Bahan Bakar Diesel TINJAUAN PUSTAKA

14 ● dalam contoh asli ● dalam 10 ampas distilasi - 0,3 2,87 8 Air dan sedimen Volume - 0,05 D – 2709 0; 0,01 9 Temperatur distilasi 90 C - 360 D – 1160 347 10 Abu tersulfatkan massa - 0,02 D - 874 0,01 11 Belerang Ppm – m mgkg - 100 D – 5453 0,72 12 Angka Asam Mg- KOHg - 0,8 D – 664 0,01 13 Glyserol Bebas massa - 0,02 D - 6584 - 14 Glyserol Bebas massa - 0,24 D - 6584 - Sumber: I Wayan Susila, Berdasarkan ASTM D 976-91

2.3 Mesin Diesel

Mesin diesel juga disebut “Motor Penyalaan Kompresi” oleh karena penyalaannya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur ringgi sebagai akibat dari proses kompresi di dalam ruang bakar. Mesin diesel pertama kali ditemukan oleh Rudolf Diesel pada tahun 1892. Prinsip kerja pembakaran motor diesel yaitu udara segar dihisap masuk kedalam silinder atau ruang bakar kemudian udara tersebut dikompressi oleh torak sehingga udara memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi, dan sebelum torak mencapai titik mati atas, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar dan terjadilah pembakaran. Agar bahan bakar diesel dapat terbakar dengan sendirinya, maka perbandingan kompresi mesin diesel harus berkisar antara 15 – 22, sedangkan tekanan kompresinya mencapai 20 – 40 bar dengan suhu 500 – 700 Mesin diesel menghasilkan tekanan kerja yang tinggi, itu sebabnya konstruksi motor diesel lebih kokoh dan lebih besar. Disamping itu, mesin diesel C. Aplikasi dari motor diesel banyak pada industri-industri sebagai motor stasioner ataupun untuk kendaraan-kendaraan dan kapal laut dengan ukuran yang besar. Hal ini dikarenakan motor diesel mengkonsumsi bahan bakar ± 25 lebih rendah dari motor bensin, lebih murah dan perawatannya lebih sederhana Kubota, S., dkk, 2001. 15 menghasilkan bunyi yang lebih keras, warna dan bau gas yang kurang menyenangkan. Namun dipandang dari segi ekonomi, bahan bakar serta polusi udara, motor diesel masih lebih disukai Mathur, 1980. Menurut Willard W.P 1996 efisiensi termis motor diesel berada di bawah 50 sedangkan menurut Khovakh 1979, efisiensi termis berkisar pada 29 - 42 dan sisanya adalah kerugian-kerugian energi. Energi kalor yang dimanfaatkan oleh mesin tidaklah terlalu besar,sisanya merupakan kerugian - kerugian energi, diantaranya energi kalor yang hilang akibat pendinginan mesin, energi kalor yang hilang bersama gas buang, energi kalor yang hilang akibat pembakaran tidak sempurna, energi kalor yang hilang karena kebocoran gas, dan kehilangan lainnya akibat radiasi dan konveksi. Siklus diesel ideal pembakaran tersebut dimisalkan dengan pemasukan panas pada volume konstan Y. A. Çengel and M. A. Boles, Thermodynamics: An Engineering Approach, 5th ed, McGraw-Hill, 2006.. Gambar 2.1 P-v diagram Mesin Diesel [13] Keterangan Gambar: P = Tekanan atm V = Volume Spesifik m 3 kg 16 q in q = Kalor yang masuk kJ out = Kalor yang dibuang kJ Gambar 2.2 Diagram T-S Mesin Diesel [13] Keterangan Gambar : T = Temperatur K S = Entropi kJkg.K q in q = Kalor yang masuk kJ out = Kalor yang dibuang kJ Keterangan Grafik: 1-2 Kompresi Isentropik 2-3 Pemasukan Kalor pada Tekanan Konstan 3-4 Ekspansi Isentropik 4-1 Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan