Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square Uji Keseragaman Data

5.3.1. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square

Salah satu syarat penggunaan data antropometri yang akan diaplikasikan pada perancangan fasilitas untuk populasi tertentu adalah data harus berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini pengujian kenormalan data dilakukan dengan metode Chi-Square menggunakan software SPSS 13.0 for windows. Metode Chi-Square digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah data parametrik yang dapat diketahui nilai parameterstatistik data rata-rata, standar deviasi, dan sebagainya, merupakan data kontiniu hasil pengukuran, dan ukuran sampel memenuhi 37 sampel sehingga metode Chi-Square dapat digunakan untuk melakukan uji kenormalan data. Hasil seluruh pengujian dinyatakan normal karena chi kuadrat X 2 hitung chi kuadrat X 2 tabel. Pengujian kenormalan data dapat dilihat pada lampiran dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.36. Tabel 5.36. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square No Dimensi Chi kuadrat X 2 hitung Chi kuadrat X 2 tabel Keterangan 1 LB 1,784 48.60 Normal 2 TSB 5,973 42.56 Normal 3 PLB 4,541 41.34 Normal 4 JT 15,703 37.65 Normal 5 LT 6,919 36.42 Normal 6 PT 19,486 32.67 Normal Sumber : Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data dimensi tubuh yang diambil seragam atau berada pada batas kendali atas BKA dan batas kendali bawah BKB. Apabila dalam suatu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak atau dilakukan revisi dengan cara membuang data out of control tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 karena tujuan penelitian yaitu merancang fasilitas kerja yang ergonomis tidak berpengaruh langsung atau tidak memberikan dampak secara langsung terhadap tujuan pendirian usaha tersebut yaitu memperoleh profit dari hasil penjualan untuk menambah kesejahteraan karyawan, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 peneliti yakin data yang disajikan layak untuk membuat rancangan fasilitas kerja tersebut. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah : σ 2 + = X BKA σ 2 − = X BKB Jika X min BKB dan X max BKA maka data seragam. Jika X min BKB dan X max BKA maka data tidak seragam. Contoh perhitungan untuk tinggi bahu duduk : n X n X X X n n ∑ = + + + = Χ .... 2 1 Dimana: n = Banyaknya pengamatan = Jumlah pengamatan ke n dari i = 1 hingga j = 37 n X Σ Universitas Sumatera Utara = Nilai rata-rata cm 04 , 40 30 3 , 1201 30 43 ... 4 , 40 5 , 37 2 , 41 6 , 41 = = + + + + + = Χ 1 1 2 − − = = ∑ = n X X SD n i i σ Nilai standar deviasi untuk data tinggi bahu duduk adalah : 59 , 2 1 30 04 , 40 43 ... 05 , 40 2 , 41 04 , 40 6 , 41 2 2 2 = − − + − + − = = σ SD BKA = 40,04 + 2 x 2,59 = 45,23 cm BKB = 40,04 – 2 x 2,59 = 34,86 cm Output dari uji keseragaman data untuk dimensi lebar bahu dapat dilihat pada Gambar 5.21. Gambar 5.19. Peta Kontrol Dimensi Tubuh Lebar Bahu X 10 20 30 40 50 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 B an yak D ata Grafik Dimensi Tubuh Lebar Bahu Data Lebar Bahu Rata-Rata BKA BKB Universitas Sumatera Utara Dari pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa data lebar bahu berada dalam batas kendali, hal ini berarti data tersebut seragam. Peta kontrol dimensi tubuh yang lain dengan pengolahan data yang sama untuk dimensi tubuh yang lain dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji keseragaman data dapat dilihat pada Tabel 5.37. Tabel 5.37. Uji Keseragaman Data Antropometri No Dimensi σ BKA BKB Keterangan 1 LB 39,951 2,5414 44,6 35 45,034 34,869 Seragam 2 TSB 99,295 3,6945 104,5 92 106,68 91,906 Seragam 3 PLB 40,808 2,1256 44,4 37 45,059 36,557 Seragam 4 JT 73,72 4,672 83 67 83,06 64,37 Seragam 5 LT 8,7562 0,799 10,2 7,24 10,354 7,1583 Seragam 6 PT 17,818 1,2842 19,8 15,3 20,386 15,249 Seragam Sumber : Hasil pengolahan data

5.3.3. Uji Kecukupan Data