Waktu dan Tempat Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data

41 Gambar 3.5 Diagram Alir Pengujian Performansi Mesin

3.8 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat otc tecnotest smokemeter. Pengujian emisi gas buang Selesai Kesimpulan • Bahan Bakar diisi ke tabung Bahan Bakar • Putaran mesin: n rpm • Beban: p watt • Mengukur dan mencatat bahan bakar yang terpakai selama 5 menit pengujian • Mencatat tegangan dan kuat arus yang dihasilkan generator Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda Mulai Menganalisis data hasil pengujian untuk mencari nilai Daya, Torsi, SFC, AFR, Efesiensi Thermal Brake dan Opasitas 42 yang.dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat kekabutan opacity dari gas buang tersebut. Prosedur pengujian dapat dilihat melalui diagram alir berikut ini : Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Bang Selesai Kesimpulan Menyambungkan perangkat star gas analyzer ke otc tecnotest smokemeter • Tekan tombol power yang ada di be- lakang alat • Tekan tombol select sampai muncul “Ready code smokemeter” Pasang probe tester ke ujung knalpot mesin dan tunggu sampai datanya stabil dan kemudian print hasil pengujian Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda Menganalisa data hasil pengujian dalam hal ini Opasitas Mulai 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daya

Besarnya daya yang dihasilkan oleh mesin menggunakan bahan bakar solar, solar + nusafuel 5, solar + nusafuel 10, solar + 15, dan solar + nusafuel 20 pada saat pengujian didapat dari hasil perkalian tegangan yang dihasilkan dengan besar kuat arus yang diukur dengan menggunakan multitester. Untuk mengetahui besar kuat arus yang mengalir digunakan variasi beban yaitu 400 watt dan 800 watt. Namun dalam perhitungan untuk mendapatkan torsi daya yang digunakan adalah daya hasil perkalian tegangan dan kuat arus yang dihasilkan, bukan daya yang ditetapkan sebagai beban yaitu 400 watt dan 800 watt. Besarnya daya yang dihasilkan oleh masing-masing jenis bahan bakar pada tiap kondisi pembebanan dan putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: P = V x I…………………….. 4.1 [Lit. 17] Dimana : P = Daya Watt V = Tegangan Volt I = Kuat arus Ampere

4.1.1 Daya yang dihasilkan menggunakan solar murni

Daya yang dihasilkan akan meningkat sesuai dengan kecepatannya hingga mencapai titik maksimum, kemudian akan turun kembali untuk putaran berikutnya. Dalam hal ini, perhitungan daya akan dibagi menjadi dua yaitu pada beban 400 Watt dan 800 Watt. 44 Untuk Beban 400 Watt N = 700 rpm P = V x I = 112,7 x 0,98 = 110,80 Watt Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil perhitungan daya untuk bahan bakar solar murni pada variasi putaran dan beban tetap 400 Watt Beban Watt Putaran RPM Waktu sekon Tegangan Volt Arus Ampere Daya Watt 400 700 300 112,7 0,98 110,80 800 300 184,7 1,22 225,31 900 300 215,7 1,43 308,41 1000 300 180,3 1,59 409,45 1100 300 283 1,64 464,40 1200 300 362,3 1,89 686,12 Untuk Beban 800 Watt n = 700 rpm P = V x I = 97,33 x 1,7 = 165,11 Watt Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini: 45 Tabel 4.2 Hasil perhitungan daya untuk bahan bakar solar murni pada variasi putaran dan beban tetap 800 Watt Beban Watt Putaran RPM Waktu sekon Tegangan Volt Arus Ampere Daya Watt 800 700 300 97,33 1,7 165,11 800 300 172,7 2,51 433,40 900 300 194,67 2,66 518,47 1000 300 228,3 2,9 661,38 1100 300 248 3,09 767,12 1200 300 309 3,53 1091,80 4.1.2 Daya yang dihasilkan menggunakan solar + Nusafuel 5 Perhitungan daya untuk campuran solar + nusafuel 5 dapat didapat seperti halnya pada perhitungan untuk bahan bakar solar.perhitungan itu dapat dilihat dibawah ini. Untuk Beban 400 Watt n = 700 rpm P = V x I = 101,33 x 0,97 = 97,97 Watt Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil perhitungan daya untuk bahan bakar solar + nusafuel 5 pada variasi putaran dan beban tetap 400 Watt Beban Watt Putaran RPM Waktu sekon Tegangan Volt Arus Ampere Daya Watt 400 700 300 101,33 0,97 97,97 800 300 182,33 1,21 220,02 900 300 212 1,34 283,39 46 1000 300 268,33 1,54 413,25 1100 300 323,67 1,72 555,63 1200 300 354,67 1,81 641,95 Untuk Beban 800 Watt n = 700 rpm P = V x I = 67,33 x 1,43 = 96,51 Watt Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil perhitungan daya untuk bahan bakar solar + nusafuel 5 pada variasi putaran dan beban tetap 800 Watt Beban Watt Putaran RPM Waktu sekon Tegangan Volt Arus Ampere Daya Watt 800 700 300 67,33 1,43 96.51 800 300 172,67 2,48 428.21 900 300 190,33 2,66 506.29 1000 300 242,33 3.03 734.28 1100 300 280,33 3,31 927.92 1200 300 302 345 1042.94 4.1.3 Daya yang dihasilkan menggunakan solar + Nusafuel 10 Perhitungan daya untuk campuran solar + nusafuel 10 dapat didapat seperti halnya pada perhitungan untuk bahan bakar solar.perhitungan itu dapat dilihat dibawah ini. Untuk Beban 400 Watt n = 700 rpm