Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan ini biasanya disebut dengan keluhan musculoskeletal MSDs atau cedera pada sistem musculoskeletal Tarwaka, 2004. UD. Ponimin merupakan industri kecil yang bergerak dalam usaha memproduksi tahu yang berlokasi di daerah Medan. Usaha dagang Ponimin dalam melakukan aktivitas produksinya masih menggunakan peralatan manual seperti peralatan yang digunakan pada penyaringan bubur kedelai, sehingga operator dalam melakukan pekerjaan sering mengalami keluhan musculoskeletal dalam bekerja. Adapun kegiatan yang terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai yang ada pada lantai produksi, yakni operator berada pada posisi berdiri kemudian mengambil hasil ayakan pada proses perebusan dengan suhu……. yang berada disamping + 40 cm proses penyaringan dengan menggunakan tangan. Hal ini Universitas Sumatera Utara menyebabkan terjadinya keluhan otot pergelangan operator saat mengambil rebusan kedelai, karena kegiatan yang dilakukan berulang-ulang. Posisi tangan dalam mengayak lebih tinggi dari bahu sehingga mengakibatkan keluhan pada bahu dan tangan operator. Mengangkat ampas bubur kedelai dengan berat ….kg, posisi operator dalam hal ini tidak alamiah sehingga terjadi postur tubuh membungkuk yang mengakibatkan terjadinya keluhan pada punggung. Kegiatan yang dilakukan pada proses penyaringan bubur kedelai dengan fasilitas yang ada saat ini merupakan sikap kerja yang tidak ergonomis sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada otot skeletal yang disebut dengan musculoskeletal disorders MSDs karena fasilitas yang digunakan pada proses penyaringan tidak dapat digunakan operator dengan nyaman yakni tidak sesuai dengan dimensi tubuh operator. Dengan adanya keluhan yang terjadi pada operator saat melakukan kegiatan produksi membuat operator merasa tidak nyaman dan ini akan menurunkan kinerja operator dalam bekerja. Menurunnya kinerja dari operator akan mengakibatkan produktivitas akan berkurang, di antarnya kualitas produk, waktu penyelesaian produk dan stamina dari operator berkurang. Untuk mengatasi hal seperti ini perlu dilakukan adanya perbaikan fasilitas kerja yang ada di lantai produksi khususnya pada proses pengayakan, yaitu penyesuaian bentuk dan ukuran fasilitas kerja yang digunakan oleh operator dengan pendekatan ergonomi. Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah