Tabel 5.29. Kategori Tindakan RULA Kategori Tindakan
Level Tindakan
1-2 Minimum
Aman 3-4
Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan
5-6 Sedang
Tindakan dalam waktu dekat 7
Tinggi Tindakan sekarang juga
Sumber: Hasil pengolahan data
5.2.2.8. Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan
Gambar 5.17. Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan
Grup A : 1. Lengan atas upper arm = 1
Dikarenakan bagian lengan atas membentuk sudut 20 ke depan maupun ke
belakang tubuh. 2. Lengan bawah lower arm = 1
Karena lengan bawah operator membentuk susud 60 - 100
. 3.
Pergelangan tangan wrist = 1
Universitas Sumatera Utara
Dikarenakan pergelangan tangan dengan posisi netral 4.
Putaran pergelangan tangan wrist twist = 1 Dikarenakan putaran pergelangan operator posisinya pada tengah dari putaran.
Grup B : 1. Leher neck = 1
Dikarenakan pergerakan leher operator pada sudut 0 - 10 .
2. Batang tubuh trunk = 3 + 1 = 4 Dikarenakan postur batang tubuh operator berada pada sudut 20-60
dan batang tubuh membungkuk
3. Kaki legs = 1 Dikarenakan postur tubuh bagian kaki oprator berada pada posisi
normalseimbang.
Tabel 5.30. Perhitungan Grup A untuk Gerakan Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan
Upper arms
Lower arms
Wrist
1 2
3 4
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
1 2
1 2
1 2
1 2
1 1
1 2
2 2
2 3
3 3
2 2
2 2
2 3
3 3
3 3
2 3
2 3
3 3
4 4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Perhitungan Grup A untuk Gerakan Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan Lanjutan
Upper arms
Lower arms
Wrist
1 2
3 4
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
1 2
1 2
1 2
1 2
2 1
2 2
2 3
3 3
4 4
2 2
2 2
3 3
3 4
4 3
2 3
3 3
3 4
4 5
3 1
2 3
3 3
4 4
5 5
2 2
3 3
3 4
4 5
5 3
2 3
3 4
4 4
5 5
4 1
3 4
4 4
4 4
5 5
2 3
4 4
4 4
4 5
5 3
3 4
4 5
5 5
6 6
5 1
5 5
5 5
5 6
6 7
2 5
6 6
6 6
7 7
7 3
6 6
6 7
7 7
7 8
6 1
7 7
7 7
7 8
8 9
2 7
8 8
8 8
9 9
9 3
9 9
9 9
9 9
9 9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.31. Perhitungan Grup B untuk Gerakan Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan
Trunk
1 2
3 4
5 6
Legs Legs
Legs Legs
Legs Legs
Neck
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 1
3 2
3 3
4 5
5 6
6 7
7 2
2 3
2 3
4 5
5 5
6 7
7 7
3 3
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
7 4
5 5
5 6
6 7
7 7
7 7
8 8
5 7
7 7
7 7
8 8
8 8
8 8
8 6
8 8
8 8
8 8
8 9
9 9
9 9
Tabel 5.32. Perhitungan Total untuk Gerakan Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan
B A
1 2
3 4
5 6
7 1
1 2
3 3
4 5
5 2
2 2
3 4
4 5
5 3
3 3
3 4
4 5
6 4
3 3
3 4
5 6
6 5
4 4
4 5
6 7
7 6
4 4
5 6
6 7
7 7
5 5
6 6
7 7
7 +8
5 5
6 7
7 7
7 Jadi skor untuk gerakan meletakkan bagian kotak pintu = 4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Kategori Tindakan RULA Kategori Tindakan
Level Tindakan
1-2 Minimum
Aman 3-4
Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan
5-6 Sedang
Tindakan dalam waktu dekat 7
Tinggi Tindakan sekarang juga
Sumber: Hasil pengolahan data
Rekapitulasi analisis postur kerja RULA dengan masing-masing elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 5.34.
Tabel 5.34. Rekapitulasi Hasil Analisis Postur Kerja No.
Elemen Kerja Nilai
Tindakan
1 Berjalan
Normal Untuk Mengambil Kain Saring
2 Aman
2 Memasang Kain Saring Ke
Wadah Penampungan 4
Diperlukan beberapa waktu ke depan
3 Memasang Kain Saring Ke
Katrol Pengayakan 3
Diperlukan beberapa waktu ke depan
4 Mengambil Hasil Rebusan
Bubur Kedelai dari Wadah Perebusan
3 Diperlukan beberapa waktu
ke depan
5 Mengayak Bubur Kedelai
4 Diperlukan beberapa waktu
ke depan 6
Membuka Kain Ayakan dari Katrol Pengayakan
1 Aman
7 Mengangkat Ampas dari
Hasil Ayakan 2
Aman 8
Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan
4 Diperlukan beberapa waktu
ke depan
Sumber: Hasil pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
Dari analisis hasil perhitungan postur kerja RULA maka dapat diketahui elemen kerja mana yang harus dilakukan perbaikan dan akan dilakukan tindakan.
Sesuai dengan hasil rekapitulasi pada Tabel 5.34 dapat diketahui elemen kegiatan yang harus dilakukan tindakan yaitu pada saat operator melakukan kegiatan
memasang kain saring ke wadah penampungan, memasang kain saring ke katrol pengayakan, mengambil hasil rebusan bubur kedelai dari wadah perebusan,
mengayak bubur kedelai dan memasukkan ampas ayakan ke tempat penampungan. Dari hasil tersebut, maka dilakukan perbaikan agar operator dapat
bekerja dengan nyaman. Hal yang dilakukan yaitu dengan merancang perbaikan fasilitas kerja yang
ada pada lantai produksi khususnya pada bagian pengayakan bubur kedelai. Tujuan dirancangnya perbaikan fasilitas kerja ini untuk menghilangkan elemen
kegiatan dimana tindakannya harus diperbaiki. Adapun perbaikan fasilitas yang akan dirancang ini harus disesuaikan dengan pengukuran dimensi tubuh operator
yang bekerja di lantai produksi. Pengukuran dimensi tubuh ini dilakukan dengan perhitungan antropometri tubuh manusia dengan alat yang digunakan yaitu body
martin. Alat ini digunakan untuk mengukur bagian tubuh manusia dan selanjutnya akan diolah dengan tahapan-tahapan antropometri.
Dimensi tubuh yang akan diukur disesuaikan dengan alat yang akan di rancang berdasarkan dari hasil identifikasi keluhan musculoskeletal dan postur
tubuh. Hasil yang didapat dari identifikasi keluhan muscucoskeletal yakni bagian tubuh bahu, lengan, pinggang, tangan dan betis, ini di akibatkan dari postur kerja
operator saat melakukan kegiatan produksi. Seperti bahu, lengan dan tangan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan mengayak bubur kedelai dengan posisi tangan lebih tinggi dari bahu, dan pinggang pada saat memasang kain saring ke wadah penampungan dan
memasukkan ampas pada tempat penampungan. Kegiatan ini terlihat pada perhitungan postur kerja harus dilakukan
perbaikan tujuannya agar operator dapat bekerja dengan nyaman. Adapun dimensi tubuh yang diukur untuk perancangan perbaikan fasilitas kerja yakni bahu, tinggi
siku berdiri, lengan, jangkauan tangan, lebar telapak tangan dan panjang telapak tangan.
Adapun elemen kegiatan yang perlu dilakukan perbaikan yaitu memasang kain saring ke wadah penampungan, postur kerja yang terjadi badan
membungkuk. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya keluhan pada bagian punggung untuk itu perlu dilakukan perbaikan yaitu dengan melakukan perbaikan
fasilitas kerja seperti merancang penyaringan bubur kedelai yang berada pada wadah penampungan.
Mengambil hasil rebusan bubur kedelai ke wadah perebusan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan tangan, dimana pengambilan bubur kedelai
dilakukan dengan cara berulang-ulang dengan gerakan statis. Dengan kegiatan seperti ini, akan terjadi keluhan pada pergelangan tangan. Terjadinya keluhan ini,
disebabkan keterbatasan fasilitas kerja yang digunakan dilantai produksi. Maka untuk mengatasinya dilakukan perbaikan rancangan fasilitas dengan memasang
pipa berupa stailles pada bawah wadah perebusan dengan sudur kemiringan 45 .
Dimensi tubuh yang dibutuhkan untuk merancang fasilitas kerja pemasangan kran yaitu jangkauan tangan.
Universitas Sumatera Utara
Mengyak bubur kedelai, kegiatan yang dilakukan yaitu mengayak bubur dengan posisi tangan lebih tinggi dari bahu sehingga sering terjadi keluhan pada
bahu, selain dari itu pegangan ayakan terlalu tipis sehingga operator tidak leluasa tidak nyaman dalam melakukan kegiatan pengayakannya. Untuk itu dilakukan
perbaikan ayakan dengan posisi tubuh berdiri dan posisi tangan sejajar dengan tinggi siku berdiri. Adapun dimensi tubuh yang digunakan yakni lebar bahu, lebar
telapak tangan, panjang lengan bawah, kemudian jarak dari lantai ke pegangan ayakan memerlukan dimensi tubuh tinggi siku berdiri.
Berubahnya fasilitas pada penyaringan bubur kedelai maka akan berubah juga SOP dari pekerjaan tersebut. Berikut gambar fasilitas aktual pada kegiatan
penyaringan bubur kedelai.
Gambar 5.18. Fasilitas Kerja Penyaringan Bubur Kedelai Aktual
Universitas Sumatera Utara
5.3. Data Antropometri