yang menamatkan pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi mengalami kenaikan.
3. Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan sosial yang
merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf. Tingkat melek huruf atau sebaliknya tingkat buta huruf dapat dijadikan
ukuran kemajuan suatu bangsa. Adapun kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki akan dapat mendorong penduduk untuk berperan lebih aktif dalam proses
pembangunan. Angka Buta Huruf
Tabel 4.8 : Angka Melek Huruf Penduduk 10 Tahun Keatas di Kabupaten Deli Serdang
Kemampuan Membaca dan Menulis
Tahun 2004
2007 2008
[1] [2]
[3] [4]
Melek Huruf 88,01
88,08 88,30
Buta Huruf 1,99
1,92 1,70
Jumlah 100,00 100,00
1,00
Sumber : Susenas 2004, 2007 dan 2008, BPS Tabel 4.8 memberikan gambaran perkembangan data melek huruf dan buta
huruf di Kabupaten Deli Serdang tahun 2004, 2007 dan 2008. Terlihat bahwa angka melek huruf mengalami peningkatan setiap tahunnya atau sebaliknya angka
buta huruf mengalami penurunan setiap tahunnya. Jika pada tahun 2004 angka buta huruf sebesar 1,99, maka pada tahun 2007 dan 2008 angka buta huruf lebih
mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar 1,92 dan sebesar 1,72
4.3.3 Konsumsi Pengeluaran Rumah Tangga
Pengeluaran dinedakan atas pengeluaran makanan dan non makanan. Pengeluaran non makanan dibedakan lagi menjadi pengeluaran habis pakai dan
pengeluaran tahan lama. Akumulasi dari semua pengeluaran ini secara transparan akan mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pola pengeluaran dinegara
Universitas Sumatera Utara
kita dan negara berkembang lainnya masih didominasi oleh pengeluaran untuk makanan. Dinegara maju, pengeluaran non makanan cenderung lebih tinggi bila
dibandingkan untuk pengeluaran untuk makanan. Tiga kebutuhan utama manusia, yaitu panganmakanan, sandangpakaian dan papanperumahan. Makin baik
tingkat kesejahteraan seseorangrumah tangga makin kecil persentase pengeluarannya untuk makanan. Kebutuhan akan lebih tertuju kepada pemenuhan
kebutuhan sekunder sandangpakaian dan tersier papanperumahan. Secara umum, besarnya pengeluaran akan berbanding lurus dengan
besarnya pendapatan yang diterima. Data pendapatan rumah tangga yang akurat relatif sulit diperoleh. Akan jauh lebih mudah menceritakan pengeluaran per bulan
daripada jumlah pendapatan yang diterima setiap bulannya. Berdasarkan kenyataan ini, untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, digunakanlah
pendekatan pengeluaran consumption Aproach sebagai alternatif dari akumulasi pendapatan yang diterima. Besarnya pendapatan yang diterima diharapkan dapat
mencerminkan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga. Untuk melihat perkembangan tingkat pendapatan penduduk harus
didukung oleh ketersediaan data pendapatan rumah tangga. Meskipun telah dihitung setiap tahun perkembangan Produk Domestik Regional Bruto {erkapita
suatu daerah, namun belum menggambarkan keadaan perkembangan tingkat pendapatan penduduk atau rumah tangga yang sesungguhnya. Oleh karena itu
digunakan pendekatan pengeluaran rumah tangga untuk menggambarkan perkembangan pendapatan penduduk.
1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita per Bulan
Universitas Sumatera Utara
Data pengeluaran rumah tangga dikumpulkan setiap tahun oleh BPS melalui Survey Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS yang dilaksanakan secara
nasional diseluruh KabupatenKota termaksud Kabupaten Deli Serdang. Perkembangan tingkat pendapatanpengeluaran di Kabupaten Deli Serdang dapat
diamati dari rata-rata pengeluaran perkapita perbulan sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 4.9 : Persentase Penduduk dan Persentase Pengeluaran Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Bulan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
Golongan Pengeluaran Perkapita Bulan Rp
Persentase Penduduk
Persentase Pengeluaran
[1] [2]
[3] 100.000
0,16 0,03
100.000 – 149.999 1,56
0,39 150.000 – 199.999
2,96 0,98
200.000 – 299.999 12,71
6,48 300.000 – 399.999
22,49 14,97
400.000 – 499.999 25,08
21,02 500.000
35,03 56,12
Jumlah 100,00
100,00
Sumber : Susenas 2008, BPS Jika dibandingkan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan tahun 2007,
rata rata pengeluaran perkapita perbulan tahun 2008 mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2007 rata-rata pengeluaran perkapita perbulan sebesar Rp. 297.241,
maka pada tahun 2008 naik menjadi sebesar Rp. 538.372. Sayangnya naik turunnya rata-rata pengeluaran belum dapat menggambarkan tingkat
kesejahteraan ekonomi penduduk, karena naik turunnya pengeluaran penduduk sangat erat kaitannya dengan fluktuasi tingkat harga kebutuhan penduduk tingkat
inflasi. Dengan demikian diperlukan karateristik lainnya, misalnya dengan memperhatikan besarnya persentase pengeluaran untuk non makanan
dibandingkan dengan persentase pengeluaran untuk makanan. 2.
Persentase Pengeluaran Bukan Makanan per Kapita per Bulan
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat pula bahwa pada tahun 2008, sebanyak 47,40 pengeluaran perkapita perbulan digunakan untuk kebutuhan buakn
makanan, selebihnya sebesar 52,60 digunakan untuk keperluan makanan. Bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007, maka telah terjadi peningkatan
persentase pengeluaran perkapita perbulan untuk kebutuhan bukan makanan tahun 2007 sebesar 37,06. Hal ini berarti dari kedua indikator tersebut, baik
dari sisi rata-rata pengeluaran per kapita per bulan maupun dari sisi pengeluaran khusus buka makanan, dapat dikatakan tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk
diKabupaten Deli Serdang mengalami peninhkatan pada tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4.3.4. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Deli Serdang