Upacara di Makam Simbah Kyai Adam Muhammad Upacara di

g. Upacara di Makam Simbah Kyai Adam Muhammad

Tepat pukul 12.00 dini hari, rombongan yang sudah berkumpul di rumah kepala desa berangkat menuju makam sesepuh desa Traji yaitu Simbah Kyai Adam Muhammad dengan membawa sesaji yang sudah disiapkan sebelumnya. Rombongan berjalan kaki dari rumah kepala desa menuju makam Simbah Kyai Adam Muhammad yang berjarak kurang lebih 300 meter. Makam tersebut terletak di komplek masjid desa Traji, tepatnya di lingkungan pemakaman di belakang masjid. Masyarakat Traji percaya bahwa Simbah Kyai Adam Muhammad adalah lelulur desa Traji yang harus dihormati. Konon Simbah Kyai Adam Muhammad adalah seorang yang sakti dan alim, sehingga beliau disegani dan dihormati oleh masyarakat Traji. hingga kini masyarakat Traji tetap menghormati Simbah Kyai Adam Muhammad sehingga pada malam 1 Sura selalu diadakan upacara dengan pembacaan doa dan pemberian sesaji di makam tersebut. Masyarakat Traji meyakini jika tidak melaksanakan upacara di makam Simbah Kyai Adam Muhammad pada malam 1 Sura, mereka akan celaka.

h. Upacara di

Gumuk Guci Setelah selesai melakukan upacara di makam Simbah Kyai Adam Muhammad, rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke tempat berikutnya, yaitu gumuk Guci yang berjarak kurang lebih 2,5 km dari makam Simbah Kyai Adam Muhammad. Gumuk Guci adalah sebuah lahan dengan gundukan yang lebih kecil dari bukit, yang terletak di sebelah timur desa Traji. Gumuk Guci merupakan lahan tandus yang tidak dapat ditanami, namun terletak ditengah-tengah sawah yang sangat subur dengan air yang melimpah. Selain ilalang hanya ada dua tanaman besar yang tumbuh di tempat ini, yaitu dua buah pohon randu, yang oleh masyarakat Traji disebut Randu Kembar. Tempat ini merupakan tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat Traji. Mereka meyakini terdapat sebuah pesantren yang tidak kasat mata di tempat tersebut. Pesantren yang ada merupakan pesantren bagi mahluk ghaib, maka perlu diadakan upacara yang dilengkapi dengan pemberian sesaji agar terjalin hubungan yang harmonis dan tidak saling mengganggu diantara masyarakat Traji dengan para santri yang ada di tempat tersebut. Upacara di gumuk Guci dipimpin oleh Kaur Kesra. Acara diawali dengan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan menyantap sesaji dan membakar dupa serta meletakkan sebagian dari sesaji dibawah dua pohon randu. Tujuan utama dari upacara di gumuk Guci adalah adalah supaya para petani mendapatkan hasil panen yang melimpah. Selain itu mereka juga berdoa agar selalu diberi keselamatan, kesehatan, dan dijauhkan dari hal-hal yang buruk. Upacara di gumuk Guci merupakan rangkaian acara yang terakhir pada malam 1 Sura. Acara selanjutnya, yaitu pagelaran wayang kulit, akan dilaksanakan pada malam hari berikutnya, atau malam tanggal 2 Sura.

i. Pementasan Wayang Kulit