Sungkeman di Balai Desa Slametan di Rumah Kepala Desa

Masyarakat Traji meyakini bahwa jika dalam perjalanan pulang itu sang pengantin perempuan bersedia membeli dagangan mereka, maka pedagang tersebut akan mendapatkan berkah selama satu tahun kedepan, dagangannya akan laris. Oleh karena itu para pedagang akan dengan senang hati menjual dagangannya kepada pengantin perempuan dengan harga yang rendah dan dari segi ekonomi sebenarnya merugikan pedagang itu sendiri. Selanjutnya pedagang yang dagangannya dibeli oleh mempelai perempuan akan menyimpan uang yang diberikan oleh pengantin tersebut sebagai suatu benda pusaka. Uang yang dibawa oleh pengantin perempuan adalah uang logam sejumlah 21 keping, namun tidak selalu dibelanjakan seluruhnya oleh sang pengantin. Adapun nomina dari uang logam tersebut adalah Rp 100; Rp 500; dan Rp 1000; menyesuaikan dengan peredaran uang logam dari masa ke masa.

e. Sungkeman di Balai Desa

Sesampainya kembali iring-iringan pengantin di balai desa, diadakan ritual sungkeman atau bersujud memohon doa restu kepada kepala desa beserta istri. Sungkeman di balai desa ini dilakukan oleh para perangkat desa dan sebagian masyarakat Traji. Ritual ini tidak dibuka secara umum karena keterbatasan tempat dan waktu. Mengingat jumlah pengunjung yang biasanya mencapai ribuan orang, maka hanya para perangkat desa dan warga yang beruntung saja yang dapat masuk ke balai desa dan melakukan sungkeman kepada kepala desa dan istrinya. Ada keyakinan dalam masyarakat Traji bahwa bagi siapa saja yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan sungkeman kepada pasangan pengantin akan mendapatkan berkah dalam hidupnya dan dapat tercapai apa yang diinginkannya. Dalam acara sungkeman ini kepala desa membagikan uang kepada para hadirin yang melakukan sungkeman kepadanya.

f. Slametan di Rumah Kepala Desa

Sesudah selesai melaksanakan sungkeman di balai desa, acara berlanjut di rumah kepala desa yang menggelar acara slametan. Slametan ini dihadiri oleh sesepuh dan perangkat desa. Kepala desa secara pribadi menggelar acara slametan di rumahnya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilannya memimpin desa Traji selama satu tahun sebelumnya dan permohonan agar kepala desa diberi kemudahan untuk melaksanakan tugasnya selama satu tahun yang akan datang. Slametan di rumah kepala desa diawali dengan sambutan oleh kepala desa sebagai tuan rumah, dan dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang perangkat desa yaitu Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Kaur Kesra. Acara ini juga dilengkapi dengan sesaji yang nantinya dimakan bersama-sama oleh para hadirin setelah didoakan terlebih dahulu. Setelah para hadirin menikmati sesaji yang ada, acara dilanjutkan dengan jamuan makan malam. Selesai jamuan makan malam, para hadirin tidak langsung pulang, mereka tetap berada di rumah kepala desa hingga pukul 12 malam untuk melaksanakan upacara selanjutnya. Tidak ada acara khusus yang dilakukan sesudah selamatan tadi dan sebelum ritual jam 12 malam.

g. Upacara di Makam Simbah Kyai Adam Muhammad