aferen somatik maupun viseral terintegrasi penuh dengan sistem simfatis di medulla spinalis, batang otak dan pusat yang lebih tinggi.
33,34
Laringoskopi dan intubasi merupakan noksius stimuli yang melalui jalur nyeri pain pathway akan menghasilkan respon neuroendokrine.
35
Jaras aferen dibawa oleh nervus glossofaringeus dari pohon trakeo bronkhial melalui nervus
vagus yang akan mengaktifasi sistem simpatis. Aktifasi sistem simpatis akan melepaskan katekolamin dari medula adrenal.
34
Stimulasi jalan nafas atas karena tindakan laringoskopi dan intubasi akan menyebabkan peningkatan aktifitas simpatis sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung.
5
Peningkatan tekanan darah berkisar 40-50 dan peningkatan nadi berkisar 20. Peningkatan tekanan arteri rerata saat intubasi
berkorelasi dengan peningkatan katekolamin plasma terutama noradrenalin.
7,36
2.2 PREMEDIKASI
Pemberian obat sebelum anestesi untuk menghilangkan kecemasan, menghasilkan sedasi dan memfasilitasi pemberian anestesi terhadap pasien disebut
premedikasi.
36
Tujuan premedikasi pada dasarnya terdiri dari dua yaitu :
38,39
a. Mempengaruhi pasien dalam hal ini terdiri dari
- Memberikan sedasi
- Menghilangkan nyeri memberikan analgesia
- Membuat amnesia
b. Membantu ahli anestesi :
- Mempermudah atau memperlancar induksi
- Mengurangi jumlah obat-obat anestesi
- Untuk mencegah efek samping dari obat anestesi umum.
- Mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas antisialagogue
Universitas Sumatera Utara
- Mencegah muntah dan aspirasi.
Premedikasi dapat diberikan dengan menggunakan satu obat atau kombinasi dari kedua obat. Pemilihan obat untuk premedikasi tergatung tujuan dari
premedikasi itu sendiri misalnya untuk memberikan sedasi dapat diberikan golongan benzodiazepin, untuk memberikan analgesia dapat diberikan golongan
opioid, sebagai antisialagogue dapat diberikan antikolinergik, mencegah muntah dan aspirasi dapat diberikan metoklorpropamide dan ondansentron.
39
Opioid adalah obat yang paling baik digunakan sebagai premedikasi untuk menghilangkan nyeri, dimana opioid bukanlah merupakan obat yang ideal untuk
menghilangkan kecemasan, menghasilkan sedasi dan memberikan amnesia. Pemberian fentanil sebagai premedikasi adalah tindakan yang umum dilakukan
untuk menumpulkan respon hemodinamik selama induksi pada waktu intubasi. Premedikasi dengan opioid menyebabkan beberapa efek samping diantaranya :
hipotensi, pelepasan histamin, mual dan muntah.
39
Waktu adalah yang penting dalam pemberian premedikasi dimana waktu tepat dalam pemberian premedikasi akan menghasilkan manfaat yang besar. Secara
umum waktu pemberian secara oral adalah 60-90 menit sebelum pembedahan, bila diberikan intramuskular dapat diberikan 30-60 menit sebelum pembedahan dan jika
diberikan secara intravena dapat diberikan 1-5 menit sebelum pembedahan.
39
2.3 NYERI
Nyeri dapat didefenisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan yang jelas,
cenderung rusak, atau sesuatu yang tergambarkan seperti yang dialami International Association for the Study of Pain.
34
Sensasi nyeri adalah suatu fenomena neuro-biokemikal, ketika terjadi kerusakan jaringan, neurokemikal akan
mengaktifasi nosiseptor pada tempat yang rusak. Nosiseptor adalah reseptor nyeri
Universitas Sumatera Utara
yang ada diseluruh tubuh, letaknya terutama pada permukaan kulit, kapsula sendi, di dalam periosteum, serta disekitar dinding pembuluh darah.
40
Antara stimuli nyeri sampai dirasakan sebagai persepsi nyeri terdapat suatu rangkaian proses elektrofisiologis yang secara kolektif disebut sebagai nosiseptif.
Ada empat proses yang terjadi pada suatu nosiseptif yaitu: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi merupakan peroses perubahan rangsang nyeri
menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia ataupu panas. Transmisi adalah proses
penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi tadi melalui saraf sensorik. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut C
sebagai neuron pertama dari perifer menuju kornu dorsalis medulla spinalis. Pada kornu dorsalis ini, neuron pertama tersebut akan menyilang garis tengah dan naik
melalui traktus spinotalamikus kontralateral menuju talamus, yang disebut neuron kedua. Neuron kedua ini kembali bersinaps di talamus dengan neuron ketiga yang
memproyeksikan stimulus nyeri melalui kapsula interna dan korona radiata menuju girus postsentralis korteks serebri. Modulasi adalah proses modifikasi terhadap
rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi dapat berupa augmentasi
peningkatan, ataupun inhibisi penghambatan. Persepsi adalah proses terahir, saat stimulasi tersebut mencapai korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran,
selanjutnya diterjemahkan dan ditindak lanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.
41
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3-1. Pain pathway
2.4 FENTANIL