Prinsip Kerja Mesin Diesel

25 dan 40-52 asam oleat. Minyak kelapa sawit juga mengandung asam lemak esensial linoleat omega-6 sekitar 9-12 dari total asam lemak keseluruhan. Komposisi asam lemak pada minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Komposisi asam lemak minyak sawit Asam Lemak Jumlah Asam Lemak Jenuh Laurat C12 0.1 - 1.0 Miristat C12 0.9 - 1.5 Palmitat C16 41.8 - 46.8 Stearat C18 4.2 - 5.1 Arakhidat C20 0.2 - 0.7 Asam Lemak tidak Jenuh Palmitoleat C16:1 0.1 - 0.3 Oleat C18:1 37.3 - 40.8 Linoleat C18:2 9.1 - 11.0 Lenolenat C18:3 0 - 0.6 Sumber : Basiron 2005 Komponen minor yang terdapat dalam minyak sawit terdiri dari karotenoid pigmen yang membentuk warna oranye, tokoferol, dan tokotrienol sebagai antioksidan, sterol, triterpenic dan alifatik alkohol. Adanya karetenoid, tokoferol dan tokotrienol menyebabkan tingginya stabilitas oksidasi dan nilai gizi minyak sawit dibandingkan minyak nabati lainnya. Beberapa fraksi minyak sawit memiliki kandungan karotenoid yang berbeda; CPO 630-700 ppm, CP olein 680-760ppm, dan CP stearin 380-540ppm Orthoefer, 1996. Komposisi asam lemak tersebut juga berpengaruh terhadap slip melting point yang dimiliki oleh minyak sawit yaitu berkisar antara 31.1ºC hingga 37.6 ºC Basiron, 2005. Selain itu, sifat fisik lainnya seperti kandungan lemak padat yang terkandung di dalam minyak sawit juga dapat dipengaruhi oleh kandungan asam lemaknya. Nilai kandungan lemak padat dari berbagai suhu observasi disajikan pada Tabel 2.6. 26 Tabel 2.6 Nilai kandungan padatan lemak atau solid fat content SFC minyak sawit RBDPO pada berbagai suhu Suhu Observasi Solid Fat Content Rata - rata Kisaran 5 60.5 C 50.7 - 68.0 10 49.6 C 40.0 - 55.2 15 34.7 C 27.2 - 39.7 20 22.5 C 14.7 - 27.9 25 13.5 C 6.5 - 18.5 30 9.2 C 4.5 - 14.1 35 6.6 C 1.8 - 11.7 40 4.0 C 0.0 - 7.5 45 0.7 C - Sumber : Basiron 2005 Minyak kelapa sawit pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu stearin fraksi padatan dan olein fraksi cairan. Pemisahan kedua fraksi tersebut dilakukan melalui proses fraksinasi. Proses fraksinasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui penyaringan kering dry fractionation, penyaringan basah detergent fractionation. Industri pengolahan kelapa sawit cenderung memakai teknik penyaringan kering dengan menggunakan membrane filter press karena lebih ekonomis dan ramah lingkungan Basiron, 2005. Pada proses fraksinasi akan didapatkan fraksi stearin sebanyak 25 persen dan fraksi olein minyak makan sebanyak 75 persen. Stearin memiliki slip melting point sekitar 44.5- 56.2oC sedangkan olein pada kisaran 13-23oC. Hal ini menunjukkan bahwa stearin yang memiliki slip melting pont lebih tinggi akan berada dalam bentuk padat pada suhu kamar Pantzaris, 1994. Kandungan asam lemak pada stearin dapat dilihat pada Tabel 2.7.