Notaris Sebagai Pejabat Pembuat Akta Autentik

Peralihan tersebut tidak perlu dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta tanah PPAT. Pencatatan mengenai berlaihnya hak tanggungan tersebut cukup dilakukan berdasarkan akta yang membuktikan beralihnya piutang yang dijamin dengan hak tanggungan tersebut kepada kreditur yang baru. 3 Memenuhi asas spesialitas dan asas publisitas. Pemenuhan asas spesialitas dan asas publisitas dalam rangka pembebanan hak tanggungan adalah sebagai mana yang tercermin pada ketentuan-ketentuan UU No. 4 Tahun 1996 sepanjang mengenai pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dan pendaftarannya. Kedua asas tersebut sangat berkaitan dengan langkah-langkah yang wajib dilakukan dalam rangka pembebanan hak tanggungan atas objek jaminan utang dan akan mengikat pihak ketiga serta memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pemenuhan asas spesialitas tercapai melalui pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT sesuai dengan persyaratannya. Sementara itu pemenuhan asas publisitas tercapai dengan dilakukan pendaftaran pembebanan hak tanggungan ke Kantor Pertanahan setempat sehingga akhirnya dikeluarkan Sertipikat Hak Tanggungan. Sertipikat Hak Tanggungan merupakan dokumen pembebanan atas tanah tersebut. Dengan dipenuhinya asas spesialitas dan asas publisitas tersebut maka akan diperoleh pengikatan jaminan utang secara sempurna. Pengikatan objek jaminan secara sempurna akan memberikan kepastian hukum kepada pihak- pihak yang berkepentingan terutama bagi kreditur dan debitur. 4 Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. Bila debitur wanprestasi yaitu tidak melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan kepada kreditur, kreditur yang bersangkutan akan melakukan eksekusi atas objek jaminan yang diikat dengan hak tanggungan.

B. Notaris Sebagai Pejabat Pembuat Akta Autentik

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris 80 . Pemberian kualifikasi sebagai pejabat umum tidak hanya kepada notaris saja tapi juga diberikan kepada Pejabat Pembuat Akta 80 Pasal 1 angka 1 dan Pasal 15 ayat 1 UUJN Universitas Sumatera Utara Tanah PPAT 81 , Pejabat Lelang, dengan demikian notaris sudah pasti pejabat umum, tapi tidak setiap pejabat umum pasti notaris, karena pejabat umum bisa juga PPAT atau Pejabat Lelang. Undang-Undang Jabatan Notaris UUJN merupakan unifikasi dibidang pengaturan jabatan notaris, artinya satu-satunya aturan hukum dalam bentuk undang- undang yang mengatur jabatan notaris di Indonesia, sehingga segala hal yang berkaitan dengan notaris di Indonesia harus mengacu kepada UUJN. 82 Jabatan Notaris merupakan suatu lembaga yang diciptakan oleh negara. Menempatkan notaris sebagai jabatan merupakan suatu bidang pekerjaan atau tugas yang sengaja dibuat oleh aturan hukum untuk keperluan dan fungsi tertentu kewenangan tertentu serta bersifat berkesinambungan sebagai suatu lingkungan pekerjaan tetap. 83 Setiap wewenang yang diberikan kepada jabatan harus ada aturan hukumnya. Sebagai batasan agar jabatan dapat berjalan dengan baik, dan tidak bertabrakan dengan wewenang jabatan lainnya. Dengan demikian jika seorang pejabat notaris melakukan suatu tindakan diluar wewenang yang telah ditentukan, dapat dikategorikan sebagai perbuatan melanggar wewenang. Peran notaris dalam membuat akta dibutuhkan karena dilatarbelakangi oleh pasal 1866 KUHPerdata yang menyatakan alat-alat bukti terdiri dari atas : 81 Pasal 1 angka 4 UUHT, dan Pasal 1 ayat 1 PP Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. 82 Habib Adjie, Undang-Undang Jabatan Notaris UUJN Sebagai Unifikasi Hukum Pengaturan Notaris, Renvoi, Nomor 28. Th.III, 3 September 2005, hlm. 38. 83 Habib Adjie, Sekilas Dunia Notaris PPAT Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2009, hlm. 23. Universitas Sumatera Utara 1. Bukti tulisan; 2. Bukti dengan saksi-saksi; 3. Persangkaan-persangkaan; 4. Pengakuan; 5. Sumpah; Selanjutnya didalam KUHPerdata dikenal ada 2 dua macam akta, yaitu akta dibawah tangan dan akta autentik : 84 a. akta dibawah tangan. Akta dibawah tangan adalah akta yang bentuknya bebas dan pembuatannya cukup dengan ditandatangani oleh pembuatnya. Akta ini mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta autentik apabila para pihak mengakui isi dan tanda tangan yang tercantum didalam akta Pasal 1875 KUHPerdata. Apabila hal tersebut disangkal oleh salah satu pihak, maka akta dibawah tangan kedudukannya sama dengan surat biasa bukan akta, dan untuk membuktikan peristiwa hukumnya masih membuktikan alat- alat bukti lainnya. b. akta autentik. Yang dimaksud dengan akta autentik menurut Pasal 1868 KUHPerdata adalah suatu akta yang bentuknya ditetapkan oleh Undang-Undang, dan dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berwenang untuk itu. Mengenai siapa-siapa yang dimaksud dengan pegawai umum dimaksud antara lain adalah juru sita pengadilan, notaris, pegawai catatan 84 Gatot Supramono, Perbankan Dan Masalah Kredit, Suatu Tinjauan Di Bidang Yuridis, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm.176. Universitas Sumatera Utara sipil, pegawai pencatat perkawinan. Masing-masing pejabat tersebut membuat akta yang bentuknya telah ditetapkan oleh undang-undang. Khusus untuk akta autentik, mengenai semua perjanjian dan ketetapan yang diperintahkan oleh peraturan umum, atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan, pembuatan aktanya merupakan wewenang notaris. Hal ini diatur dalam Pasal 1 Reglement Jabatan Notaris Stb. 1860 No.3, di Indonesia diberlakukan sejak tanggal 1 Juli 1860. Peraturan jabatan notaris tersebut kemudian diganti dengan UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Kewenangan membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tercantum dalam Pasal 15 ayat 1 UUJN yang berbunyi : Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akata-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Pembuatan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan selain kepada Notaris, ditugaskan juga kepada PPAT yang keberadaannya sampai pada wilayah kecamatan untuk memudahkan pelayanan kepada pihak-pihak yang memerlukan. 85 Dengan demikian jika Notaris berwenang membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk tanah-tanah diseluruh wilayah Indonesia, maka PPAT hanya boleh membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan 85 Fieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata Hak-hak Yang Memberi Jaminan,Jilid 2, Ind-Hill Co, Jakarta, 2009, hlm. 167-168 . Universitas Sumatera Utara untuk tanah-tanah yang berada di wilayah jabatannya terutama ditempat-tempat dimana tidak ada Notaris yang bertugas. Surat Kuasa tersebut harus diberikan langsung oleh pemberi Hak Tanggungan dan wajib memenuhi persyaratan mengenai muatannya sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Hak Tanggungan.

C. Pengecualian Jangka Waktu Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan