Sistem Notasi pada Gitar Klasik
3.2 Sistem Notasi pada Gitar Klasik
Sistem notasi adalah aturan dalam penulisan karya musik. Dalam notasi musik, nada dilambangkan dengan not. Aturan standar untuk menuliskan not saat ini adalah notasi barat/balok, yang didasarkan pada paranada dengan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horizontal.
Perbendaharaan lagu gitar klasik menggunakan sistem notasi barat yang memiliki simbol/istilah untuk menjelaskan melodi dan ritme, serta unsur musikal lainnya yang terdapat dalam suatu lagu. Adapun simbol-simbol itu akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.
1. Staff , dalam bahasa Indonesia disebut dengan garis paranada. Merupakan 5 garis memanjang dengan 4 spasi untuk meletakkan not.
2. Birama, pengelompokan hitungan dalam jumlah tertentu yang berulang secara teratur dalam suatu karya musik.
Ruang Birama
Ruang Birama
Ruang Birama
Garis Birama/Bar
Setiap pengulangan birama dibatasi dengan garis birama berupa garis vertikal pada paranada. Jarak antara garis birama yang satu dengan yang lainnya disebut juga dengan satu bar.
3. Tanda ulang/repeat mark, simbol untuk melakukan pengulangan pada bagian lagu yang diapit simbol ini. Ditandai dengan dua titik vertikal.
4. G-clef , atau disebut juga kunci G. Menunjukkan bahwa not yang berada pada garis kedua dari bawah adalah not G.
5. Key signature , adalah tanda kres (#) atau mol ( b ) yang diletakkan pada staff untuk menandai nada dasar yang digunakan dalam sebuah karya musik. Tanpa key signature, nada dasar dari sebuah komposisi adalah
C. Simbol ini memudahkan komposer untuk tidak menuliskan kres dan mol berkali-kali pada partitur. Simbol ini bisa berjumlah satu hingga maksilmal tujuh. Berikut daftar lengkap key signature beserta nada dasarnya.
Tabel 3.1
Key Signature dan Nada Dasarnya
Key Signature
Nada Dasar
G mayor/E minor
D mayor/B minor
A mayor/F# minor
E mayor/C# minor
B mayor/G# minor
F# mayor/D# minor
C# mayor/A# minor
F mayor/D minor
B b mayor/G minor
E b mayor/C minor
A b mayor/ F minor
D b mayor/B b minor
G b mayor/E b minor
C b mayor/A b minor
6. Time signature , merupakan dua angka yang diletakkan bersusun pada sisi kanan clef pada permulaan sebuah lagu. Dalam bahasa Indonesia disebut tanda birama. Angka di atas menunjukkan jumlah hitungan/ketukan/beat dalam setiap bar, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not yang dihargai sebagai satu ketukan.
Tanda birama di atas adalah yang paling umum dijumpai, yaitu 4/4. Angka 4 yang berada di atas menunjukkan hanya ada 4 ketukan dalam tiap bar. Angka 4 di bawah berarti tiap not ¼ dihitung sebagai satu beat .
7. Nilai not dan tanda istirahat, akan dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 3.2
Nama, Nilai, Bentuk Not dan Tanda Istirahat
Bentuk Nilai Not
Istirahat (ketuk)
Whole Note /
Whole Rest /
Not Penuh
4 Half Note /
Istirahat Penuh
Half Rest /
2 Quarter Note / Quarter Rest /
Not ½
Istirahat ½
Not ¼ Istirahat ¼ 1
Eighth Note /
Eighth Rest /
1 Not
8 Istirahat 1 8 ½
Untuk selanjutnya, misalnya not 1 16 , tinggal menambahkan bendera menjadi 2. Untuk not 1 32 menambahkan bendera menjadi 3 dan begitu seterusnya. Berlaku juga untuk tanda diam/istirahat.
8. Tie , garis melengkung yang menghubungkan dua not yang berurutan. Berfungsi untuk memperpanjang nilai not yang bersangkutan. Dengan kata lain, not kedua tidak lagi dibunyikan.
9. Tempo, adalah cepat lambatnya lagu dimainkan. Secara umum ada delapan istilah tempo yang dipakai, selebihnya merupakan pengembangan dari tempo tersebut.
Tabel 3.3
Jenis-Jenis Tempo dan Angkanya pada Metronom Tingkat Kecepatan 14 Istilah Angka Metronom
Lambat sekali
Largo
40-60
60-66 Lambat
14 Alat untuk menghasilkan ketukan konstan dengan kecepatan yang bisa diatur. Angka pada metronom maksudnya adalah berapa ketukan yang dihasilkan dalam satu menit. Sebagai contoh,
jika angka pada metronom adalah 120, maka terdapat 120 ketukan permenit. Atau bisa juga dikatakan 2 ketukan perdetik.
108-120 Cepat
Moderato
120-160 Cepat sekali
Jenis tempo di atas juga sering dikombinasikan. Sebagai contoh allegro vivace , yang berarti lebih cepat dari allegro tetapi tidak lebih cepat dari vivace. Juga penambahan akhiran, seperti –etto yang berarti “agak” dan –issimo yang berarti “sangat”. Sebagai contoh allegro yang berarti cepat, jika menjadi allegreto akan menjadi agak cepat (lebih lambat dari allegro) dan menjadi sangat cepat (lebih cepat dari allegro ) jika menjadi allegrissimo. Dalam suatu karya musik, juga terkadang terjadi perubahan tempo. Ada 3 istilah yang berkaitan dengan hal ini, yaitu: -
Ritardando (rit.), tempo diperlambat secara perlahan. -
Accelerando (accel.), tempo dipercepat secara perlahan. -
Tempo primo (a tempo), tempo kembali seperti semula.
10. Dinamika, ialah keras lembutnya lagu dimainkan. Pada dasarnya hanya ada dua istilah, yaitu forte (keras) dan piano (lembut), dan dikembangkan menjadi: -
p (lembut) -
f (keras)
mf (agak keras)
mp (agak lembut) mp (agak lembut)
ff (sangat keras)
ppp (luar biasa lembut) Simbol untuk perubahan dinamika: -
fff (luar biasa keras)
Crescendo , semakin kuat. -
Decrescendo , semakin lembut.
11. Istilah/simbol lainnya yang lebih khusus dan tentu tidak mungkin dijelaskan seluruhnya dalam tulisan ini karena terlalu banyak. Namun akan dibahas beberapa istilah/simbol khusus yang muncul dalam partitur yang menjadi objek penelitian, diantaranya: -
Fermata , perpanjangan nilai not yang diserahkan kepada pemain. Simbol ini biasa diletakkan di atas atau di bawah not.
- Aksen, merupakan pemberian tekanan dengan peningkatan volume pada not yang dimainkan. Ditandai dengan tanda “>” di atas atau di bawah not.
- Da Capo (D.C.), ulangi dari bagian awal lagu. D.C. al coda, ulangi lagu dari awal dan ketika melewati simbol coda langsung melompat ke bagian coda (simbol coda selanjutnya).
- Da Segno (D.S.), ulangi dari bagian lagu bertanda “S” disilang. D.S al coda , ulangi lagu dari tanda “S” disilang dan ketika melewati simbol coda langsung melompat ke bagian coda (simbol coda selanjutnya).
- Simile, istilah untuk memainkan persis seperti bar sebelumnya. - Rubato, mainkan melodi dengan ketukan yang lebih bebas. Beri
penambahan ketukan pada not-not penting dan perpendek nilai pada not-not yang kurang penting.
- Molto ritmico (molto; banyak/sangat, ritmico; mainkan dengan tempo yang konstan), mainkan dengan tempo yang sangat konstan. - Sempre, berkelanjutan/selalu. Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan secara detail simbol/istilah dalam notasi barat yang juga dipakai dalam sistem notasi gitar klasik. Namun ada beberapa sitem perlambangan khusus untuk gitar klasik yang ditambahkan kedalam sistem notasi barat ini yaitu:
1. Sistem penamaan jari, berfungsi untuk mengatur suatu nada ditekan dan dipetik dengan memakai jari tertentu. Mempunyai sistem yang sama pada penamaan jari tangan kiri pada alat musik jenis gitar lain 1. Sistem penamaan jari, berfungsi untuk mengatur suatu nada ditekan dan dipetik dengan memakai jari tertentu. Mempunyai sistem yang sama pada penamaan jari tangan kiri pada alat musik jenis gitar lain
Gambar 3.6 Penamaan Jari dan Posisi Tangan
Sumber: Guitar Course Fundamental
Pada gambar di atas dijelaskan penamaan jari pada gitar klasik dan posisi tangan saat bermain. Gambar tentang penamaan jari, yang akan lebih fokus dibahas pada bagian ini adalah pada dua gambar yang berada di tengah. Gambar di kiri menunjukkan penamaan pada jari tangan kiri yang memakai angka 1-4 (1; telunjuk, 2; tengah, 3; manis, 4; kelingking). Gambar di kanan menunjukkan penamaan pada jari tangan kanan yang memakai singkatan dalam bahasa Spanyol, yaitu p
(pulgar) untuk jempol, i (indice) untuk telunjuk, m (medio) untuk tengah, a (anular) untuk jari manis dan yang terakhir ch (chico) untuk jari kelingking.
2. Sistem melodi pada gitar, merupakan penamaan nada pada posisi fret di gitar serta pengaplikasian tinggi rendahnya not pada notasi kedalam posisi tersebut. Hal pertama yang harus kita ketahui adalah tangga nada C mayor yang merupakan dasar penamaan posisi fret pada gitar klasik.
Gambar 3.7 Tangga Nada C Mayor
Sumber: Guitar Course Fundamental
Gambar di atas menunjukkan nada-nada pada C major scale beserta jarak di antara not-not tersebut. Sistem satuannya adalah whole tone dan semi tone. Semi tone merupakan satuan jarak terkecil pada sistem notasi barat, atau biasa yang kita sebut dengan istilah ½ laras. Pada
tangga nada di atas, nada-nada yang berjarak semi tone adalah E-F dan B-C. Dua semi tone merupakan whole tone, biasa kita sebut dengan istilah 1 laras. Pada tangga nada di atas, nada-nada yang berjarak whole tone adalah C-D, D-E, F-G, G-A, dan A-B. Pada pembahasan selanjutnya akan digunakan istilah laras sebagai satuan jarak antar not. Di gitar, ½ laras merupakan jarak antara fret yang satu dengan satu fret di depan/dibelakangnya. Dan untuk mendapatkan jarak 1 laras (whole tone) diperlukan 2 fret di depan/belakang not tersebut. Oleh karena itulah nada C-D (1 laras) di gitar berjarak 2 fret, sedangkan E-
F (1/2 laras) berjarak 1 fret (lihat gambar di bawah).
Gambar 3.8
Sistem Tala Standar dan Penamaan Posisi Fret pada Gitar Klasik
Sumber : Guitar Course Fundamental
Gambar di atas merupakan sistem tala standar (gambar kiri) pada gitar klasik dan pengaplikasian not pada posisi di fret gitar (gambar kanan). Pembahasan akan dimulai dari gambar sebelah kanan. Gambar tersebut merupakan posisi senar dan fret pada gitar klasik. Tiga kolom (dan satu kolom kecil untuk open string) menggambarkan fret 1-3 sedangkan 6 baris menggambarkan senar. Pada posisi tersebut terdapat nada-nada yang ada dalam tangga nada C mayor. Nada pada gitar dapat dimainkan dari posisi not pada garis paranada berdasarkan bagan di atas. Sebagai contoh, jika terdapat not yang berada pada garis paling atas dari garis paranada (nada F, lihat gambar 3.7) kita tinggal mencari not dengan posisi seperti itu pada bagan. Kemudian dilihat ada di posisi senar dan fret berapa not tersebut. Pada contoh, dapat dilihat nada F (terletak pada garis paling atas dari paranada) berada pada posisi senar 1 dan fret 1. Tentu memerlukan waktu yang lama jika harus mencari not per not seperti itu dalam memainkan suatu lagu. Untuk itu diperlukan kemampuan bagi gitaris untuk menghapal posisi di atas. Gambar pada sebelah kiri merupakan penalaan standar pada gitar klasik. Senar 1 fret 5 merupakan nada A (44o Hz). Nada ini merupakan patokan dalam menstem senar lainnya. Penalaan standar biasanya digunakan dalam nada-nada open string. Pada bagan, nada- nada itu adalah E, B, G, D, A, E (mulai dari senar terbawah/1 sampai
teratas/6). Juga dijelaskan nada-nada yang sama frekwensinya pada senar yang berbeda. Senar open string akan menghasilkan nada yang sama dengan senar di atasnya jika ditekan pada fret 5, kecuali pada senar 2 open string yang frekwensinya sama pada fret 4 senar di atasnya. Penjelasan ini akan memudahkan pencarian nada-nada pada notasi standar yang memainkan nada pada posisi lain (tidak seperti posisi standar pada gambar sebelah kanan) yang akan dibahas lebih lanjut pada paragraf selanjutnya. Dalam beberapa lagu, banyak diminta untuk memainkan nada pada posisi senar yang berbeda dari posisi di atas. Misalkan saja nada E (senar 1 open string) terkadang diminta untuk dimainkan pada senar 2 atau bahkan senar 3. Untuk nada E pada senar 2 sudah tertera pada gambar di atas, yaitu pada fret 5. Untuk mencari nada E pada senar 3 hanya tinggal menambahkan 4 fret (open string senar 2 = fret 4 senar
3) sehingga didapatkan hasilnya yaitu fret 9. Berarti nada E pada senar
3 berada pada fret 9. Atau bisa juga dengan cara lain, yaitu menghitung jarak nada open string pada senar 3 dengan nada E. Open string senar 3 merupakan nada G. Jarak antara nada G dan E adalah 412 laras. 412 laras pada gitar berarti 9 fret. Dapat disimpulkan bahwa nada E pada senar 3 terhitung 9 fret dari nada G, yaitu fret ke-9. Pada notasi gitar klasik, ada bentuk perlambangan yang dibuat untuk memainkan nada dengan senar yang tidak sama dengan posisi standar. Simbol ini berupa lingkaran yang terdapat angka di dalamnya. Angka 3 berada pada fret 9. Atau bisa juga dengan cara lain, yaitu menghitung jarak nada open string pada senar 3 dengan nada E. Open string senar 3 merupakan nada G. Jarak antara nada G dan E adalah 412 laras. 412 laras pada gitar berarti 9 fret. Dapat disimpulkan bahwa nada E pada senar 3 terhitung 9 fret dari nada G, yaitu fret ke-9. Pada notasi gitar klasik, ada bentuk perlambangan yang dibuat untuk memainkan nada dengan senar yang tidak sama dengan posisi standar. Simbol ini berupa lingkaran yang terdapat angka di dalamnya. Angka
Pada notasi di atas kita dapat melihat 2 not yang berfrekwensi sama namun pada senar yang berbeda. Not B pertama pada notasi dimainkan pada posisi standar (senar 2 open string). Not B kedua dimainkan pada senar menurut angka yang ada di dalam lingkaran kecil di atas not tersebut, yaitu senar 3. Pada senar 3, nada B berada pada fret 4.