ARAHAN KEBIJAKAN KAWASAN TEKNOPOLIS GEDEBAGE
III.1. ARAHAN KEBIJAKAN KAWASAN TEKNOPOLIS GEDEBAGE
Arahan kebijakan kawasan teknopolis Gedebage akan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang berada di tingkat nasional, Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung. Hal tersebut dikarenakan Rencana pengembangan kawasan Gedebage tidak hanya menjadi isu wilayah namun juga menjadi isu nasional. Rencana pengembangan kawasan Gedebage juga dijelaskan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk skala kota dan wilayah, arahan kebijakan terkait rencana pengembangan kawasan Gedebage dijelaskan dalam Peraturan Daerah No. 18 tahun 2011 tentang RTRW Kota Bandung 2011-2031, RDTR SWK Gedebage, rancangan RTBL Gedebage, dan Rancangan Rencana Monorail Kota Bandung.
III.1.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (PERATURAN PEMERINTAH NO.26 TAHUN 2008)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Indonesia merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Tujuan RTRWN adalah keterpaduan perencanaan tata ruang dari wilayah nasional, provinsi dan kota. Hal tersebut akan meningkatkan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian antar wilayah, meningkatkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah dan meningkatkan keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor. RTRWN menjadi pedoman untuk perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, peneratan ruang kawasan strategis nasiola dan pentaa ruang wilayah provinsi dan kota.
Dalam PP No 26/2008 Lampiran II, Sistem perkotaan Nasional yang berada Di Provinsi Jawa Barat adalah Kawasan Perkotaan Bandung Raya (I/C/3) yang termasuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang salah satu kriterianya adalah berfungsi dan berpotensi sebagai simpul utama ekspor-impor atau gerbang menuju kawasan internasional. Tahap pengembangan Kawasan Perkotaan Bandung Raya adalah revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan Dalam PP No 26/2008 Lampiran II, Sistem perkotaan Nasional yang berada Di Provinsi Jawa Barat adalah Kawasan Perkotaan Bandung Raya (I/C/3) yang termasuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang salah satu kriterianya adalah berfungsi dan berpotensi sebagai simpul utama ekspor-impor atau gerbang menuju kawasan internasional. Tahap pengembangan Kawasan Perkotaan Bandung Raya adalah revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan
Dalam PP No 26/2008 Lampiran X, Kawasan strategis nasional adalah Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap ekonomi, sosial dan budaya. Tahap pengembangan kawasan Perkotaan Cekungan Bandung adalah rehabilitasi/ revitalisasi dan pengembangan kawasan strategis nasional dengan sudut kepentingan ekonomi.
Dari RTRWN posisi Kawasan Teknopolis Gedebage yang berada di Kawasan Pekotaan Cekungan Bandung merupakan wilayah yang penataanya diprioritaskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor industri dan pariwisata. Kebijakan tersebut dapat mengarahkan kawasan Tenopolis Gedebage menjadi isu nasional yang dapat mempengaruhi ekonomi, sosial dan budaya. Hal tersebut menjadi dasar kuat kawasan untuk menjadi gerbang menuju kawasan internasional.
III.1.2. RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT (PERATURAN DAERAH NO.22 TAHUN 2010)
RTRWN menjelaskan bahwa kawasan strategis nasional di Jawa Barat adalah Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung yang berupa Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian wilayah di Kabupaten Sumedang. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat untuk kawasan perkotaan Cekungan Bandung yaitu:
a. Pengembangan struktur dan pola ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), pengendalian perkembangan kawasan
perkotaan di wilayah utara, penataan dan pengembangan, infrastruktur dan pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam.
b. Pengembangan kerjasama pembangunan kawasan perkotaan Cekungan Bandung antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota/ Kabupaten di Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung. Penetapan PKN, kawasan andalan dan kawasan strategis nasional pada Kota Bandung yang
terncantum di RTRWN akan didetailkan arahan kebijakan pada skala Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung, diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, industri kreatif, teknologi tinggi, dan pariwisata. Pada pasal 48 (PP No 22/2010) menjelaskan pengembangan kawasan industri pada Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung ditujukan untuk mendorong pengembangan industri kreatif dan telematika. Hal tersebut terjabarkan lagi bahwa pengembangan industri diprioritaskan pada industri berteknologi tinggi, ramah lingkungan dan membangkitkan kegiatan ekonomi. Selain industri, Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung menjadi kawasan wisata perkotaan dan pendidikan. Untuk menunjang fungsi tersebut dibutuhkan pengembangan infrastruktur wilayah yaitu :
3. Pengembangan sistem angkutan umum massal perkotaan
4. Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ;
5. Pengembangan infrastruktur pengendali banjir
6. Pengembangan hunian vertikal terutama di kawasan perkotaan, industri dan pendidikan, khususnya di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Jatinangor di
Kabupaten Sumedang;
7. Peningkatan pelayanan air bersih;
8. Peningkatan pengolahan air limbah;
9. Penataan jaringan drainase perkotaan Hal tersebut dapat menunjang pembangunan infrastruktur kawasan untuk mengembagan
industri kreatif, permukiman dan pariwisata. RTRW Provinsi Jawa Barat menjadi arahan kebijakan yang lebih detail mengarahkan pada fungsi dan infrastruktur pendukung skala provinsi. Berdasarkan hal tersebut pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage yang berlokasi di Kawasan perkotaan Bandung berpeluang sebagai potensi ekonomi yang cepat tumbuh dengan mengoptimalkan potensi yang ada, baik berupa potensi fisik, sumber daya, maupun kerjasama antar pemerintah dan swasta.
III.1.3. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDUNG (PERATURAN DAERAH NO.18 TAHUN 2011)
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung (Perda 18/2011), Kawasan Gedebage ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota (PPK) Bandung bagian timur. Dengan status tersebut, PPK Gedebage direncanakan melayani kota, PKN Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional. Fasilitas yang akan dibangun pada PPK Gedebage adalah:
a. Pendidikan: perguruan tinggi dan perpustakaan;
b. Kesehatan: rumah sakit kelas A
c. Peribadatan: masjid wilayah dan tempat peribadatn lainnya
d. Bina sosial: gedung pertemuan umum
e. Olahraga/rekreasi: komplek olahraga dengan gelanggang olahraga, gedung hiburan dan rekreasi, gedung kesenian, taman kota, gedung seni tradisional
f. Pemerintahan: kantor pemerintahan, kantor pos wilalyah, kantor telekomunikasi wilayah, kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah, kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah, Kantor Urusan Agama, pos pemadam kebakaran, kantor polisi sesuai dnegan struktrur yang berlaku di lembaga kepolisian RI
g. Perbelanjaan/niaga: pusat perbelanjaan utama (grosir), pasar, pertokoan, bank-bank, perusahaan swasata dan jasa-jasa lain
h. Transportasi: pembangunan terminal terpadu dan terminal kota tipe A di PPK Gedebage, penyediaan sarana dan prasaran angkutan umum pemadu moda (bus line) dengan jalur
koridor 6
i. Rencana sistem jaringan sumber daya air: pembangungan retention pond j. Kawasan perlindungan setempat, kawasan sekitar danau buatan di PPK Gedebage i. Rencana sistem jaringan sumber daya air: pembangungan retention pond j. Kawasan perlindungan setempat, kawasan sekitar danau buatan di PPK Gedebage
n. Rencana pengembangan pasar tradisional, peningkatan Pasar Induk Gedebage yang terpadu dengan pengembangan PPK Gedebage, pengaturan kegiatan perdagangan grosir di Jalan Soekarno-Hatta, termasuk Pasar Induk Caringin dan Gedebage.
Selain itu, wilayah Gedebage menjadi salah satu kawasan strategis Kota Bandung, sehingga memiliki program pemanfaatan ruang sebagai berikut:
a. Pembentukan Badan Pengelola Pembangunan Kawasan
b. Pengembangan kawasan komersial dengan mendorong peran swasta dan masyarakat
c. Pengembangan Terminal Terpadu dan pembangunan berbasis transit (TOD)
d. Pembangunan Sarana Olahraga (SOR)
e. Pembangunan perumahan susun sedang dan tinggi
f. Pembangunan kampus perguruan tinggi
g. Pembangunan komplek peribadatan multi agama dan
h. Pengembangan pedestrian yang nyaman
Tabel III.1. Indikasi Program RTRW Kota Bandung (Rencana Pengembangan Gedebage) Tahun Anggaran
Besaran dana Sumber No.
Tahap I
Tahap II
IV
III
(sekitar) dana
Jalan Rumah Sakit
APBD Pemantapan hirarki jalan
– Jalan Gedebage
Propinsi 1. arteri primer pada sistem
500,000,000 dan APBD jaringan jalan primer
yang mengakses
Terminal Terpadu
Kota
Gedebage
Pemantapan hirarki jalan 2. kolektor primer pada sistem
300,000,000,000 APBD Kota jaringan jalan primer APBN,
Jl. Gedebage
APBD 2.000.0000.000.00 3. Pembangunan jalan tol
Tol Ujung Berung-
APBD Kota, Swasta APBD
Pembangunan terminal tipe Provinsi,
4. Gedebage
200.000.000.000 A
APBD Kota, Swasta
Pembangunan jalur ganda APBD
500.000.000.000 Kereta Api perkotaan
5. Cicalengka dan
Provinsi,
Kawasan Terpadu
Swasta
Gedebage
Pengembangan sarana dan APBN,
50.000.000.000 prasarana Intermoda stasiun
6. Gedebage
APBD Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
Provinsi, Swasta
Pembangunan kolam parkir air (retension pond) dengan
APBD 7. mengoptimalkan Ruang
300.000.000.000 Provinsi, Terbuka Hijau (RTH) sebagai
PPK Gedebage
APBD Kota wilayah resapan air Rencana kolam retensi di
20.000.000.000 APBD Kota kawasan PPK Gedebage
8. PPK Gedebage
Ekstensifikasi RTH melalui pengembangan taman
Gedebage, Pasir
9. tematik, RTH eks Pasir
50.000.000.000 APBD Kota Impun, Cicabe, taman dan
Impun, Cicabe,
Nagrog
pemakaman Nagrog Peningkatan Pasar Induk Gedebage yang terpadu
10. 30.000.000.000 APBD Kota dengan pengembangan PPK
Gedebage
Gedebage
APBD Propinsi,
11. Ekstensifikasi RTNH APBD Kota,
Swasta Pemanfaatan Ruang: - pembentukan Badan
Pengelola Pembangunan Kawasan;
50.000.000.000 APBD Kota - pengembangan Kawasan
12. PPK Gedebage
Perdagangan dan Jasadengan mendorong peran swasta dan
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
Terpadu dan pembangunan berbasis transit dengan pola kemitraan dengan PT Kereta Api, swasta dan Pemerintah dalam;
- pembangunan Sarana Olahraga (SOR) dengan
pola kemitraandengan swasta dan Provinsi;
- pembangunan perumahan susun sedang
dan tinggi; - pembangunan kampus perguruan tinggi; - pembangunan komplek peribadatan multi-agama;
dan - pengembangan fasilitas pejalan kaki yang nyaman Pengendalian Pemanfaatan
Ruang: 1. Pembangunan parasarana dasar yang
50.000.000.000 APBD kota meliputi percepatan
13 PPK Gedebage
pembangunan jalan tol Ujungberung-Majalaya, penyediaan kolam
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
2. Pengadaan lahan untuk prasarana dasar; 3. Kemudahan perizinan perubahan rencana tapak bagi pengembang yang telah memiliki izin
sebelumnya; 4. Insentif bagi pengembang
yang menyediakan ruang publik
Sumber: RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
Dalam RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031 telah dicantumkan rencana pemanfaatan ruang di Kota Bandung. Dalam rencana pemnafaatan ruang diantaranya terdapat pemanfaatan ruang untuk kawasan teknopolis Gedebage serta biaya yang dan akan dianggarkan dan sumber biayanya. Berikut merupakan rencana yang akan dilaksanakan di Gedebage yang menggunakan dana pemerintah daerah Kota Bandung.
III.1.4. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BANDUNG
(PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NO.03 TAHUN 2014)
Kawasan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 5 Ayat (2), bahwa yang dimaksud RPJMD adalah penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah. RPJMD memilikinilai strategis sebagai pedoman bagi dokumen perencanaan di Kota Bandung dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, dimana Kota Bandung saat ini mengacu pada RPJMD periode 2013-2018. Visi Kota Bandung Tahun 2013- 2018 adalah “Terwujudnya Kota Bandung yang unggul, nyaman, dan sejahtera”. Dalam rangka mewujudkan Visi, maka disusun Misi yaitu rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi, yaitu:
1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan.
2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan melayani.
3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing.
4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Dalam misi 1 salah satu indikator kinerja adalah tingkat keterbangunan infrastruktur PPK
Gedebage, seperti dijelaskan pada RTRW Kota Bandung Tahun 2010, Kota Bandung memiliki dua Pusat Pelayanan Kota yaitu Alun-alun dan Gedebage. Dimana PPK Gedebage menjadi pusat pelayanan kota baru yang ditujukan untuk menunbuhkan kegiatan perdagangan dan jasa yang dapat mendrorong ekonomi kota. Untuk menunjang pembangunan PPK Gedebage dalam RPJMD dijelaskan bahwa PPK Gedebage akan dibangun Kawasan Teknopolis Gedebage sebagai pusat aktivitas kota yang meliputi Kawasan Ekonomi Khusus, Pusat Bussiness, Pusat Pemerintahan, Pemukiman, serta Pusat Pengembangan Iptek. Pada Kawasan tersebut dibangun pula terminal terpadu, kolam retensi untuk pengendalian banjir, gerbang Tol Gedebage serta infrastruktur dasar.
Rencana pengembangan Teknpolis Gedebage yang sudah direncakan pada Tahun 2014. Tahun 2014 pemerintah Kota Bandung telah menyusun beberapa dokumen kebijakan seperti revisi RDTR dan studi kelayakan, untuk dapat menjadi dasar hukum pembangunan kawasan Teknopolis Gedebage. Rencana tahun 2015 adalah pengadaan lahan dan perencanaan teknis, pada tahun ini direncanakan pembangunan sudah dimulai.
Sedangkan beberapa komponen kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Kawasan Pusat Pelayanan Kota (PPK) Gedebage dengan tema Bandung Teknopolis antara lain:
1. Pengadaan Lahan
- Sisa Pengembangan Lahan SUS Gedebage - Infrastruktur - RTH
2. Kontruksi/Pembangunan - Kawasan Ekonomi Khusus - Terminal Terpadu - Pusat Pemerintahan - Infrastruktur Dasar - Jalan Tol Gedebage - Kolam Retensi
Kawasan Teknopolis Gedebage akan menjadi pembangunan yang berdampak nasional bahkan ditujukan untuk kawasan internasional. Hal tersebut harus ditunjang dengan kebijakan yang stabil, sehingga investor/perusahaan skala nasional dan internasional akan bersedia menjadi pengisi ruang dan menjaga masyarakat yang terkena dampak agar dapat meningkatkan kesejahteraan, sehingga keseimbangan lingkungan dan sosial akan terjaga dan meminimalisir konflik yang akan terjadi.
III.1.5. RANCANGAN RENCANA DETAIL TATA RUANG SWK GEDEBAGE (SEPTEMBER 2014)
Dengan mempertimbangkan kebijakan pembangunan dan penataan ruang pada tingkat nasional, provinsi, dan Kota Bandung, maka penataan ruang pada RDTR dan Peraturan Zonasi SWK Gedebage ditujukan untuk mewujudkan Pengembangan Kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi, industri kreatif, komersial dan pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis. SWK Gedebage sebagai Gerbang Internasional Jawa Barat dan berstandar internasional. Rencana pola ruang Kawasan Teknopolis Gedebage terdiri dari zona lindung dan zona budidaya. Dimana Zona lindung yang akan dibangun, yaitu:
1. Zona perlindungan setempat, yang terdiri dari sempadan jalan tol, sempadan rel kereta, sempadan sungai, sempadan danau buatan.
2. Zona ruang terbuka hijau (RTH), yang terdiri dari RTH Publik dan RTH Lingkungan.
3. Zona rawan bencana. Zona rawan bencana dibuat untuk menanggulangi genang/banjir, bentuk penanggulangannya
berupa pembuatan kolam retensi/danau buatan. Zona budidaya yang direncanakan adalah
1. Zona perumhaan kepadatan sedang hingga rendah.
2. Zona perdagangan dan jasa,
3. Zona campuran, dengan kepadatan sangat tinggi dengan hunian dan kegiatan lainnya. KDB maksimum 50 % dan ketinggian bangunan 5 hingga 8 lantai. Zona campuran seluas kurang lebih 18,445 ha berada di Kelurahan Cimencrang Kecamatan Gedebage.
4. Zona perkantoran, zona tempat kantor pemerintahan melaksanankan tugas dan fungsinya
5. Zona industri pergudangan, dan
Kawasan budidaya akan difokuskan pada pengembangan zona yang akan diisi oleh investor nasional ataupun internasional yang bekerja dalam bidang berteknologi. Rencana pemanfaatan ruang untuk SWK Gedebage ini meliputi:
a. Pengembangan perdaganan dan jasa skala regional
b. Pengembangan pendidikan dasar sampai dengan tinggi
c. Penyediaan taman wilayah / central park.
d. Pembangunan jalan bebas hambatan berupa Tol Gedebage di Kecamatan Gedebage
e. Pembangunan terminal peti kemas terintegrasi dengan stasiun kereta api
Gambar III.1. Rencana Pola Ruang Gedebage
Sumber: Rancangan RDTR SWK Gedebage versi November 2014
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
Pengembangan kawasan pada zona-zona tersebut selanjutnya diatur berdasarkan ketentuan intensitas kawasan teknopolis, yaitu:
Tabel III.2. Ketentuan Intensitas Kawasan Teknopolis
KLB Maksimum Kode
KDH Maksimum
Fungsi Jalan Zona
Kode
Zona
Sub Zona
Sub
Fungsi Jalan
KDH
Kolektor Ling. Zona Lindung
Lokal Min.
Ling.
Arteri
0.02 0.02 0.02 98% Sempadan Rel KA
Sempadan Tol
Perlindungan Setempat
0.02 0.02 0.02 98% Sempadan sekitar danau buatan
Sempadan Sungai
0.02 0.02 0.02 98% RTH Publik
RTH Lindung Alami RTH Taman Unit Lingkungan
Zona Budaya
Perumahan R2
Kepadatan Vertikal rendah (KDB 40%, <5 lantai)
3.2 2.4 1.6 50% Sedang Perumahan
R3 Kepadatan Perumahan landed
1.2 1.2 1.2 20% Rendah Pusat Perdagangan dan Jasa
1. Perdagangan dan Jasa Skala Wilayah Kota
- Pusat Pelayanan Kota - Grosir, eceran 3.5 (luas
aglomerasi (pusat
lantai
belanja / mall) luas
5.6 maksimu m 2.8 20%
lantai maksimum
80,000m 2 40,000m 2 )
- Eceran tunggal/took, luas lantai maksimum 10,000m 2
2. Perdagangan dan Jasa Skala Sub Wilayah Kota
- Sub Pusat Pelayanan
2.1 (luas lantai
(luas
- Eceran aglomerasi
Luas lantai maksimum
mak. lantai
m 2 ) 2,500 dan Jasa
40,000m Perdagangan 2 40,000
- Eceran tunggal, luas
lantai maksimum
2,500 m 2 3. Perdagangan dan Jasa
Skala Kecamatan 2.1 - Pusat kecamatan 1.4
1.4 (luas - Eceran aglomerasi luas (luas lantai
(luas
lantai maksimum
mak. lantai mak.
2,500 - Eceran tunggal, luas 2,500
lantai maksimum
2,500 m 2 2.1 4. Perdagangan dan Jasa 1.4
Skala lingkungan
(luas
(luas
- Eceran aglomerasi,
luas lantai maksimum
mak.
mak.
2,500 m 2 10,000
KLB Maksimum Kode
KDH Maksimum
Fungsi Jalan KDH Zona
Kode
Zona
Sub Zona
Sub
Fungsi Jalan
Kolektor Lokal Ling.
1.6 1.5 1.0 25% Kantor Provinsi
Kantor Walikota / Bupati
C Campuran Campuran Rendah
3.0 2.5 lantai mak. 30% 10,000
m 2 ) Lapangan OR
RTNH Publik Tempat Parkir
2.0 1.6 1.**2 25% F Pelayanan Umum
2.0 1.8 1.2 25% Olahraga (indoor)
Pertahanan dan Keamanan
2.0 1.8 1.8 25% Sumber: Materi Teknis Rancangan Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang Kota Bandung, 2014
Peruntukan Khusus
Berdasarkan tabel diatas, maka aplikasi ketentuan teknis Teknopolis perlu dibantu oleh informasi mengenai hirarki jaringan jalan baik eksisting maupun rencana, seperti gambar berikut:
Gambar III.2. Peta Rencana Jaringan Jalan SWK Gedebage
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung
Gambar III.3. Peta Rencana Hirarki Jalan Bandung Teknopolis
Sumber: AECOM dalam Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan
III.1.6. KAJIAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN TEKNOPOLIS GEDEBAGE
Kajian penyusunan perencanaan pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage yang disusun oleh Bappeda Kota Bandung, masih menjadi dokumen teori yang dalam kedudukanya dalam kebijakan hanya mengarahkan bukan menjadi peraturan yang harus ditaati karena tidak terkandung dalam peraturan daerah. Dokumen ini menjadi kajian yang merupakan pengklasifikasikan tujuan utama terbentuknya kawasan Teknopolis Gedebage yang ditunjang dari peraturan nasional, provinsi Jawa Barat hingga Kota Bandung, selain tugas pemerintah dikaji pula potensi kerjasama terhadap perusahaan yang dapat mengisi ruang kawasan Teknopolis Gedebage.
Kawasan teknopolis merupakan gabungan dari berbagai pemanfaatan ruang dalam deliniasi yang cukup besar. Kawasan tersebut terbagi menjadi dua yaitu kawasan inti/core dan kawasan penunjang. Kawasan inti akan diisi dengan kegiatan utama dari teknopolis, yang akan dijelaskan pada deskripsi berikutnya, sedangkan kawasan penunjang diisi dengan kegiatan pendukung teknopolis. Merujuk kepada pola pemanfaatan ruang SWK Gedebage, berikut ini deliniasi dan rencana pola ruang dari kawasan teknopolis.
Pengembangan delineasi kawasan teknopolis ini mencakup beberapa kegiatan penunjang yan mendukung kegiatan teknopolis antara lain kawasan pemerintahan Kota Bandung, kawasan Transit Oriented Development (TOD), serta kawasan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Terminal Terpadu Gedebage Bandung. Rencana pemanfaatan ruang atau zonasi
Dalam rencana pemanfaatan ruang kawasan, studi ini menggunakan draft RDTR SWK Gedebage versi November 2014.
Gambar III.4. Deliniasi Kawasan Teknopolis Dalam Rancangan RDTR SWK Gedebage
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
A. RENCANA PEMANFAATAN RUANG
Kawasan Inti Teknopolis Gedebage direncanakan sebagai kawasan mixed use, dengan fungsi guna lahan yang telah ditentukan. Adapun strategi kunci dalam penetapan fungsi guna lahan untuk Kawasan Teknopolis Gedebage, diantarnya:
1. Mengembangkan unit komersial di sekitar kawasan terminal terpadu untuk memastikan pemanfaatan lahan yang lebih baik dan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor sebagai moda transportasi
2. Menyediakan unit perumahan dengan ritel pada kawasan terluar kluster perumahan dan fungsi ritel pada lantai dasar untuk pengembangan kawasan hunian tingkat menengah
3. Memastikan fasilitas masyarakat berada dalam jarak berjalan kaki untuk memberikan kenyamanan dan aksesibilitas bagi semua penduduk.
Gambar III.5. Rencana Pola Ruang Kawasan Inti Teknopolis Gedebage
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
B. PENGENDALIAN STRUKTUR RUANG
Pengembangan SWK Gedebage sebagai pusat pelayanan di daerah Bandung Timur merupakan salah satu arahan yang tercantum dalam RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031. Latar belakang dari adanya pengembagan SWK Gedebage tersebut disebabkan oleh adanya pertumbuhan jumlah penduduk. Rencana pengembangan SWK Gedebage untuk melayani sub pusat pelayanan yang terdiri dari Sub SWK Ujungberung, Sub SWK Arcamanik, Sub SWK Kordon dan Sub SWK Derwati. Terutama untuk pusat pelayanan Gedebage melayani sub pusat kota Kordon yang terdiri dari kecamatan Bandung Kidul dan buah batu serta melayani sub pusat kota Derwati yang terdiri dari kecamatan Gedebage dan Rancasari (Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, 2014).
C. PENGENDALIAN PEMANFATAAN RUANG
Dalam mendorong pertumbuhan SWK Gedebage yang merupakan pusat pelayanan untuk wilayah Bandung timur maka disusun insentif dari pemerintah yang tercantum dalam RTRW Kota Bandung serta disinsentif untuk mengendalikan pertumbuhan kegiatan di pusat kota. Berikut merupakan Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah:
Tabel III.3. Kebijakan Insentif dan Disinsentif Pembangunan Kawasan Baru
- Primer Gedebage
Pusat Pelayanan
- Pembentukan badan pengelola
kawasan - Pembangunan akses tol - Pembangunan danau yang dibangun
oleh pemerintah sebagai tempat rekreasi
- Memberi kemudahan perijinan perubahan siteplan bagi pengembang yang telah memiliki ijin sebelumnya
- Promosi guna menarikinvestor dalammembangun terminal
Perkembangan di
- Tidak dikeluarkan ijin lokasi baru Bandung Utara
- Tidak dibangun akses jalan baru melalui kawasan punclut - Tidak dibangun jaringan prasarana baru kecuali prasarana vital kota bandung
- Pengenaan pajak kegiatan yang relatif lebih besar daripada di bagian wilayah lain
- Pengenaan denda terhadap kegiatan yang menimbulkan dampak negatif
bagi publik
Pusat Pelayanan Baru
- Pembangunan jalan akses menuju
kawasan - Kemudahan perizinan - Pemberian keluwesan batasan klb dan
ketinggianbangunan (keluwesan ini akan diatur lebih lanjutdalam perda peraturan zonasi)
- Pemberiann pelayanan jaringan utilitas air dandrainase.
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
D. PENGENDALIAN POLA RUANG
Adapun pengembangan kawasan Gedebage sebagai pusat pertumbuhan baru maka diperlukan adanya strategi. strategi pengembangan yang akan dilakukan yaitu dengan mendorong dan memprioritaskan pengembangan ke Bandung Timur yang terdiri dari Sub Wilayah Kota (SWK) Ujungberung dan Gedebage dan pemekarannya. Berikut merupakan beberapa isu strategis terkait pola ruang dalam pengembangan pusat pertumbuhan Gedebage:
1. Pengembangan pasar induk Gedebage yang akan ditambahkan fungsinya sebagai Pasar Ikan Higienis (PIH) yang terletak di pusat primer Gedebage
2. Mendorong kegiatan ekonomi di sekitar Stadion utama sepakbola agar meningkatan
4. Rencana pembangunan pasar pusat pelelangan ternak serta sarana dan prasana penunjangnya
5. Pengembangan kegiatan pergudangan
6. Pengembangan pusat belanja dan pasar modern baru
7. Peningkatan kelas pelayanan sarana kesehatan (Rumah sakit)
8. Pembangunan PLTSa (Pusat Listrik Tenaga Sampah) yang akan di bangun di KelurahanRancanumpang Kecamatan Gedebage
9. Rencana Pembangunan Akses Jalan Tol yang terdapat di Kecamatan Gedebage sebagaisalah satu alternatif pintu tol masuk Kota Bandung
10. Pengembangan kota baru di Pusat Primer Gedebage sebagai Flower City Park (KotaTaman bunga)
11. Pengembangan kawasan yang terdiri dari permukiman residensial, komersial (mal, ruko), apartemen, dan fasilitas penunjang lainnya yang akan dikembagkan oleh summarecon dengan luas lahan 300 Ha. 100 Ha diantaranya diperuntukan sebagai guna lahan permukiman sedangkan sisanya diperuntukan sebagai kawasan komersil dan fasilitas penunjang kawasan.
E. RENCANA INTENSITAS RUANG
Selain kebijakan dalam penentuan fungsi guna lahan, juga diatur penentuan ketinggian bangunan serta Koefisien lantai bangunan (KLB) untuk mengendalikan kawasan teknopolis tersebut. Adapun kebijakan dalam penentuan lantai bangunan yang tinggi diarahkan pada Kawasan Inti Teknopolis Gedebage, yang terdiri dari kawasan komersial dan kawasan terminal terpadu (TOD). sedangkan kawasan penunjangnya diatur dalam beberapa penetuan lantai bangunan yang akan menghasilkan skyline. Penentuan lantai bangunan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pada kawasan inti teknopolis serta kawasan penunjangnya.
Adapun penentuan koefisien dasar bangunan (KLB) untuk kawasan teknopolis, penentuan tersebut juga didasarkan oleh peningkatan nilai tambah sehingga KLB untuk kawasan komersial diarahkan kepada KLB yang lebih tinggi. Sedangkan untuk kawasan lainnya mempunyai KLB yang lebih rendah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketinggian maksimal bangunan yang harus menyesuaikan dengan ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara Husein Sastranegara, dimana 80% kawasan Teknopolis Gedebage berada di dalamnya.
F. TAHAPAN PENGEMBANGAN
Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage mengacu pada keberadaan teknopolis sebagai cara untuk menyebar pusat kegiatan Kota Bandung yang ada saat ini ke wilayah timur. Pada kawasan inti teknopolis Gedebage, terdapat proses kreatif dalam menciptakan inovasi teknologi yang diturunkan dalam proses dan produk yang memiliki daya saing dan
Adapun pengembangan kawasan Teknopolis merujuk pada tujuannya akan terdiri atas 3 tahap yang masing-masing tahap berlangsung selama 5 tahun. Ketiga tahap tersebut adalah:
Gambar III.6. Rencana Ketentuan Lantai Bangunan Gambar III.7. Rencana Ketentuan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Kawasan Teknopolis Gedebage
Kawasan Teknopolis Gedebage
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis
Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Gedebage Tahun 2014
Laporan Akhir Studio Tata Kelola Perkotaan 2015
1. Tahap Reposisi Merupakan tahap persiapan Kawasan Teknopolis yaitu menganalisis dampak pembangunan terhadap kawasan di sekitarnya, sehingga Teknopolis Gedebage dapat menjadi instrumen yang tepat guna dalam mencapai tujuan pembangunan Kota Bandung. Terdapat penguatan linkage Kawasan Teknopolis Gedebage dengan kawasan di sekitarnya serta fungsi guna lahan yang berfokus pada penciptaan dan pengembangan penelitian (R&D) dan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan teknologi tinggi (high tech).
2. Tahap Restrukturisasi Merestrukturkan kembali posisi teknopolis dalam merespon tujuan pembangunan Kota
Bandung khususnya dalam pengembangan pusat baru ke wilayah timur. Diharapkan berbagai penelitian dasar yang sudah berjalan pada tahap reposisi menjadi tawaran investasi yang menarik bagi pengusaha swasta.
Kegiatan penelitian dan pendidikan yang telah berjalan menghasilkan spin offs untuk pengembangan industri dan kegiatan komersial, sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi multi fungsi dengan menghubungkan kegiatan R&D ke arah komersialisasi melalui inkubator teknologi bisnis. Peran pemerintah Kota Bandung dalam hal ini mengawasi proses industrialisasi dan komersialisasi agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar serta menjadi agen inovasi melalui keterlibatannya dalam lembaga-lembaga penelitian.
3. Tahap Reformulasi Tahap ini memformulasikan lebih lanjutan peran teknopolis dalam percepatan ekonomi Kota Bandung. Pada tahap ini konsentrasi pengembangan teknopolis diarahkan pada teknologi sebagai basis pengembangan ekonomi kota yang didukung oleh berbagai lembaga R&D, industri dan universitas (sistem produksi, manajemen, dan komersialisasi) yang akan mendukung peran pemerintah Kota Bandung.
Gambar III.8. Tahapan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage berdasarkan Tujuannya
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Gambar III.10. Tahap 2 Pembangunan Sarana Prasarana Kawasan Teknopolis Gedebage
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Gambar III.11. Tahap 3 Pembangunan Sarana Prasarana Kawasan Teknopolis Gedebage
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Tabel ketentuan teknis mencantumkan rencana pola/pemanfaatan ruang, rencana KLB dan rencana ketinggian bangunan dari RDTR dan Teknopolis. Perbandingan antara ketiganya digabungkan melalui konversi nomenklatur berikut:
Tabel III.4. Konversi Nomenklatur Teknopolis Nomenklatur Teknopolis
Konversi Nomenklatur
TOD Mixed Use
Zona Campuran
Mixed Use Komersial
Zona Perdagangan dan Jasa
Hunian Bertingkat Sedang
Zona Perumahan
Hunian Bertingkat Rendah
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Walau telah dikonversi dalam nomenklatur perencanaan, namun definisi nomenklatur tersebut masih belum teridentifikasi. Selain itu terdapat perbedaan pada skala antara rencana pemanaatan ruang yang berada pada skala kegiatan dan pola ruang RDTR yang berada pada skala zona. Terdapat pula perbedaan pada aspek KLB dengan ketinggian bangunan dengan RDTR, yang menunjukan bahwa rencana dari teknopolis sebagian besar melebihi rencana pada RDTR. Perbedaan ini dapat ditindaklanjuti melalui pemberian insentif bonus zoning dari Pemkot Bandung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
G. KELEMBAGAAN KAWASAN
Tabel III.5. Kesiapan dan Konsekunsi dalam Pengembangan Konsep Teknopolis
No. Kesiapan Yang Perlu Dilakukan Konsekuensi Kesiapan Yang Perlu Dilakukan Penguatan sistem dan prosedur
Penguatan mekanisme dan struktur organisasi: pembangunan:difokuskan pada
pengembangan linkage terkait dengan pengembangan, pendetailan tujuan
penyediaan sumberdaya pendukung dan antisipasi 1. pembangunan serta optimalisasi pemanfaatan
pergeseran nilai sosial budaya serta aktivitas teknologi, energi, serta sumberdaya barang
ekonomi masyarakat.
mentah yang dimiliki oleh Kota Bandung.
Penguatan mekanisme dan struktur
Penguatan partisipasi masyarakat dan para organisasi:difokuskan pada pengembangan
pemangku kepentingan lainnya di luar dan optimalisasipemanfaatan teknologi,
pemerintahan: Penguatan peranserta swasta dan 2. energi, serta sumberdayabarang mentah yang
masyarakat dalam pengembangan teknopolis, serta dimiliki.
pola partisipasi ataupun kemitraan apa yang cocok (berbasis PP 68/2010 tentang Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang)
Penguatan partisipasi masyarakat dan para Penguatan sistem dan prosedur pembangunan: pemangku kepentingan lainnya di luar
Diperlukan sistem insentif pengembangan kawasan pemerintahan: apabila fokus utama
(termasuk di dalamnya proses dan prosedur pengembangan lebih kepada upaya
pengembangan kawasan Gedebage) 3. peningkatan kualitas sosial, budaya, serta
perekonomian kota di satu sisi dan pendetailan tujuan pembangunan Kota Bandung itu sendiri di sisi lainnya.
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Gambar III.12. Konsep Institusi Kawasan Teknopolis
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014
Berikut 10 Kunci Pengembangan Kelembagaan Teknopolis Gedebage (Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, 2014):
1. Physical access: semua masyarakat harus memliki akses yang sama terhadap layanan
2. Appropriate technology: teknologi seperti apa yang cocok untuk dikembangkan (terkait dengan electronic service delivery)
3. Affordability: mekanisme untuk melakukan komunikasi haruslah terjangkau oleh seluruh masyarakat
4. Human capital: penyiapan sumberdaya melalui pelatihan dan pendidikan lainnya serta manfaat keefektifan dan efisiensi dari ICT based development
5. Relevant content: pengembangan teknopolis secara local berkesesuaian dengan kondisi yang ada mulai dari OPD, kondisi sosial budaya masyarakat, serta bahasa dalam konteks yang lebih luas
6. Integration: pendekatan modern berbasis teknologi (ICT) jangan menghambat ataupun mempersulit aktivitas ataupun kenyamanan (termasuk biaya hidup)
masyarakat. Oleh sebab itu, peluang keekonomiannya harus dapat ditonjolkan
7. Socio economic factor: perkuat terlebih dahulu OPD dalam pemanfaatan ICT khususnya guna meningkatkan pelayanan terbaik bagi masyarakat
8. Political will: pertimbangkan keputusan pengembangan teknopolis melalui komitmen yang harmonis antara eksekutif, legislatif serta masyarakat secara
keseluruhan
9. Democratization of society: lihat pemanfaatan teknologi dalam konteks global guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
10. Legal and regulatory framework: perlu adanya kebijakan pemerintah khususnya terkait dengan pemanfaatan teknologi beserta lingkungannya yang kondusif
(innovation ecosystem) guna memfasilitasi pergeseran paradigm pembangunan ke dalam knowledge based development sebagai persyaratan dari keberhasilan pengembangan berbasis teknologi.
Peluang kerjasama antar pelaku pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage dipilih berdasarkan konsep quadhelix, yaitu kerjasama yang melibatkan pemangku kepentingan dari pemerintah, universitas, industri, dan masyarakat-komunitas agar sesuai dengan pendekatan dan tujuan awal pembangunan Kawasan Teknopolis Gedebage, dalam suatu model inovasi koordinasi atau inovasi lingkungan. Masyarakat-komunitas dapat berarti sebagai media, industri kreatif, kebudayaan, gaya hidup, seni, dan lain sebagainya. Bersama- sama keempatnya berpartisipasi dalam diskusi untuk meningkatkan ekonomi lokal, mengembangkan perjanian pertumbuhan regional, atau membentuk sebuah dewan teknologi. Gambaran perkiraan stakeholder mapping terkait pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel III.6. Stakeholders Mapping Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage
Stakeholders Alternatif Stakeholders
Peran
Potensi
1. Bappeda Kota Bandung
- Fasilitator stakeholder lainnya 2. Distarcip Kota Bandung
- Inisiator
- Pengelola utama dalam 3. Diskominfo Kota Bandung
- Fasilitator
kelembagaan kawasan Pemerintah
- Penyedia
4. BPLHD Kota Bandung
anggaran
- Penyedia lahan kawasan
Stakeholders
Alternatif Stakeholders
Peran
Potensi
3. UPI berbagai bidang 4. IT Telkom 5. Unikom
1. PT Telkom
- SDM (tenaga pengelola, 2. PT LEN
- Produksi
pengajar dan individu siap 3. PT INTI
- Pemasaran
kerja)
4. PT PINDAD - Penyedia barang yang 5. PT Dirgantara Indonesia
dibutuhkan dalam eksekusi Industri /
6. PT KAI ide (produksi) Swasta
7. PT Pos Indonesia - Penyedia fasilitas inkubator 8. PT Biofarma
- Pelatihan 9. PT Sarana Infrastruktur Indonesia
- Penyedia infrastruktur 10. BJB
kawasan 11. LIPI 12. Komite Inovasi Nasional 13. KADIN
Sumber: Dokumen Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage Tahun 2014