6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PERSEPSI A.1. Pengertian Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses pemahaman terhadap apa yang terjadi di lingkungan orang yang sedang berpersepsi dan hubungan antara lingkungan
dengan manusia dan tingkah lakunya adalah hubungan timbal balik saling terkait dan mempengaruhi seperti yang dikemukakan oleh Sarlito Wirawan “Bahwa persepsi
merupakan hasil hubungan antara manusia dengan lingkungan dan kemudian diproses dalam kesadaran kognisi yang mempengaruhi memori ingatan tentang pengalaman
yang diinderakan akan mempengaruhi” Wirawan 1992:37. Persepsi merupakan hal yang penting dan dialami oleh setiap orang, setiap orang akan
menerima segala sesuatu informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari luar kemudian informasi yang diterima tersebut diolah dan diproses.
Menurut Indra wijaya: “Bagaimana tafsiran dan pemikiran seseorang terhadap semua rangsangan yang
diproseskan itu akan tampak pengaruhnya dalam prilaku atau dalam sikap yang berkaitan dengan hal-hal yamg dipersepsikan.“ Indra wijaya,1989:45
Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan
indera. Dalam hal ini persepsi diartikan proses pengetahuan atau mengenali objek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera. Chaplin,1989:358
Universitas Sumatera Utara
7 Dengan perkataan lain lingkungan sangat aktif berinteraksi dengan manusia yang
melalui inderanya menangkap rangsangan sampai akhirnya timbul makna yang spontan yang akan ditampilkan dalam prilaku, dengan demikian prilaku individu tidak terlepas
dari persepsinya. Persepsi seseorang terhadap suatu objek akan dipengaruhi sejauh mana pemahamannya terhadap objek persepsi yang belum jelas atau belum dikenal sama sekali
tidak akan mungkin memberikan makna.agar lebih jelas di bawah ini terdapat beberapa pengertian mengenai persepsi yang dikemukakan beberapa ahli sarjana seperti:
1. Le bouef 1992:48 yang mengatakan bahwa persepsi adalah pemahaman kita
terhadap apa yang kita alami, penafsiran kita terhadap apa yang kita lihar dan dengar yang dipengaruhi oleh kombinasi antara pengalaman masa lalu, keadaan,
serta psikologi yang benar-benar sama bagi setiap orang, apa yang dipersepsikannya itulah kenyataan.
2. Kimbal Young, persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktifitas marasakan,
mengintisifikasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial Walgito: 1986: 89 defenisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang
atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek yang dirasakan tersebut.
3. Sarlito Wirawan 1995:37 menyatakan bahwa proses persepsi merupakan hasil
hubungan antara merasa dengan lingkungan dan kemudian diproses dalam alam kesadaran kognisi yang dipengaruhi memori tantang pengalaman masa lampau,
minat, sikap dan intelegensi dimana hasil penalaran terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah laku.
Universitas Sumatera Utara
8 4.
William James Isbandi,1994:105 menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang diperoleh di lingkungan yang diserap oleh panca indera serta
sebagian lainnya diperoleh dari ingatan memori kita dan diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita peroleh.
Persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok manusia terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterprestasikan objek
yang dirasakan tersebut, seperti pendapat Kimball young dalam Walgito.1996:89 “Persepsi merupakan suatu yang menunjukkan aktifitas merasakan,
menginterprestasikan, memahami objek fisik maupun sosial. Faktor yang terlibat dalam proses persepsi ada 3 macam yaitu:
1. Objek yang dipersepsikan.
2. Orang yang sedang dipersepsikan.
3. Kondisi saat berlangsung persepsi.
Dari uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami tentang
lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman sementara itu yang dimaksud proses kognitif adalah proses atau kegiatan
mental yang disadari seperti berfikir, mengetahui, memahami dan kegiatan konsepsi mental berupa sikap, kepercayaan dan pengharapan yang kesemuanya merupakan faktor
penentu atau yang mempengaruhi prilaku. Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor ini yang menyebabkan mengapa dua
orang yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang
Universitas Sumatera Utara
9 yang dilihatnya itu secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 3 faktor yang
mempengaruhu persepsi seseorang. Pertama : Diri orang yang bersangkutan sendiri, apabila seseorang melihat sesuatu dan
berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut mempengaruhi seperti
sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman dan harapan. Kedua : Sasaran persepsi tadi tersebut sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau
peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk dan
ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya.
Ketiga : faktor situasi, persepsi harus dapat dilihat secara konsektual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi
merupakan fakta yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang Siagian, 1989: 101.
Sejalan dengan ini Kasali 1994:23 mengemukakan faktor-faktor yang juga menentukan persepsi yaitu:
a. Latar belakang budaya.
b. Pengalaman masa lalu.
c. Nilai-nilai yang dianut.
d. Berita-berita yang berkembang.
Universitas Sumatera Utara
10 Menurut Rukminto, didalam membicarakan persepsi maka ada beberapa hal penting
yaitu: 1. Impression Formation
Proses dimana informasi tentang orang lain diubah menjadi pengetahuanpemikiran yang relatif menerap orang tersebut. Sedangkan impression formation ini terbentuk
melalui: a.
Pengkatagorian klasifikasi berdasarkan teori kepribadian yang implisit implicit personality theori
b. Mempertimbangkankombinasi segi positif dan negatif
c. praduga Stereitp
2. Attribution Morgan, King, Weisz dan Schopler melihat bahwa attribution dan inferences
terjadi karena manusia tidak mempunyai akses untuk mengetahui pikiran, motif ataupun perasaan seseorang. Dengan membuat atribusi berdasarkan prilaku tertentu apa yang
dilakukan seseorang, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menduga prilaku yang akan dilakukan oramg tertentu pada saat yang lain.
3. Sosial Relationship Kehadiran orang lain mempengaruhi tingkah laku. Bentuk tingkah laku dapat
terbentuk karena: a.
imitasi peniruan b.
konformitas mirip imitasi tetapi ada sanksi jika tidak ditiru
Universitas Sumatera Utara
11 c.
kepatuhan banyak diterapkan dalam militer dengan tingkat sanksinya berat
4. Perhatian Perhatian merupakan perumuasan atau konsentrasi dan seluruh aktivitas
ditentukan kepada sesuatu atau sekelompok objek. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi:
Ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut Wilson, 2000:
a.1. Faktor eksternal atau dari luar
concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang objektif.
Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan
dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang
lambat.
Conalitioned stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.
a.2. Faktor internal:
Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap istirahat.
Universitas Sumatera Utara
12
Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan dari pada yang tidak menarik.
Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.
Assumption, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman
melihat,merasakan dan lain-lain.
A.2. Pembentukan Persepsi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Fairi dalam Yusuf, 1991: 108 sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah
mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan “interpretation”, begitu juga dengan “closure”. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang
memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi
tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interprestasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna
terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Menurut Asngari 1984: 12-13 pada fase interprestasi ini, pengalaman masa
silam atau dahulu memegang peranan penting. Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain
termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal Rahmat 1998:55. Selanjutnya Rahmat menjelaskan yang menentukanm persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi
karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli.
Universitas Sumatera Utara
13 Persepsi meliputi juga pengetahuan, yang mencakup penafsiran objek, tanda dan
orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan Gibson, 1986:54. Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001: 19
mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.
B. MASYARAKAT B.1. Pengertian Masyarakat