Analisis Melodi

4.3.1 Analisis Melodi

Melodi adalah tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada yang dihasilkan disebabkan oleh tingkat frekwensi yang berbeda-beda. Pada notasi, tinggi rendahnya nada ditentukan oleh letak not tersebut dalam garis paranada. Semakin tinggi letaknya, semakin tinggi pula frekwensinya.

Pada permainan gitar dengan konsep gitar tunggal seperti lagu Sipatokaan dan Bubuy Bulan, melodi lagu sebagian besar dimainkan bersamaan dengan akor dan bass. Dalam notasi gitar klasik, melodi ditandai dengan not dengan tungkai ke atas. Sebelum menganalisis, penulis akan “memisahkan” melodi inti dan membuatnya dalam notasi yang baru.

Dalam menganalisis, ada tiga hal penting yang akan dibahas yaitu bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah suatu aspek yang menguraikan tentang organisasi musikal. Unit terkecil dari suatu melodi disebut dengan motif, yaitu tiga nada atau lebih yang menjadi ide sebagai pembentukan melodi. Gabungan dari motif adalah semi frasa, dan gabungan dari semi frasa disebut dengan frasa (kalimat).

Menurut William P. Malm dalam bukunya Musical Cultures of The Pasific The Near East and Asia (1977:8), bentuk dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

1. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan.

2. Ireratif, yaitu suatu bentuk nyanyian yang menggunakan formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.

3. Reverting, yaitu suatu bentuk nyanyian apabila di dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan melodis.

4. Strofic, yaitu apabila bentuk nyanyian diulang dengan formalitas yang sama namun menggunakan teks yang baru.

5. Progressive, yaitu apabila bentuk nyanyian selalu berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru. Nettl dalam bukunya Theory and Method in Ethnomusicology, mengatakan

bahwa untuk mendeskripsikan bentuk suatu komposisi, ada beberapa patokan yang dipakai untuk membagina ke dalam berbagai bagian, yaitu:

1. Pengulangan bagian komposisi yang diulangi bisa dianggap sebagai satu unit.

2. Frasa-frasa istirahat bisa menunjukkan batas akhir suatu unit.

3. Pengulangan dengan perubahan (misal, transposisi lagu atau pengulangan pola ritmis dengan nada-nada yang lain).

4. Satuan teks dalam musik vokal, seperti kata atau baris. Dalam hal ini penulis membagi bentuk dalam lagu-lagu yang dianalisa

dengan patokan poin kedua diatas, yaitu membagi dengan berdasarkan frasa-frasa istirahat.

4.3.1.1 Analisis Melodi pada Lagu Sipatokaan

Sebelum melakukan analisis melodi, melodi inti lagu Sipatokaan akan dipisahkan dari partitur hasil aransemen dalam bentuk gitar tunggal. Berikut hasilnya.

Dari notasi di atas, terdapat 3 frase yang ada dalam melodi lagu Sipatokaan. Frase A dimulai dari birama pertama sampai 8, frase B dimulai dari birama ke-9 sampai 17, dan frase C dimulai dari birama ke-17 sampai birama terakhir.

Terdapat dua jenis bentuk menurut Malm dalam melodi lagu ini, yaitu repetitif dan reverting. Bentuk repetitive terdapat pada frase A yang mengalami pengulangan sedangkan bentuk reverting terjadi pada frase B yang mengalami pengulangan pada frase C, namun sedikit berbeda pada melodi akhirnya.

4.3.1.2 Analisis Melodi pada Lagu Bubuy Bulan

Sebelum melakukan analisis melodi, melodi inti lagu Bubuy Bulan akan dipisahkan dari partitur hasil aransemen dalam bentuk gitar tunggal. Berikut hasilnya.

Dari notasi di atas, terdapat 6 frase yang terdapat dalam melodi lagu Bubuy Bulan . Frase A dimulai dari birama pertama sampai ke-5, frase B dimulai dari birama ke-5 sampai 9, frase C dimulai dari birama ke-11 sampai 14, frase D dimulai dari birama ke-15 sampai 18, frase E dimulai dari birama ke-19 sampai

22, dan frase F dimulai dari birama ke-23 sampai birama terakhir. Sama seperti pada lagu sebelumnya, yaitu lagu Sipatokaan, terdapat dua jenis bentuk menurut Malm dalam melodi lagu ini, yaitu repetitif dan reverting. Bentuk repetitive terdapat pada frase A dan B yang mengalami pengulangan sehingga menghasilkan bentuk A-B-A-B. Sedangkan bentuk reverting terjadi pada frase C yang mengalami pengulangan pada frase E, namun sedikit berbeda pada melodi akhirnya. Jika frase E yang merupakan bentuk reverting dari frase C diganti menjadi frase , maka bentuk keseluruhan dari lagu tersebut adalah A-B- A-B-C-D- -F.