Selamatan di Balai Desa

a. Selamatan di Balai Desa

Tradisi suran yang dilaksanakan oleh masyarakat Traji diawali dengan acara selamatan yang dilaksanakan di Balai Desa Traji pada sore hari menjelang pergantian tahun menurut kalender Jawa tanggal 1 bulan Sura, yaitu kurang lebih pukul 18.00 pergantian hari yang dihitung dari terbenamnya matahari ini diadaptasi dari sistem kalender Islam. Selamatan yang dilakukan bertujuan memohon kepada Tuhan agar pelaksanaan suran dapat berjalan dengan lancar dan seluruh masyarakat Traji diberi keselamatan. Acara ini dipimpin oleh seorang perangkat desa yaitu kepala seksi kesejahteraan rakyat, atau kaum dalam istilah yang dikenal oleh masyarakat Traji, yang akan membacakan doa. Selamatan diikuti oleh seluruh perangkat desa beserta para istri yang sudah dirias seperti pengantin Jawa dan para domas atau pengiring pengantin. Selamatan di balai desa diawali dengan sambutan oleh ketua panitia suran, kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh kaum. Setelah selesai berdoa, acara dilanjutkan dengan makan bersama beberapa menu yang sudah didoakan sebelumnya. Makan bersama ini diawali oleh kepala desa dan istrinya yang menyantap jenang abang dengan cara dulang-dulangan atau saling menyuapi seperti halnya yang dilakukan oleh pengantin Jawa pada saat resepsi pernikahan. Menu utama dalam selamatan ini adalah jenang abang bubur merah sebanyak tujuh piring. Jamuan makan bersama dalam acara ini bersifat simbolik. Para hadirin berbagi jenang abang yang hanya tujuh piring, dengan harapan mendapatkan berkah dari jenang abang yang sudah didoakan sebelumnya. Selamatan di balai desa berlangsung kurang lebih tiga puluh menit, kemudian dilanjutkan dengan upacara di sendhang Sidhukun. Setelah selesai acara selamatan di balai desa, para perangkat desa beserta istri yang telah siap dengan pakaian adat Jawa ini kemudian berkumpul di depan balai desa dan membuat suatu barisan untuk mengiring kepala desa dan istrinya yang telah memakai pakaian pengantin menuju sendhang Sidhukun. Barisan dalam iring- iringan tersebut adalah pengantin kepala desa dan istrinya pada baris pertama, kemudian diikuti oleh para domas perangkat desa beserta istri pada baris berikutnya, selanjutnya rombongan pembawa sesaji dan gunungan, dan terakhir adalah warga desa Traji. Iring-iringan pengantin tersebut dikawal oleh para pemuda yang tergabung dalam Paguyuban Pamayu, yaitu suatu sanggar beladiri dan kebatinan yang terdapat di desa Traji. Iring-iringan pengantin berangkat dari Balai Desa Traji yang berjarak kurang lebih 500 Meter dari sendhang Sidukun dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan dari balai desa hingga sendhang Sidhukun dipenuhi oleh warga dan pengunjung yang tidak ikut dalam iring-iringan.

b. Upacara di