LATAR BELAKANG Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu tanggung jawab seorang ahli anestesi adalah memberikan pernafasan yang adekuat kepada pasien. Elemen yang utama dalam fungsi pernafasan adalah jalan nafas. 1,2 Ahli dalam penatalaksanaan jalan nafas merupakan keahlian seorang ahli anestesi. Salah satu tindakan dalam penatalaksanaan jalan nafas adalah tindakan laringoskopi dan intubasi, tindakan ini rutin dilakukan pada anestesi umum. 3 Induksi anestesi dan intubasi trakea dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang sangat besar bagi pasien, yang mana ini diakibatkan oleh pemberian obat anestesi dan peningkatan fungsi adrenergik pasien. 4 Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung disebabkan oleh peningkatan aktifitas simpatis akibat stimulasi jalan nafas atas adalah respon hemodinamik pada tindakan laringoskopi dan intubasi. 5,6 Peningkatan tekanan darah berkisar 40-50 dan peningkatan nadi berkisar 20. 7 Penyebab lain peningkatan tekanan darah dan denyut jantung adalah karena kecemasan dan premedikasi dengan atropin atau glycopyrrolate. 5 Perubahan ini biasanya singkat dan dapat ditoleransi dengan baik pada pasien tanpa penyakit kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial. Pada pasien dengan penyakit kardiovaskular dan tekanan intrakranial yang meningkat, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung akan menyebabkan komplikasi berupa dysrhythmia, myocardial ischaemia, rupture of cerebral aneurysms dan peningkatan tekanan intrakranial yang akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 6-10 Iskemik miokard terjadi jika terdapat ketidak seimbangan oksigen yang dibutuhkan dan pasokan oksigen. Konsumsi oksigen miokard berhubungan dengan rate pressure product heart rate x systolic blood pressure. 11 Terdapat berbagai macam tehnik dan obat anestesi yang tersedia untuk mengontrol respon hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi. 5,8,12-14 Metode atau obat yang digunakan tergantung dari banyak faktor termasuk urgensi Universitas Sumatera Utara dan lamanya operasi, pemilihan tehnik anestesi, cara pemberian dan kondisi medis pasien. 8 Beberapa obat yang sudah diteliti dapat menurunkan respon hemodinamik yang meningkat selama tindakan laringoskopi dan intubasi diantaranya: golongan opioid, alpa dan beta adrenergik, obat-obat vasodilator seperti sodium nitroprusside, angiotensine-converting enzyme inhibitor, clonidine, penggunaan obat anestesi topikal pada orofaring, laring dan trakea, pemberian lidokain intravena dan anestesi inhalasi yang dalam. 5,13-15 Mendalamkan anestesi dengan menggunakan gas anestesi memiliki kerugian yakni gas anestesi pada umumnya mendepresi miokard, masa pemulihan semakin panjang sejalan dengan peningkatan konsentrasi gas anestesi. 16 Opioid secara luas digunakan untuk mengontrol respon neurovegetatif pada intubasi dan terdapat hubungan linier antara peningkatan dosis dengan penurunan respon hemodinamik, dimana opioid yang digunakan selama anestesi umum akan menambah efek anestesi umum. 4,8 Opioid lebih baik dari lidokain dalam menumpulkan respon hemodinamik jika digunakan pada dosis yang tepat. 17 Fentanil adalah opioid sintesis yang efektif dalam menumpulkan respon simpatis pada laringoskopi dan intubasi serta stimulus pembedahan. 17,18 Kauto dan kawan-kawan tahun 1982 mengatakan fentanil 2µgkgBBintravena IV secara signifikan menekan respon hemodinamik dan fentanil 6µgkgBBIV secara sempurna menumpulkan respon hemodinamik jika diberikan satu setengah dan tiga menit sebelum intubasi, tetapi dosis ini dapat menimbulkan efek samping berupa bradikardi, hipotensi, rigiditas otot dan terlambat pulih. 19 Katoh dan kawan-kawan tahun 1999 mengatakan fentanil 4µgkgBBIV menyebabkan perubahan denyut jantung dan tekanan darah lebih efektif dibandingkan fentanil 1µgkgBBIV dan 2µgkgBBIV dimana tidak ada perbedaan pada pemakaian fentanil 2µgkgBBIV dan fentanil 4µgkgBBIV dalam menurunkan konsentrasi sevoflurane yang dibutuhkan untuk intubasi. 20 Obat-obat antiinflamasi non steroid AINS efektif mengurangi nyeri paska pembedahan dan mengurangi kebutuhan opioid dan efek samping lebih minimal Universitas Sumatera Utara dibandingkan opioid . 21-23 Obat AINS disisi lain juga menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti pada gastrointestinal dapat menimbulkan ulkus peptikum dan perdarahan, inhibisi fungsi platelet, disfungsi hati dan ginjal, dan reaksi alergi. 24,25 Pemakaian intravenous tenoksikam dan ketorolak secara signifikan menurunkan respon hemodinamik pada anestesi umum untuk seksio sesarea. 26,27 Deksketoprofen trometamol adalah salah satu AINS yang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan AINS yang lain diantaranya cepat diserap oleh mukosa usus, memasuki blood brain barier sehingga menghasilkan efek analgesik yang kuat dan efek samping gastrointestinal sangat minimal dan dapat mengurangi penggunaan opioid yang selama ini banyak digunakan sebagai obat standar untuk penanganan nyeri paska bedah. 28 Berdasarkan penelitian Indragiri, FK-UI tahun 2007 menunjukkan bahwa penambahan deksketoprofen 50 mg intra vena pada premedikasi fentanil 2µgkgBBIV lebih efektif dalam mencegah peningkatan respon hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi dibandingkan premedikasi fentanil 2µgkgBBIV tanpa deksketoprofen. 29 Berdasarkan penelitian Laura Dame, dkk, FK- UNPAD tahun 2007 menunjukkan bahwa Deksketoprofen trometamol 1,5 mgkgBB sebagai analgetik intraoperasi sama efektifnya dibandingkan petidin 1 mgkgBB pada pasien bedah rawat jalan. 30 Kombinasi beberapa AINS seperti aspirin atau ketorolak dengan opioid misalnya morfin akan menyebabkan analgesia yang lebih baik dibandingkan jika obat diberikan sendiri. Mekanisme interaksi ini adalah inhibisi transmisi sinaps yang dimediasi GABA oleh opioid pada area periaquaductus grey, yang selanjutnya dimodulasi oleh siklooksigenase. 31 Dengan melihat latar belakang diatas, peneliti berkeinginan untuk mengkombinasi deksketoprofen trometamol dengan fentanil untuk mencegah peningkatan respon hemodinamik pada saat laringoskopi dan intubasi. Universitas Sumatera Utara Diharapkan dengan kombinasi ini efek samping opioid yang tidak diinginkan dapat dihindari.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

4 105 105

Perbandingan Premedikasi Klonidin 3 μg/KgBB Intravena Dan Diltiazem 0.2 mg/KgBB Intravena Dalam Menumpulkan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Endotrakhea

3 76 93

Perbandingan Pengaruh Pemberian Fentanil 1 µg/kgBB Dengan Lidokain 2% 1 mg/kgBB Intravena Terhadap Respon Hemodinamik Pada Tindakan Ekstubasi

3 85 94

Efektivitas Magnesium Sulfat 30 mg per kgBB Intravena dibanding dengan fentanil 2 mcg per kgBB Intravena dalam menekan respons kardiovaskuler pada tindakan laringoskopi dan intubasi.

0 0 4

PERBANDINGAN EFEK DEKSMEDETOMIDIN 0,75 µg kgBB DENGAN FENTANIL 2 µg kgBB INTRAVENA TERHADAP KEBUTUHAN DOSIS INDUKSI PROPOFOL DAN RESPON HEMODINAMIK SE TINDAKAN LARINGOSKOPI DAN INTUBASI TRAKHEA | Amri | Healthy Tadulako 8732 28684 1 PB

0 0 14

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

1 0 11

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

1 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

0 0 40

BAB 1 PENDAHULUAN - Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

0 0 6

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

0 0 13