LOGICAL FRAMEWORK APPROACH (LFA) DALAM PENCAPAIAN VISI DAN MISI
VII.2. LOGICAL FRAMEWORK APPROACH (LFA) DALAM PENCAPAIAN VISI DAN MISI
Dari ketetapan visi dan misi tersebut maka dapat ditentukan instrumen-instrumen dalam pencapaian tujuan penerapan konsep smart growth di Kawasan Inti Teknopolis. Dalam penyusunan strategi pada studi ini menggunakan metode Logical Framework Approach (LFA). Namun pada studi ini untuk dapat menghasilkan strategis dan instrumen yang di dapat diterapkan maka matriks dari Dari ketetapan visi dan misi tersebut maka dapat ditentukan instrumen-instrumen dalam pencapaian tujuan penerapan konsep smart growth di Kawasan Inti Teknopolis. Dalam penyusunan strategi pada studi ini menggunakan metode Logical Framework Approach (LFA). Namun pada studi ini untuk dapat menghasilkan strategis dan instrumen yang di dapat diterapkan maka matriks dari
VII.2.1 PERUMUSAN STRATEGI PENCAPAIAN MISI PERWUJUDAN KETERSEDIAAN SISTEM JARINGAN INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI
Jaringan Infrastruktur merupakan suatu aspek yang menunjang kegiatan pada suatu guna lahan. Penyusunan strategi terkait jaringan infrastruktur meliputi jaringan jalan, jaringan pedestrian, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan air limbah dan prasarana persampahan. Dalam hal ini konsep jaringan yang direncanakan yaitu jaringan yang terintegrasi antara Kawasan Inti Teknopolis Gedebage.
Tabel VII.1. Perumusan Rencana Pengembangan Sistem Jaringan yang Terintegrasi dengan Pendekatan Konsep Smart Growth di Kawasan Inti Teknopolis Gedebage MEWUJUDKAN KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KAWASAN PERKOTAAN
VISI
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP SMART GROWTH
STRATEGI
INSTRUMEN
INDIKATOR KEBERHASILAN STRATEGI
ASUMSI
Mewujudkan Ketersediaan Sistem Jaringan yang Terintegrasi
MISI (1)
Guna Menunjang Konsep Smart Growth di Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Apabila terdapat anggaran dari pemerintah jalan yang menghubungkan
Penyediaan sistem jaringan
Mengusulkan pembangunan jalan tol km 149 melalui
Terbangunnya sistem jaringan jalan
pusat yang tercantum dalam program RPJMN antar zona dalam kawasan
mekanisme pembiayaan dari APBN
dalam kawasan Teknopolis
dan dianggarkan oleh kementrian/lembaga inti dan luar kawasan
Gedebage, diantaranya
terbangunnya:
terkait
Teknopolis Gedebage.
Pengaturan melalui dokumen RDTR SWK Gedebage
(a) ruas tol km 149 ROW 40 dari
Koordinasi yang intens dari pemerintah dan
terkait jaringan jalan yang terintegrasi antara zona
intersection Tol Purbalenyi ke
developer dalam pembangunan, pengawasan
dalam dan zona luar kawasan Inti Teknopolis
Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
dan pemeliharaan jaringan jalan dalam
Gedebage
(b) jalan arteri
kawasandalam jangka waktu yang panjang
Penetapan peraturan (RTBL) yang mendukung
sekunder ROW 24 ke zona bisnis
Developer akan membangun sistem jaringan
perizinan pembangunan jalan berlandaskan konsep
core; (c) jalan kolektor primer ROW
jalan dalam kawasan Summarecon dengan
smart growth
15 ke kawasan permukiman; dan (d)
ketentuan yang telah dibuat pemerintah
Penetapan peraturan daerah dalam proses
jalan lokal primer ROW 12 dalam
penyerahan sarana prasarana utilitas (PSU) secara
kawasan permukiman.
jelas Pengaturan pembagian kewenangan antara
Terdapat mekanisme dan pembagian
Koordinasi antar pihak pengembang dan
Pemerintah Kota dan PT Summarecon Agung Tbk.
kewenangan yang jelas antara pihak
Pemerintah kota Bandung
melalui Peraturan Wali Kota atas proses
pengembang dan pemerintah Kota
pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan pada
Bandung
Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Pemerintah hanya mengijinkan developer dengan konsep walkability di
Perwujudan pedestrian
Pengaturan konektivitas akses pedestrian menuju
Pembangunan jaringan pedestrian
untuk membangun pedestrian dengan konsep Kawasan Inti Teknopolis
zona permukiman, komersial, RTH dan jasa yang
yang terkoneksi dengan jarak
walkability dengan mencantumkan ke Gedebage
tercantum dalam RTBL
maksimal setiap zona 500m - 700m
diseluruh fungsi kawasan
dokumen perencanaan maupun SIPPT.
Penetapan standar pedestrian yang aman dan
Pembangunan pedestrian dengan
Konsep pedestrian ditetapkan dalam RTBL
nyaman dalam RTBL Kawasan Inti Teknopolis
lebar jalur primer 3 m dan lebar jalur dan dipersyaratkan dalam SIPPT.
Gedebage dengan ketentuan lebar jalur sekunder
sekunder 2 m di Kawasan Inti
2m dan jalur primer 3 m
Teknopolis Gedebage
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
MEWUJUDKAN KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KAWASAN PERKOTAAN
VISI
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP SMART GROWTH
STRATEGI
INSTRUMEN
INDIKATOR KEBERHASILAN STRATEGI
ASUMSI
Mewujudkan Ketersediaan Sistem Jaringan yang Terintegrasi
MISI (1)
Guna Menunjang Konsep Smart Growth di Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Penyediaan sistem drainase
Koordinasi pemerintah, ahli sipil air dan yang dapat menampung
Pengaturan terkait sistem drainase dan sistem
Pembangunan sistem drainase yang
developer untuk menetapkan standar limpasan air permukaan di
pembuangan limbah yang terpisah melalui peraturan dapat menampung limpasan sebesar
infrastruktur drainase, sehingga dapat Kawasan Gedebage dengan
daerah
137,78 m³/detik
menampung limpasan sebesar 137,78 besaran limpasan 137,78
m³/detik
m³/detik
Penetapan peraturan sistem drainase terhadap
Pengaturan setiap bangunan minimal Terdapat anggaran pembangunan sistem
desain landed house dengan konsep menampung air
menyediakan sumur resapan
drainase dalam kawasan oleh Summarecon
hujan (memiliki sumur sesapan, biopori, torent) Oleh
dengan diameter 1-2 m kedalam 1-2
dan sistem drainase diluar kawasan oleh
DBMP Kota Bandung
m, toren dengan kapasitas kapasitas
pemerintah dengan standar pembangunan
1.050 liter dan bipori dengan
yang sesuai secara kualitas dan kuantitas.
diameter 10-15 cm, dengan
Pemerintah tidak hanya mengatur jaringan
kedalaman sekitar 100 cm yang
gorong-gorong untuk menampung air, tetapi
jumlahnya minimal
potensi resapan air hujan, seperti sumur resapan, biopori, toren dan retention pond, perlu diatur pemanfaatan pada kawasan
Penyediaan sumber air baku
Pemerintah memiliki dana untuk berinvestasi oleh pemerintah sebesar
Pinjaman daerah oleh Pemerintah Daerah kepada
penambahan sumber air baku dan
dalam bidang penyediaan, pengelolaan dan 1.010,19 l/det di Kawasan Inti
Pemerintah Pusat dalam menunjang pengalokasian
Pembangunan jaringan air bersih
pendistribusian air baku melalui Teknopolis Gedebage
dan pengelolaan sumber air baku kawasan
yang dapat menghasilkan dan
mengelola air baku sebesar 1.010,19
BUMD/BUMN
l/det di Kawasan Inti Teknopolis
Terdapat alokasi dana dari pemerintah pusat
Gedebage
untuk membantu penyediaan, pengelolaan dan pendistribusian air di Kota Bandung
Mengkoordinasikan rencana penambahan sumber
Tercukupinya air bersih bagi
Terdapat dana untuk investasi penyediaan air
air baku kawasan yang ditetapkan Dinas Bina Marga
masyarakat Kota Bandung
baku Kota Bandung kepada BUMD
dan Pengairan Kota Bandung dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Provinsi Jawa Barat
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
MEWUJUDKAN KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KAWASAN PERKOTAAN
VISI
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP SMART GROWTH
STRATEGI
INSTRUMEN
INDIKATOR KEBERHASILAN STRATEGI
ASUMSI
Mewujudkan Ketersediaan Sistem Jaringan yang Terintegrasi
MISI (1)
Guna Menunjang Konsep Smart Growth di Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Penyediaan sistem
Investasi developer dalam membangun penyaluran air limbah yang
Penetapan Sistem penyaluran air limbah dengan
Pembangunan sistem penyaluran air
sistem penyaluran air limbah dalam Kawasan terintegrasi dengan IPAL dan
konsep off-site sanitation yang diolah di IPAL
limbah dengan kapasitas 42.381
Inti Teknopolis Gedebage dan investasi mempunyai kapasitas 42.381
Bojongsoang
m³/hari dalam KawasanInti
pemerintah dalam membangun sistem m³/hari dalam Kawasan Inti
Teknopolis Gedebage yang
penyaluran air limbah di luar Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
disalurkan keIPAL Bojongsoang
Teknopolis Gedebage ke IPAL Bojongsoang
Penetapan Peraturan Daerah terkait pemisahan
Koordinasi pemerintah, developer dengan
sistem drainase dan sistem penyaluran air limbah
ahli untuk menetapkan standar sistem penyaluran air limbah dengan kapasitas42.381 m³/hari
Penetapan Peraturan Daerah terkait pemberian
Koordinasi yang intens dari pemerintah dan
sanksi dan konsep pembinaan bagi pihak yang
developer dalam pembangunan, pengawasan
membuang limbah padat maupun cair pada sistem
dan pemeliharaan sistem penyaluran air
drainase
limbah baik dalam kawasan ataupun luar kawasan dalam jangka waktu yang panjang
Penyediaan sistem
Investasi developer untuk pembuatan TPS persampahan yang
Penetapan lokasi, kapasitas dan jumlah TPS serta
Pembangunan TPS-TPS yang
pada Kawasan Inti Teknopolis Gedebage terintegrasi dengan kapasitas
sistem penyaluran sampah kawasan menuju TPS ke
jumlahnya dapat menampung
TPA
kapasitas sampah sebesar 1.556
tempat penampungan1.556
Koordinasi developer dengan PD Kebersihan m³/hari
m³/hari.
untuk mengakut sampah dari TPS Kawasan ke
Dengan pembangunan TPS tipe III
TPA
dengan kapasitas 1000 m³/hari membutuhkan 1-2 TPS denga luas
tiap TPS 200 m 2 . Penentuan jalur pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Tersedianya sarana TPS yang tertutup pada lingkungan perumahan dan gedung.
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
MEWUJUDKAN KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KAWASAN PERKOTAAN
VISI
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP SMART GROWTH
STRATEGI
INSTRUMEN
INDIKATOR KEBERHASILAN STRATEGI
ASUMSI
Mewujudkan Ketersediaan Sistem Jaringan yang Terintegrasi
MISI (1)
Guna Menunjang Konsep Smart Growth di Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Tersedianya tempat sampah terpilah di seluruh kawasan.
Pengangkutan sampah secara berkala.
Pengawasan dan pemeriksaan secara berkala oleh
Terdapat mekanisme dan pembagian
Investasi pemerintah Kota Bandung kepada
Pemerintah Kota (Inspektorat) terhadap kinerja PD
wewenangan dalam pengelolaan
PD Kebersihan untuk meningkatkan kualitas
Kebersihan terkait pengangkutan sampah sehingga
persampahan di kawasan inti
kinerja PD Kebersihan
tidak terjadi penumpukan sampah kawasan
Teknopolis Gedebage
Penyediaan jaringan
Dinas Komunikasi dan Informasi Kota telekomunikasi berteknologi
Penetapan kriteria oleh Dinas Komunikasi dan
Ketersediaan jaringan internet 4G
pada seluruh kawasan inti Teknopolis Bandung berkerjasama dengan PT Telkom tinggi yaitu dengan
Informasi Kota Bandung terhadap perusahan-
dalam penyediaan jaringan internet Ketersediaan jaringan
perusahaan IT yang menjadi pengisi ruang dalam
Gedebage dengan kapasitas tinggi
Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
dalam Kawasan Inti Teknopolis
internet 4G dengan kapasitas
Gedebage
tinggi dalam Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
VII.2.2. PERUMUSAN STATEGI PENCAPAIAN MISI PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PENYEDIAAN RTH DAN RETENTION POND
Dalam rencana pengembangan Kawasan Inti Teknopolis tedapat rencana penyediaan retention pond, mengingat kawasan Gedebage sebagai kawasan yang mempunyai potensi banjir maka adanya retention pond dapat kondisi lingkungan yang buruk tersebut. Selain penyediaan retention pond, RTH juga merupakan guna lahan yang penting bagi sebagai kawasan resapan air dan guna terciptanya keseimbangan ekologi kawasan. SWK Gedebage merupakan SWK yang mempunyai jumlah RTH terkecil di Kota Bandung setelah SWK Tegalega. Sehingga SWK Gedebage perlu menyumbangkan RTH guna pemenuhan target RTH Kota Bandung. Dalam penyediaan retention pond dan RTH di Kawasan Inti Teknopolis maka terdapat beberapa instrumen yang dapat dilakukan dalam pencapaian target peningkatan kualitas lingkungan.
Tabel VII.2. Perumusan Rencana Pengembangan Konsep Smart Growth dalam Peningkatan Kualitas LingkungandiKawasan Inti Teknopolis Gedebage MEWUJUDKAN KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KAWASAN PERKOTAAN
VISI
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP SMART GROWTH
MISI (2) Mewujudkan Keseimbangan Ekologi Melalui Penyediaan RTH dan Retention Pond di Kawasan Inti Teknopolis Gedebage STRATEGI
pemerintah menetapkan kewajiban pengembang dilakukan oleh pihak
Penyediaan RTH yang
Pengaturan penyediaan RTH dan retention
Tersedianya RTH dikawasan inti
untuk membangun RTH dengan luasan tertentu yang pengembang
pond oleh pengembang melalui Peraturan
teknopolis Gedebage dengan luasan
Daerah terkait
0,39% dari luas lahan
dicantumkan dalam dokumen perencanaan
Mencantumkan ketetapan luas RTH dalam RDTR Kota Bandung dan RDTR SWK Gedebage
Koordinasi terkait lokasi dan luasan RTH antara
Mencantumkan kewajiban pengembang
pemerintah dan pihak pengembang
terkait pemenuhan fungsi RTH dan dalam peraturan terkait SIPPT
Penyediaan retention pond
Bantuan dana dari pihak pemerintah Kota Bandung yang dilakukan oleh pihak
Menetapkan mekanisme pembiayaan dari
Tersedianya retention pond dengan
dalam pembangunan retention pond pengembangan
APBD untuk pemeliharaan retention pond di luasan 30 Ha dikawasan inti
Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
teknopolis Gedebage
Mencantumkan ketetapan luas retention
Koordinasi terkait lokasi dan luasan RTH antara
pond dalam RDTR Kota Bandung dan RDTR
pemerintah dan pihak pengembang
SWK Gedebage Sumber: Hasil Analisis, 2015
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
VII.2.3. PERUMUSAN STATEGI PENCAPAIAN DENGAN MELIBATKAN BERBAGAI PIHAK UNTUK MENUNJANG KONSEP KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KONSEP SMART GROWTH
Dalam menciptakan konsep smart growth di Kawasan Inti Teknopolis salah satu misinya adalah menciptakan fungsi kawasan tersebut dengan berbagai guna lahan sehingga dapat mengurangi pergerakan masyarakat dan mengurangi dampak lingkungan akibat hal tersebut. Dengan adanya berbagai fungsi kawasan juga akan memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Pemenuhan berbagai fungsi guna lahan juga dapat diwujudkan dengan berbagai fungsi dalam satu bangunan. Selain fungsi guna lahan Kawasan Inti Teknopolis diharapkan kawasan ini diperuntukan bagi seluruh tingkatan masyarakat hal tersebut dapat diciptakan melalui peruntukan guna lahan bagi perumahan yang menyediakan berbagai jenis rumah mulai dari rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, rumah sedarhana dan rumah mewah. Pertimbangan lain dalam perwujudan guna lahan dalam berbagai fungsi yaitu potensi bencana yang disebabkan oleh kerentanan tanah di Gedebage sehingga dalam perwujudan guna lahan dan bangunan perlu mempertimbang intesitas bangunan dengan pertimbangan kerentanan tanah tersebut.
Tabel VII.3. Perumusan Rencana Perwujudan Fungsi Kawasan Guna Menunjang Konsep Smart Growth diKawasan Inti Teknopolis Gedebage
MEWUJUDKAN KAWASAN INTI TEKNOPOLIS SEBAGAI KAWASAN PERKOTAAN