Menurut undang-undang, ada 3 tiga unsur yang harus dipenuhi untuk keadaan memaksa yaitu :
122
1 Tidak memenuhi prestasi;
2 Ada sebab yang terletak diluar kesalahan debitur;
3 Faktor
penyebab itu tidak diduga sebelumnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur.
3. Unsur-Unsur dan Akibat Wanprestasi
Untuk menentukan apakah seorang debitur bersalah melakukan prestasi, perlu ditentukan dalam keadaan bagaimana debitur dikatakan sengaja atau lalai tidak
memenuhi prestasi. Ada 3 keadaan yaitu :
123
a. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali;
Dalam hal ini debitur sama sekali tidak memberikan prestasi. Hal itu bisa disebabkan karena debitur memang tidak mau berprestasi atau bisa juga
disebabkan karena memang debitur objektif tidak mungkin berprestasi lagi atau secara subjektif tidak ada gunanya lagi untuk berprestasi.
b. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru;
Di sini debitur memang dalam fikirannya telah memberikan prestasinya, tetapi dalam kenyataannya, yang diterima kreditur lain daripada yang
diperjanjikan.
c. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat waktunya atau terlambat.
Di sini debitur berprestasi, objek prestasinya betul, tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan.
Untuk mengetahui sejak kapan debitur dalam keadaan wanprestasi, perlu diperhatikan apakah dalam perikataan itu ditentukan tenggang waktu pelaksanaan
122
Mariam Darus Badrulzaman, et.al., Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 25.
123
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Loc. Cit
.
Universitas Sumatera Utara
pemenuhan prestasi atau tidak. Dalam hal tenggang waktu pelaksanaan pemenuhan prestasi tidak ditentukan, perlu memperingatkan debitur supaya ia memenuhi prestasi.
Tetapi dalam hal telah ditentukan tenggang waktunya, menurut ketentuan Pasal 1238 KUHPerdata debitur dianggap lalai dengan lewatnya tenggang waktu yang telah
ditetapkan dalam perikatan. Didalam pasal 15 perjanjian KPR BTN yang merupakan perjanjian baku
Standard voorwaarden yang disediakan oleh pihak BTN, juga mengatur tentang wanprestasi, yaitu :
1 Tindakan debitur yang mengakibatkan debitur dinyatakan wanprestasi, adalah
sebagai berikut : a
Debitur tidak membayar angsuran ataupun jumlah angsuran yang dibayarnya kurang dari jumlah yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan atau tidak
melunasi kewajiban angsuran menurut batas waktu yang ditetapkan dalam pasal 8 perjanjian kredit ini.
b Debitur melakukan penunggakan atas kewajiban angsuran sebanyak 2 dua
kali angsuran. c
Debitur melanggar ketentuan-ketentuan dan atau tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana disepakati pada pasal 11, pasal 12, pasal 13 dan pasal 14 perjanjian kredit ini.
Universitas Sumatera Utara
d Debitur
tidak memenuhi dengan baik kewajiban-kewajibannya atau melanggar ketentuan-ketentuan didalam perjanjian kredit satu dan lain
semata-mata menurut penetapan atau pertimbangan bank. 2
Apabila debitur wanprestasi sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, bank berhak untuk melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a Memberikan peringatan dalam bentuk pernyataan lalaiwanprestasi berupa
surat atau akta lain yang sejenis yang dikirimkan ke alamat debitur sebagaimana dimaksud pada pasal 22 perjanjian kredit ini.
b Para pihak sepakat bentuk pernyataan lalaiwanprestasi yang dapat dilakukan
oleh bank berupa surat atau akta lain yang sejenis maupun dalam bentuk papan peringatan plank, stiker atau yang dianggap lazim yang dipasang atau
ditempelkan pada rumah dan tanah yang menjadi agunan kredit. Kelalaian debitur diberikan dalam bentuk peringatan pernyataan lalai sebelum
debitur dinyatakan wanprestasi. Adapun bentuk-bentuk peringatan pernyataan lalai adalah :
124
1. Surat Perintah bevel
2. Akta sejenis
3. Demi perikatan sendiri.
Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman atau sanksi hukum berikut ini :
125
124
Johannes Ibrahim, Cross Default Cross Collateral Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Op. Cit.,
hlm. 54.
Universitas Sumatera Utara
1 Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh
kreditur Pasal 1243 KUHPerdata 2
Kreditur dapat melakukan pembatalan perikatan atau menuntut pemutusan perikatan melalui Hakim Pasal 1266 KUHPerdata
3 Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada debitur
sejak terjadi wanprestasi pasal 1237 ayat 2 4
Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih dapat dilakukan, atau pembatalan disertai pembayaran ganti kerugian Pasal 1267 KUHPerdata.
5 Debitur
wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan dimuka Pengadilan Negeri, dan debitur dinyatakan bersalah.
Jika debitur telah melakukan wanprestasi, maka kreditur dapat menuntut hak- haknya sebagai berikut :
126
1. Hak menuntut pemenuhan perikatan nakomen;
2. Hak menuntut pemutusan perikatan atau apabila perikatan itu bersifat
timbal balik, menuntut pembatalan perikatan ontbinding; 3.
Hak menuntut ganti rugi schade vergoeding; 4.
Hak menuntut pemenuhan perikatan dengan ganti rugi; 5.
Hak menuntut pemutusan atau pembatalan perikatan dengan ganti rugi.
C. Upaya-Upaya dan Perlindungan Hukum Bagi Pihak Bank Dalam Hal