Analisis Teknik Permainan pada Lagu Bubuy Bulan
4.2.2 Analisis Teknik Permainan pada Lagu Bubuy Bulan
Berdasarkan partitur Bubuy Bulan, penulis menemukan tujuh teknik permainan pada lagu ini, yaitu scordatura, sul ponticello, harmonik, slur, trill, dan glissando . Selanjutnya akan dilakukan analisis dari ketiga teknik tersebut
berdasarkan pengertian secara umum, gambar, dan video 19 yang penulis dapat dari internet, buku, ataupun dokumentasi pribadi.
4.2.2.1 Scordatura
Pada notasi lagu Bubuy Bulan, teknik ini dijelaskan di bagian awal lagu. Juga muncul di bagian tengah lagu, yaitu birama ke-22, yang jarang terjadi digunakan sebanyak lebih dari satu kali pada suatu komposisi untuk gitar klasik.
Bagian awal lagu:
Birama ke-22:
19 Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=ODwwigMa9P0
Scordatura sering juga disebut dengan penalaan alternatif. Teknik ini merupakan penalaan/tuning dengan urutan nada yang tidak sama dengan nada- nada penalaan standar (E, B, G, D, A, E).
Scordatura mampu menghasilkan paduan nada maupun akor-akor yang unik dan sulit dihasilkan dengan tala standar. Teknik ini juga dapat mempermudah jari tangan kiri gitaris untuk menghasilkan musik yang tidak bisa dihasilkan dengan penalaan standar.
Formula yang paling banyak dijumpai untuk teknik ini adalah ebgdad. Hanya menurunkan senar 6 sebanyak satu laras dari “e” menjadi “d”. Hal ini biasa dilakukan dalam lagu dengan nada dasar D atau Dm(F). Bertujuan untuk mempermudah memainkan nada bass di nada “d” (senar 6). Berikut penalaan lain yang sering dijumpai:
- D, B, G, D, G, D
- D, A, F#, D, A, D
- E, B, G#, E, B, E - E, B, G#, B, G#, E - C#, G#, E, B, F#, B Pada lagu Bubuy Bulan, penalaannya adalah E,B,A,E,A,E. Terdapat dua senar yang berbeda tuning nya dengan penalaan standar, yaitu senar 3 dan 4 (masing-masing lebih tinggi 1 laras, nada G pada senar 3 menjadi A dan nada D pada senar 4 menjadi E). Petunjuk penalaannya dijelaskan di awal lagu. Notasi disebelahnya menjelaskan walaupun telah dilakukan penalaan alternatif, pada partitur dua senar yang ditala tetap dituliskan seperti nada standar open string pada gitar. Hal ini untuk memudahkan gitaris membaca partitur tersebut.
- D, A, G, D, A, D
Selanjutnya teknik ini dilakukan kembali di bagian tengah lagu, yaitu birama ke-22. Gambar notasi yang lebih kecil pada gambar menunjukkan senar 1
(nada E) ditala menjadi nada B. Hal ini mengakibatkan senar 1 dan 2 memiliki nada yang sama, sehingga menimbulkan unisono 20 pada bar selanjutnya. Istilah
“rip. ad libitum” berarti menganjurkan tempo dan dinamika dimainkan secara bebas oleh pemain. Hal ini untuk memudahkan pemain dalam melakukan penalaan pada pertengahan lagu. Mano sinistra adalah tangan kiri dalam bahasa Italia. Maksudnya disini adalah gitaris melakukan penalaan dengan tangan kiri dikarenakan tangan kanan masih memainkan bagian notasi pada gambar. Hal ini untuk menghindari kesan “kosong” pada lagu. Untuk lebih jelas lagi, notasi ini membuat simbol “*1” yang mengarahkan pemain ke bagian bawah lembar partitur.
Bagian notasi di atas merupakan birama terakhir yang berada di lembar kedua lagu Bubuy Bulan. Di bawah garis paranada tersebut terdapat tulisan dalam bahasa Jerman dan Inggris yang menunjukkan cara menurunkan tala senar 1. Jika diartikan, arti dari kalimat tersebut ialah, “gunakan tangan kiri untuk menurunkan tuning senar pertama ke nada B”.
Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar di bawah merupakan foto Iwan Tanzil saat memainkan bagian lagu sambil melakukan teknik scordatura.
20 Dua not identik yang dimainkan/dibunyikan bersamaan.
Gambar 4.4 Iwan Tanzil Saat Melakukan Teknik Scordatura
Tangan kiri melakukan
tuning
Tangan kanan
tetap memetik
Sumber: www.youtube.com
4.2.2.2 Sul Ponticello
Pada lagu Bubuy Bulan teknik ini muncul sebanyak tiga kali, yaitu pada birama ke-1, 42, dan 51. Birama ke-1:
Birama ke-42:
Birama ke-51:
Pada dasarnya, pemain gitar klasik dianjurkan untuk memetik gitar di depan lubang resonator. Selain untuk mendapatkan suara yang lembut, hal ini juga dimaksudkan kepada gitaris pemula karena memetik gitar di posisi tersebut lebih mudah. Tetapi beberapa komposisi menganjurkan untuk memetik di bagian senar yang dekat dengan bridge, di beberapa bagian lagunya.
Berdasarkan posisi memetiknya, teknik memetik gitar dapat dibagi menjadi:
1. Sul Tasto , adalah teknik memetik senar pada bagian tengah gitar.
2. Sul Ponticello , adalah teknik memetik senar di dekat bridge.
Gambar 4.5 Sul Tasto
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.6 Sul Ponticello
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sul Ponticello adalah salah satu cara yang digunakan gitaris untuk menghasilkan timbre 21 yang berbeda. Dengan memetik menggunakan teknik sul
ponticello, akan didapatkan nada dengan efek suara metalik. Pada bagian awal lagu Bubuy Bulan, diinstruksikan untuk memainkan lagu ini pada posisi sul ponticello. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tulisan “sul pont” di bawah garis paranada pada gambar. Juga muncul kembali pada birama ke-42 dan 51. Teknik ini biasanya dilakukan pada satu bagian lagu, bukan hanya pada satu birama dimana istilah “sul ponticello” muncul.
21 Warna suara/tone colour Definisi timbre. Timbre dipengaruhi oleh cara bergetarnya suatu sumber bunyi. Timbre terjadi karena banyaknya nada tambahan yang menyertai nada dasarnya.
Misalkan seorang pria dan wanita menyanyikan sebuah nada dengan frekwnsi yang sama, akan tetap dapat dibedakan karena adanya warna suara tersebut.
Gambar 4.7 Iwan Tanzil saat bermain dengan teknik Sul Ponticello
Sumber: www.youtube.com
4.2.2.3 Harmonik
Pada lagu Bubuy Bulan, teknik harmonik ditemukan pada awal dan akhir lagu. Teknik ini ditandai dengan lambang not yang berbentuk belah ketupat bukan bulat seperti not pada biasanya.
Birama ke-1:
Birama ke-62:
Harmonik adalah efek nada menyerupai suara harpa pada gitar yang didapat dari memetik nada di posisi tertentu dan menggunakan teknik tertentu. Teknik ini dilakukan dengan cara menyentuh lembut senar kemudian memetiknya, bukan menekan/memencet seperti memainkan nada yang biasa. Untuk meghasilkan harmonik yang baik, jari harus menyentuh senar tepat diatas bilah besi.
Ada 2 jenis harmonik, yaitu:
1. Harmonik Natural, adalah harmonik pada open string. Hanya bisa dilakukan pada fret tertentu, yaitu fret 3, 4, 5, 7, 9, 12, 16, 19, dan 24. Nada yang dihasilkan antara lain: -
Harmonik 12 menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi dari open string.
- 22 Harmonik 7 menghasilkan nada perfect fifth dari harmonik 12. -
Harmonik 5 menghasilkan nada satu oktaf di atas harmonik 12. -
Harmonik 4 menghasilkan nada major third dari harmonik 5.
22 Salah satu jenis dari interval. Interval adalah jarak yang terbentang antara dua not. Interval dinamai dengan bilangan yang menyatakan urutan not kedua dari not pertama. Contoh: C
ke C disebut unison, C ke D (1 laras) disebut major second, C ke E (2 laras) disebut major third, C ke F ( 2 laras) disebut major fourth, C ke G ( 3 laras) disebut perfect fifth, C ke A ( 4 laras) disebut major sixth, C ke B ( 5 laras) disebut major seventh, dan terakhir C ke C tinggi (6 laras) disebut perfect eight atau oktaf.
- Harmonik 3 menghasilkan nada perfect fifith dari harmonik 5. -
Harmonik 9 menghasilkan nada major third dari harmonik 5. -
Harmonik 16 menghasilkan nada major third dari harmonik 5, atau sama dengan harmonik pada fret 9 dan 4.
- Harmonik 19 menghasilkan nada perfect fifth dari harmonik 12, atau sama dengan harmonik pada fret 7.
- Harmonik 24 menghasilkan nada satu oktaf di atas harmonik 12, atau sama dengan harmonik pada fret 5.
2. Harmonik artifisial/harmonik oktaf, adalah harmonik yang memanfaatkan efek harmonik 12 untuk memainkan senar yang ditekan. Sebagai contoh, jika kita ingin memainkan nada harmonik artifisial dari nada G (senar 1, fret 3), maka kita melakukannya dengan cara menekan nada G pada senar 1 fret 3, menyentuh nada oktaf nya
yang berada di fret 15 23 , kemudian memetiknya. Diperlukan teknik khusus dalam pemakaian jari tangan kanan. Hal ini disebabkan tangan
kanan harus menyentuh nada oktaf dan memetik dalam waktu bersamaan. Penyentuhan nada oktaf dilakukan dengan telunjuk kanan. Sedangkan pemetikannya dilakukan dengan jari manis. Dengan demikian posisi telunjuk kanan akan berpindah-pindah mengikuti jarak 12 fret dari not-not yang ditekan oleh jari kiri.
23 Nada oktaf dalam satu senar berada di fret ke 12 setelah nada tersebut. Misal nada F (senar 1, fret 1), nada oktafnya berada di fret ke 13 (fret 1 + 12). Hal ini didapatkan dari interval
oktaf yang berjarak 6 laras, sehingga jarak di gitar adalah 12 fret.
Dalam pemakaiannya, harmonik sering dipadukan dengan petikan akor dan bass dengan jempol. Harmonik yang dimainkan bersamaan dengan petikan normal akan menghasilkan efek suara seperti bunyi bel.
Dalam notasi, harmonik ditandai dengan kata harm atau arm. Biasanya disertai juga dengan nomor senar yang akan dipetik dan nomor fret dimana posisi nadanya akan dimainkan. Namun sudah banyak partitur yang meninggalkan cara ini. Tanda harm/arm dihilangkan, digantikan menjadi not yang berbentuk belah ketupat sebagai tanda dimainkan dengan teknik harmonik, dengan not berwarna putih untuk melambangkan natural harmonic dan not warna hitam untuk melambangkan artificial harmonic.
Pada birama ke-1, jelas terlihat jika 10 not seperenambelas pertama dan not seperempat didepannya berbentuk belah ketupat, tidak bulat seperti not yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa not-not tersebut dimainkan dengan teknik harmonik pada posisi/fret 12 (ceja) dengan jari kelingking (4) dan dipetik dengan jempol (p). Namun terdapat sedikit kesalahan dalam pengetikan notasi tersebut. Berdasarkan video yang penulis lihat, harmonik pada bagian tersebut dimainkan dengan teknik harmonik natural. Hal ini tidak sesuai dengan partitur yang menunjukkan not yang dimainkan dengan teknik artifisial. Seharusnya 10 not seperenambelas pada bar tersebut berwarna putih. Karena dalam prakteknya, nada-nada tersebut tidak memerlukan penekanan fret dengan tangan kiri (open string ). Oleh karena itu tangan kiri dapat langsung melakukan penyentuhan di fret yang dimaksud. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 4.8 Teknik Harmonik Natural pada Birama Pertama
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Jika pada awal lagu ini terdapat teknik harmonik natural, di akhir lagu terdapat harmonik artifisial yang dipadukan dengan teknik trill. Pada birama terakhir ini terlihat 5 not seperempat yang dimainkan dengan harmonik artifisial. Juga tiap not dilengkapi dengan petunjuk di senar berapa dan di fret berapa not tesebut dimainkan.
Kita ambil contoh not pertama yang dimainkan dengan teknik artifisial. Terdapat petunjuk senar dan di fret berapa nada A dimainkan. Dalam aturan posisi dasar dalam gitar klasik, nada si seperti di partitur tersebut dimainkan di senar 3 fret
2. Namun terdapat angka 4 di dalam lingkaran yang menunjukkan nada si tersebut harus dimainkan di senar 4. Di senar 4, nada si berada di fret 7. Kemudian di bawah not si tersebut juga terdapat angka 19 beserta huruf “i” dan “a”. Maksud dari angka 19 adalah teknik penyentuhan senar dalam harmonik 2. Namun terdapat angka 4 di dalam lingkaran yang menunjukkan nada si tersebut harus dimainkan di senar 4. Di senar 4, nada si berada di fret 7. Kemudian di bawah not si tersebut juga terdapat angka 19 beserta huruf “i” dan “a”. Maksud dari angka 19 adalah teknik penyentuhan senar dalam harmonik
Gambar 4.9 Teknik Harmonik Atifisial pada birama ke-62
Jari manis Jari telunjuk
memetik menyentuh lembut
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada gambar terlihat proses pemetikan nada A. Proses ini dilakukan sewaktu tangan kiri menekan nada A di senar 4 fret 7. Untuk mendapatkan suara yang maksimal, biasanya setelah memetik, jari yang menyentuh dengan cepat diangkat.
4.2.2.4 Slur
Teknik ini banyak ditemukan pada lagu Sipatokaan. Penulis melihat, ada 30 kali teknik slur muncul dalam lagu ini. Oleh sebab itu penulis akan mengambil dua contoh yang berbeda jenisnya, keduanya berada pada satu birama ke 40. Dalam notasi teknik ini ditandai dengan garis melengkung di atas/bawah dua not atau lebih.
Birama ke-40:
Slur ialah teknik membunyikan dua not atau lebih dengan bunyi yang menyambung/tanpa terputus. Ditandai dengan garis melengkung yang menghubungkan not yang berbeda dalam notasi standar.
Cara memainkan teknik ialah sebagai berikut. Not pertama di petik dengan cara biasa. Not kedua (ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya jika lebih dari dua not) dibunyikan dengan jari tangan kiri memakai 2 cara, yaitu: 1) mengetuknya (hammer-on/tapping) bila not tersebut lebih tinggi dari not di depan nya, 2) memetiknya (pull-off) bila not tersebut lebih rendah dari not di depan nya. Bisa disimpulkan, pada teknik slur pembuat suara dari not ke-2 dan seterusnya adalah jari pada tangan kiri. Untuk teknik permainan yang lebih tinggi, rangkaian not Cara memainkan teknik ialah sebagai berikut. Not pertama di petik dengan cara biasa. Not kedua (ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya jika lebih dari dua not) dibunyikan dengan jari tangan kiri memakai 2 cara, yaitu: 1) mengetuknya (hammer-on/tapping) bila not tersebut lebih tinggi dari not di depan nya, 2) memetiknya (pull-off) bila not tersebut lebih rendah dari not di depan nya. Bisa disimpulkan, pada teknik slur pembuat suara dari not ke-2 dan seterusnya adalah jari pada tangan kiri. Untuk teknik permainan yang lebih tinggi, rangkaian not
Notasi di atas merupakan birama ke-40 dari lagu Bubuy Bulan. Pada birama tersebut terdapat dua teknik slur, yaitu hammer-on dan pull-off. Teknik yang pertama dimainkan pada birama tersebut adalah teknik hammer-on, karena dimainkan dari nada rendah (F) ke nada yang lebih tinggi (A). Selanjutnya digunakan teknik pull-off. Nada yang dimainkan pada teknik ini dimulai dari nada
yang tinggi (B b ) ke nada yang lebih rendah (A).
Gambar 4.10 Hammer-on
Sumber: Dokumentasi Pribadi
24 Membunyikan serangkaian nada dengan hanya memakai jari kiri, tanpa melibatkan jari kanan. Menggunakan kombinasi teknik hammer on dan pull off. Dapat dimainkan tersendiri atau
diberi tambahan iringan dengan petikan jari kanan.
Gambar 4.11 Pull-off
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.2.2.5 Trill
Sebanyak tiga kali teknik ini muncul pada lagu Bubuy Bulan, yaitu birama ke-2, 4 dan 62. Teknik trill ditandai dengan “tr” dan garis bergelombang. Birama ke-2:
Birama ke-62:
Birama ke-4:
Trill adalah teknik memainkan sebuah not dengan not yang lebih tinggi secara berulang-ulang dengan tempo yang cepat. Walaupun dengan tempo yang cepat, lamanya not yang dimainkan harus tetap diperhatikan. Lamanya not tetap tergantung kepada nilai not itu sendiri.
Teknik ini hampir menyerupai slur namun dengan 2 not yang “itu-itu saja”. Cara memainkannya pun sama. Nada pertama dengan petikan biasa, dan seterusnya dengan teknik hammer on dan pull off yang secara bergantian dan terus-menerus dalam jangka waktu yang ditentukan oleh nilai not tersebut. Biasa dilakukan dengan tempo yang cepat.
Pada notasi di atas terdapat tiga teknik trill yang dimainkan pada lagu Bubuy Bulan . Pada paragraf ini akan diambil satu saja contoh dari ketiga notasi tersebut yaitu pada notasi pertama. Pada birama kedua, nada yang dimainkan dengan teknik trill adalah nada E (senar 1 fret 12) bernilai 3 ketuk. Nada ini dipetik, kemudian dilakukan teknik hammer on untuk not yang satu tingkat lebih tinggi pada tangga nada tersebut, yaitu nada F yang berada satu fret di depannya (fret 13). Selanjutnya digunakan teknik pull off untuk membunyikan kembali nada
E. Lalu dilakukan kembali hammer on untuk memainkan nada F. Dengan kata lain, hanya nada pertama saja yang dibunyikan dengan menggunakan petikan tangan kanan. Tentu saja semua teknik slur ini dimainkan dengan tempo yang cepat (secepat yang pemain bisa). Begitu seterusnya hingga 3 ketuk berakhir. Dengan asumsi pemain dapat memainkan 4 nada dengan teknik ini dalam 1 ketuk, hasil dari teknik ini pada lagu Bubuy Bulan dapat digambarkan pada notasi berikut.
Birama ke-2:
Birama ke-4:
Birama ke-62:
Terdapat sedikit perbedaan pada birama ke-62. Seharusnya teknik ini memainkan satu nada dengan nada yang lebih tinggi satu tingkat dari nada pertama pada tangga nada yang sama. Jika nada pertama adalah A, seharusnya
nada berikutnya adalah B. Namun dengan adanya simbol not B b pada birama
tersebut, nada kedua yang dimainkan bukan B, melainkan B b .
Gambar 4.12 Trill
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.2.2.6 Glissando
Lagu Bubuy Bulan menggunakan sebanyak tiga kali teknik glissando, yaitu pada birama-18, 32, dan 37. Pada notasi, teknik ini ditandai dengan “gliss” dan garis searah dengan pergerakan melodi ke nada selanjutnya.
Birama ke-18: Birama ke-32:
Birama ke-37:
Glissando adalah teknik meluncur (glide) dari satu not ke not berikutnya. Teknik ini dilakukan pada 2 not dalam satu senar dengan cara memetik not pertama lalu menggeser (meluncur) jari kiri ke not berikutnya tanpa dipetik dengan tidak mengurangi/mengendurkan tekanan jari tangan kiri pada senar. Suara yang dihasilkan oleh not kedua berasal dari “sisa” getaran saat memetik not pertama. Teknik yang sering juga disebut dengan slide ini, dapat juga dimanfaatkan untuk akor.
Glissando pada garis birama ditandai dengan garis melengkung di atas garis lurus. Atau bisa juga garis lurus yang memanjang diantara dua not yang bersangkutan disertai “gliss” di atas not tersebut. Jika tanpa tanda “gliss”, maka garis yang menghubungkan not-not tersebut hanya berarti kesamaan jari tangan kiri dalam menekan not-not tersebut. Bisa juga dengan hanya membuat garis melengkung di atas maupun di bawah garis lurus tersebut.
Pada bagian notasi dari lagu Bubuy Bulan di atas, terdapat tiga teknik glissando yang dimainkan. Pada paragraf ini, hanya akan diambil satu contoh saja, yaitu pada birama ke-18. Ada dua nada yang dimainkan dengan teknik ini, yaitu F dan C. Nada F diminta untuk dimainkan dengan teknik ini menuju nada A, sedangkan nada C menuju nada E. Nada F (senar 1 fret 1) dan C (senar 2 fret 1) dipetik secara bersamaan selama 1 ketuk. Setelah itu, kedua jari yang menekan 2 senar pada nada F dan C tadi, di”luncur”kan ke nada-nada tujuan pada senar yang sama, yaitu nada A (senar 1 fret 5) dan E (senar 2 fret 5).
Gambar 4.13 Teknik Glissando pada birama ke-18
Sumber: Dokumentasi Pribadi