangga petani yang mengusahakan sawah dengan sistem pengairan tadah hujan dan memiliki pola tanam padi-palawija. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ketersediaan pangan pokok petani padi-palawija lebih rendah dibandingkan petani padi-padi. Hal ini akan berpengaruh pada pola konsumsi pangan rumah tangga, yang pada akhirnya akan menentukan tingkat ketahanan pangan rumah tangga terkait dengan kecukupan gizinya.

B. Tinjauan Pustaka