Pengertian Prestasi Wanprestasi Dalam Kredit Pemilikan Rumah Sederhana

tertentu. Yang dimaksud dengan mengkhususkan kegiatan tertentu antara lain : melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemahusaha kecil, pengembangan ekspor non migas dan pengembangan pembangunan perumahan. Bank Tabungan Negara BTN adalah merupakan salah satu Bank Umum Milik Negara yang secara luas telah menyediakan pendanaan bagi masyarakat untuk membeli rumah dengan berbagai type dan harga. Sesuai dengan visi dan misinya menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan. Bank ini telah membuktikan ikut memberikan kontribusi dalam pembangunan negara, turut mensejahterakan warga negaranya dengan menyediakan kredit pemilikan rumah untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok dalam hidup seseorang, sehingga jutaan masyarakat Indonesia telah memiliki rumah yang memadai dan layak sehingga hidupnya menjadi lebih baik dan sejahtera.

B. Wanprestasi Dalam Kredit Pemilikan Rumah Sederhana

1. Pengertian Prestasi

Prestasi atau yang dalam Bahasa Inggris disebut juga dengan istilah “performance”, dalam hukum perjanjian dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal- hal yang tertulis dalam suatu perjanjian oleh pihak yang telah mengingatkan diri Universitas Sumatera Utara untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan “term” dan “condition” sebagaimana disebutkan dalam perjanjian yang bersangkutan. Jadi prestasi itu bisa disebut juga dengan sesuatu yang wajib dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan. Dalam melaksanakan suatu prestasi, menurut M. Yahya Harahap, ada beberapa hal yang patut diperhatikan : 117 a. Kewajiban apa yang hendak dilaksanakan. Untuk mengetahui hal-hal yang wajib dilaksanakan debitur, harus dilihat dari beberapa sumber yaitu undang-undang sendiri, perjanjian yang dibuat oleh para pihak dan tujuan dari perjanjian dan sifat perjanjian. Ketentuan dalam KUHPerdata yang patut diperhatikan adalah : Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, berbunyi : “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.” Pasal 1338 ayat 2 KUHPerdata, berbunyi : “suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.” Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, berbunyi : “suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Pasal 1348 KUHPerdata, berbunyi : “semua janji yang dibuat dalam suatu perjanjian, harus diartikan dalam hubungan satu sama lain, tiap janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya.” 117 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Op. Cit., hlm.56 Universitas Sumatera Utara b. Pelaksanaan yang baik. Ukuran dari pelaksanaan yang baik adalah “kepatutan” artinya debitur telah melaksanakan kewajibannya menurut yang sepatutnya sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang telah mereka setujui bersama. Menurut ketentuan pasal 1339 KUHPerdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan atau diwajibkan oleh kapatutan, kebiasaan dan undang-undang. Dengan demikian, setiap perjanjian dilengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat dalam undang- undang, dalam adat kebiasaan disuatu tempat dan disuatu kalangan tertentu, sedangkan kewajiban-kewajiban yang diharuskan oleh kepatutan norma-norma kepatutan harus juga diindahkan. 118 c. Pelaksanaan pemenuhan. Para pihak yang membuat perjanjian harus melaksanakan isi perjanjian sesuai dengan yang disetujui bersama. Pemenuhan isi perjanjian dapat terjadi hambatan jika salah satu ingkar janji. Dalam perjanjian kredit bank, kreditur dapat memaksakan kehendak agar debitur melaksanakan prestasi. Umumnya pemaksaan prestasi harus melalui kekuatan putusan vonis pengadilan, yang menghukum debitur melunasi prestasi serta membayar ganti rugi. Pemaksaan yang dapat dimintakan kreditur karena keingkaran debitur mempunyai beberapa alternatif yang dapat dipilih, yaitu pemenuhan prestasi sebagai tuntutan 118 Subekti, Hukum Perjanjian, Internuasa, Jakarta, 1984, hlm. 39. Universitas Sumatera Utara primair dan subsidairnya adalah pelaksanaan ditambah ganti rugi atas dasar wanprestasi.

2. Pengertian Wanprestasi