2.1.6 Karakteristik atau Ciri-ciri Penduduk Miskin
Emil Salim 1976 mengemukakan lima karakteristik kemiskinan, kelima karakteristik kemiskinan tersebut adalah :
1.
Penduduk miskin pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri. 2.
Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.
3. Tingkat pendidikan pada umumnya sendiri.
4. Banyak diantara mereka tidak mempunyai fasilitas.
5. Diantara mereka berusaha relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan
atau pendidikan yang memadai.
Ciri-ciri kelompok penduduk miskin, yaitu : 1.
Rata-rata tidak mempunyai faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja dan keterampilan.
2. Mempunyai tingkat pendidikan yang rendah.
3. Kebanyakan bekerja atau berusaha sendiri dan bersifat usaha kecil sektor
informal, setengah menganggur atau menganggur tidak bekerja. 4.
Kebanyakan berada di pedesaan atau daerah tertentu perkotaan slum area.
5.
Kurangnya kesempatan untuk memperoleh dalam jumlah yang cukup, bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan sosial
lainnya
.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok penduduk miskin yang berada pada masyarakat pedesaan dan perkotaan, pada umumnya dapat digolongkan pada buruh tani, petani gurem,
pedagang kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh, pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, gelandangan, pengemis, dan pengagguran.
2.1.7 Mengukur Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, Indonesia melalui Badan Pusat Statistik menggunakan pendekatan kebutuhan dasar basic needs yang dapat diukur
dengan angka atau hitungan Indeks Perkepala Head Count Index, yakni jumlah dan persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan. Garis
kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara riil sehinga kita dapat mengurangi angka kemiskinan dengan menelusuri kemajuan yang diperoleh
dalam mengentaskan kemiskinan di sepanjang waktu. Salah satu cara mengukur kemiskinan yang diterapkan di Indonesia yakni mengukur derajat ketimpangan
pendapatan diantara masyarakat miskin, seperti koefisien Gini antar masyarakat miskin GP atau koefisien variasi pendapatan CV antar masyarakat miskin
CVP. Koefisien gini atau CV antar masyarakat miskin tersebut penting diketahui karena dampak guncangan perekonomian pada kemiskinan dapt sangat berbeda
tergantung pada tingkat dan distribusi sumber daya diantara masyarakat miskin. Prinsip-prinsip untuk mengukur kemiskinan, yakni BPS 1999 :
1. Anonimitas independensi, yaitu ukuran cakupan kemiskinan tidak boleh
tergantung pada siapa yang miskin atau pada apakah negara tersebut mempunyai jumlah penduduk yang banyak atau sedikit.
2. Monotenisitas, yakni bahwa jika kita memberi sejumlah uang kepada
seseorang yang berada dibawah garis kemiskinan, jika diasumsikan semua
Universitas Sumatera Utara
pendapatan yang lain tetap maka kemiskinan yang terjadi tidak mungkin lebih tinggi dari pada sebelumnya.
3. Sensitivitas distribusional, yaitu menyatakan bahwa dengan semua hal lain
konstan, jika mentransfer penapatan dari orang miskin ke orang kaya, maka akibatnya perekonomian akan menjadi lebih miskin.
2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.2.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi