PNBP SDA

A. PNBP SDA

1. Pend. Iuran Tetap

8. IASL/ TA

26,668,592,729 Wisata Alam

9. Pungutan masuk objek

Jumlah SDA

B. PNBP Lainnya

Sumber: Statistik Kehutanan Indonesia 2011

Background Study RPJMN Kehutanan 2015 – 2019: Final Report 26

Tabel 3.5 PNBP Kehutanan dari Kompensasi Penggunaan Kawasan Hutan untuk Tambang dan Non Tambang Tahun 2009 - 2011

Tahun

Sumber Penerimaan

No. Keterangan Penerimaan

Tambang

Non Tambang

Kalsel (Tambang): 96,822,763,556

Jambi (Non Tambang): 610,696,219

Kalsel (Tambang): 75,161,204,522

Jambi (Non Tambang): 886,450,839

Kaltim (Tambang): 2 50,056,724,301

Jambi (Non Tambang): 1,020,769,160

4. S/d sem I

Kaltim (Non 2012

Jambi (Non Tambang): 2,517,916,218.00

Sumber: Statistik Kehutanan Indonesia 2011 Anggaran belanja Kementerian Kehutanan bervariasi dari tahun ke tahun,

tergantung pada berbagai faktor, diantaranya rencana kerja yang diajukan oleh Kementerian Kehutanan serta alokasi Pagu Anggaran yang disediakan oleh Pemerintah serta disetujui oleh DPR RI. Pada Tahun Anggaran 2007, Kementerian Kehutanan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 8,505,449,939,960 dengan porsi terbesar untuk kegiatan di lingkup Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) yang menyelenggarakan kegiatan “Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN)”, yaitu sebesar Rp 4,585,007,521,000 dan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal, sebesar Rp 2,196,019,888,000. Namun penyerapan atau realisasi anggaran pada tahun 2007 relatif rendah, yaitu hanya sebesar Rp 5,490,264,729,879 atau 64.55%. Setelah menurun pada tahun 2008 dan 2009, anggaran Kementerian Kehutanan meningkat pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2011, anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp 5,590,694,455,000 dengan penyerapan atau realisasi sebesar Rp 4,520,571,007,205 atau 80.86%. Alokasi anggaran Kementerian Kehutanan dan realisasinya pada tahun 2007 – 2011 disajikan dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Anggaran Kementerian Kehutanan Tahun 2007 – 2011

Keterangan Anggaran

Realisasi (Rp)

Anggaran (Rp) Realisasi

3. 2009 2,802,814,468,000 2,419,238,273,599 86.31 RLPS: 925,557,266,000 PHKA: 730,827,391,000

Sumber: Statistik Kehutanan Indonesia 2011 Selain dibiayai oleh APBN (rupiah murni) dan PNBP, kegiatan pembangunan

kehutanan juga dilaksanakan dengan membangun kemitraan atau kerjasama, baik secara bilateral, maupun multilateral dengan negara sahabat maupun badan-badan internasional. Menurut data Biro Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan, pada periode tahun 2007 – 2011, tercatat 25 kegiatan kerjasama internasional telah dan sedang dilaksanakan di bawah koordinasi masing-masing Unit Eselon I. Kegiatan atau Proyek kerjasama luar negeri yang tercatat sampai dengan Tahun 2011 di lingkup Kementerian Kehutanan, termasuk jenis kegiatan, rentang waktu, lokasi dan jumlah anggarannya dapat dilihat dalam Lampiran 3.1

Berbagai lembaga donor internasional telah dan sedang melaksanakan kegiatan kerjasama kemitraan di Indonesia. Kegiatan tersebut sebagian besar merupakan pelaksanaan dari berbagai konvensi dan komitmen internasional. Berdasarkan asal negara, Jepang merupakan negara dengan kegiatan terbanyak, yaitu 13 proyek dengan nilai setara dengan Rp 167,670,574,922 namun masih di bawah Australia walaupun hanya membangun satu proyek dengan nilai Rp 322,920,000,000 dan KfW (Jerman) yang juga hanya membangun satu proyek dengan nilai Rp 247,500,000,000. Dalam kerjasama multi-lateral, ITTO ( International Timber Trade Organization) membangun kerjasama untuk 15 proyek dengan nilai Rp 61,611,996,924 namun GEF ( Global Environment Facility) Berbagai lembaga donor internasional telah dan sedang melaksanakan kegiatan kerjasama kemitraan di Indonesia. Kegiatan tersebut sebagian besar merupakan pelaksanaan dari berbagai konvensi dan komitmen internasional. Berdasarkan asal negara, Jepang merupakan negara dengan kegiatan terbanyak, yaitu 13 proyek dengan nilai setara dengan Rp 167,670,574,922 namun masih di bawah Australia walaupun hanya membangun satu proyek dengan nilai Rp 322,920,000,000 dan KfW (Jerman) yang juga hanya membangun satu proyek dengan nilai Rp 247,500,000,000. Dalam kerjasama multi-lateral, ITTO ( International Timber Trade Organization) membangun kerjasama untuk 15 proyek dengan nilai Rp 61,611,996,924 namun GEF ( Global Environment Facility)

Tabel 3.7 Mitra Proyek Kerjasama Luar Negeri Lingkup Kementerian Kehutanan Tahun 2011

Asal

Jumlah

No. Lembaga Donor Anggaran (Rp)

Negara

Proyek

1. Japan International

6 50.873.353.620,- Cooperation Agency 2. Korea International

Jepang

2 37.159.781.386,- Cooperation Agency 3. Korea Forest Service

Korea

2 556.516.480,- 4. GIZ

Korea

2 118.770.884.500,- 5. KfW

Jerman

1 247.500.000.000,- 6. Sumitomo

Jerman

1 5.535.180.000,- 7. Department for International

Jepang

1 91.980.000.000,- Development (DfID) 8. Australia Agency for

Inggris

1 322.920.000.000,- International Development (AUSAID)

Australia

9. JICS

1 106.230.000.000,- 10. UNDP

Jepang

1 27.485.304.000,- 11. Asian Development Bank

Multi-lateral

1 33.288.750.000,- (ADB) 12. TOYOTA BOSHOKU

Multi-lateral

1 720.691.302,- Corporation 13. ACIAR

Jepang

4 19.164.079.583,- 14. KOMATSU

Australia

1 1.342.120.000,- 15. JIFPRO

Jepang

3 3.689.921.302,- 16. SDC

Jepang

1 5.238.560.000,- 17. ITTO

Swiss

15 61.611.996.924,- 18. FAO

Multi-lateral

2 18.158.910.000,- 19. IBRD

Multi-lateral

1 33.901.200.000,- 20. UNEP

Multi-lateral

1 10.552.393.500,- 21. GEF

49 1.282.023.042.597,- Sumber: Statistik Kehutanan Indonesia 2011

Jumlah