Metode Dasar Penelitian Metode Pengambilan Sampel

commit to user 24 III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis menurut Surakhmad 1994 adalah suatu metode yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau sekelompok orang tertentu, atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Metode deskriptif menurut Surakhmad 1994 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering disebut metode analitik. Adapun teknik pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah dengan cara survey, yaitu pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dari suatu populasi dalam jangka waktu yang bersamaan dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data Singarimbun dan Effendi, 1995.

B. Metode Penentuan Lokasi

Penentuan daerah penelitian dipilih secara sengaja purposive, yaitu dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui berdasar tujuan penelitian. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo, dengan populasi sasaran adalah rumah tangga petani pemilik penggarap yang mengerjakan sawah dengan sistem pengairan tadah hujan. Adapun pemilihan sampel desa dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki tanah sawah tadah hujan dengan luas yang terbesar. Adapun perincian luas tanah sawah berdasarkan jenis pengairan di masing-masing desa di Kecamatan Bulu dapat dilihat pada Tabel 4. 24 commit to user 25 Tabel 4. Luas Tanah Sawah Berdasar Jenis Irigasi di Kecamatan Bulu Dirinci Menurut Desa Tahun 2009 No. Desa Irigasi teknis Irigasi ½ teknis Irigasi sederhana Tadah hujan Jumlah 1. Sanggang 2 3 5 10 2. Kamal 20 20 3. Gentan 5 24 51 80 4. Kedungsono 78 78

5. Tiyaran

34 95 129 6. Bulu 25 32 90 147 7. Kunden 70 20 56 146 8. Puron 70 6 14 90 9. Malangan 104 104 10. Lengking 82 82 11. Ngasinan 128 2 130 12. Karangasem 95 6 101 Jumlah 581 125 411 1.117 Sumber : Kecamatan Bulu Dalam Angka, 20092010 Berdasar Tabel 4, Desa Tiyaran dipilih sebagai lokasi penelitian karena luas sawah tanah hujan yang ada di wilayah tersebut paling luas dibandingkan dengan desa yang lain, yaitu 95 hektar.

C. Metode Pengambilan Sampel

Data yang dianalisis menurut Singarimbun dan Effendi 1995, jumlah sampelnya harus normal, karena distribusi nilai-nilai yang diperoleh harus mengikuti sebaran normal. Jumlah sampel minimal adalah 30 sampel dari seluruh populasi petani. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, sampelresponden yang diamati adalah 30 petani pemilik penggarap yang melakukan usahatani padi dengan sistem pengairan tadah hujan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Systematic Sampling. Pengambilan sampel secara sistematis systemtic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dimana hanya unsur pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur- unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu yang disebut interval. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menyusun populasi dalam suatu daftar dan memberi nomor urut pada setiap satuan populasi. commit to user 26 Pada penelitian ini, jumlah populasi petani pemilik penggarap sawah tadah hujan di lokasi penelitian adalah 201 orang dan besar sampel yang akan diambil adalah 30 orang. Interval adalah hasil bagi antara jumlah populasi dan jumlah sampel sehingga didapatkan nilai 6. Sampel pertama dipilih secara acak dengan cara mengundi responden yang memiliki nomor urut 1 sampai 6. Sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan nilai 6 pada nomor urut sampel pertama. Demikian seterusnya hingga didapatkan sampel ke-30.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data