3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan yaitu penulisan yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-
tulisan ilmiah, jurnal, dan laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Sedangkan untuk teknik pengumpulan
data yang dipergunakan adalah data berkala time series dengan melakukan pencatatan secara langsung data tentang penelitian yang dilakukan pada kurun
waktu 1990-2008
3.4 Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data penelitian, penulis menggunakan program komputer Microsoft Office Excel, Microsoft Office Word Eviews 5.1.
3.5 Model Analisis
Model analisis yang digunakan dimulai dengan pembentukan model matematis, yaitu suatu pernyataan hubungan yang berlaku di antara pertumbuhan
ekonomi, pengangguran, dan Indeks Pembangunan Manusia IPM terhadap jumlah penduduk miskin. Dengan menganalisis besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika, yaitu meregresikan variabel-variabel yang ada dengan metode
Ordinary Least Square OLS. Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik, yaitu persamaan regresi linear berganda.
Adapun model persamaannya adalah sebagai berikut: Y= f X
1
, X
2,
X
3
……………………...…….1
Universitas Sumatera Utara
Kemudian fungsi diatas ditransformasikan ke dalam model ekonometrika dengan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y= α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ μ
Keterangan: ………….2
Y = Jumlah penduduk miskin jiwa α = Intercept
X
1
X = Pertumbuhan Ekonomi
2
X = Jumlah Pengangguran jiwa
3
β = Indeks Pembangunan Manusia IPM
1,
β
2,
β
3
μ = Koefisien Regresi
t
Secara matematis bentuk hipotesis dari model di atas adalah sebagai berikut: = Error Term
X
1
∂ ∂Y
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
1
pertumbuhan ekonomi, maka Y jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, cateris paribus.
X
2
∂ ∂Y
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
2
jumlah pengangguran, maka Y jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan, cateris paribus.
X
3
∂ ∂Y
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
3
IPM, maka Y jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, cateris paribus.
3.6 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian
Universitas Sumatera Utara
3.6.1 Koefisien Determinasi R-Square
Koefisien determinasi R-Square dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen memberi penjelasan terhadap variabel
dependen. Nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 1 0 R
2
1.
3.6.2 Uji T-Statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini, digunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : b
1
Ha : b = b……………tidak ada pengaruh
1
Dalam b ≠ b…………….ada pengaruh
1
t-hitung = adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter
hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila nilai t-statistik t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu
Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh
dengan rumus:
i i
Sb b
b −
Dimana : b
i
b = Nilai hipotesis nol = Koefisien variabel independen ke-i
Sbi = Simpangan baku dari variabel Kriteria pengambilan keputusan:
Universitas Sumatera Utara
Ho : β = 0
Ho diterima t-statistik t-tabel artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel dependen.
Ha : β ≠ 0
Ha diterima t-statistik t-tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap
variabel dependen.
3.6.3 Uji F-Statistik
Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : b
1
= 0………………….. tidak ada pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Ha : b
1
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F- tabel. Jika F-hitungF-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
≠ 0…………………… ada pengaruh
F-hitung = 1
1
2 2
k n
R k
R −
− −
Dimana : R
2
k = Jumlah variabel independen = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel Kriteria pengambilan keputusan:
Ho : β
1
= β
2
Ha : β
= 0 Ho diterima F-hitung F-tabel artinya variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
1
≠ β
2
≠ 0 Ha diterima f-hitung F-tabel artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadaterhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.7.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Untuk
mengetahui ada tidaknya Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai R-Square, F- hitung, t-hitung, serta standard error.
Adanya Multikolinieritas ditandai dengan: a
Standard error tidak terhingga. b
Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5, α = 10, α =
1. c
Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori. d
R
2
sangat tinggi.
3.7.2 Autokorelasi Serial Correlation
Serial Correlation didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang.
Autokorelasi terjadi bila error term μ dari periode waktu yang berbeda
berkorelasi. Dikataan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel ei.ej = 0 untuk i
≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi.
Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu: a.
Dengan menggunakan atau memplot grafik b.
Dengan uji Durbin-Watson uji D-W Test Uji D-W ini dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
D-hitung =
∑ ∑
−
− t
e e
e
t 2
2 1
1
Dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk nilai
α. Hipotesis yang digunakan adalah:
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
Gambar 3.3 Kurva Uji Durbin-Watson uji D-W Test
Dimana: Ho : tidak ada autokorelasi
Dw du : tolak Ho ada korelasi positif
Dw 4du : tolak Ho ada korelasi negatif
Du Dw 4-du : tolak Ho tidak ada korelasi
Inconclusive Inconclusive
Ho: Accept
Autokorelasi - Autokorelasi +
Universitas Sumatera Utara
dl ≤ Dw ≥ du : tidak bisa disimpulkan inconclusive
4-du ≤ Dw ≤ 4-dl : tidak bisa disimpulkan inconclusive
3.8 Defenisi Variabel Operasional
1. Penduduk miskin adalah suatu kondisi dimana masyarakat tidak mampu
memenuhi standar hidup minimum. Jumlah penduduk miskin adalah banyaknya penduduk yang tidak mampu memenuhi standar hidup
minimum yang dinyatakan dalam satuan jiwa. 2.
Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya perubahan atau pertambahan pendapatan nasional yang diproxy dalam PDB pada harga konstan yang
dinyatakan dalam satuan persen. 3.
Pengangguran adalah orang yang berada pada usia kerja tetapi tidak sama sekali melakukan kegiatan bekerja selama satu minggu sebelum
pencacahan dan berusaha mencari pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan jiwa.
4. IPM adalah indikator komposit yang menggabungkan tiga aspek penting,
yaitu peningkatan kualitas fisik kesehatan, intelektualitas pendidikan, dan kemampuan ekonominya daya beli seluruh komponen masyarakat
dalam kurun waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang 4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis
Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada
pada 2°57’’ Lintang Utara, 3°16’’ Lintang Selatan dan 98°33’’ - 99°27’’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut. Kabupaten Deli
Serdang mempunyai luas wilayah sebesar 2.497,72 km² yang menyebar di 22 Kecamatan dengan 380 desa dan 14 Kelurahan. Kecamatan terluas adalah STM
Hulu sebesar 223,38 km², disusul oleh Kecamatan Hamparan Perak sebesar 230,15 km² dan Kecamatan Percut Sei Tuan sebesar 190,79 km², sedangkan
Kecamatan dengan luas paling sedikit bahkan dibawah 10 km² adalah Kecamatan Deli Tua yaitu sebesar 9,36 km².
Berdasarkan komposisi jumlah DesaKelurahan, 3 Kecamatan dengan jumlah DesaKelurahan terbanyak adalah Kecamatan Namorambe dengan 36
DesaKelurahan, Kecamatan Sibolangit dengan 30 DesaKelurahan, Kecamatan Galang dengan 29 DesaKelurahan. Sedangkan Kecamatan dengan
DesaKelurahan yang paling sedikit adalah Kecamatan Labuhan Deli dengan 5 DesaKelurahan, Kecamatan Deli Tua dengan 6 DesaKelurahan dan Kecamatan
Patumbak dengan 8 DesaKelurahan. Jika dikelompokkan menurut wilayah geografis, maka wilayah Kabupaten
Deli Serdang dapat dikelompokkan menjadi wilayah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi pegunungan. Wilayah geografis pantai mempunyai ketinggian 0 –
15 meter dari atas permukaan laut dengan luas keseluruhan 630,02 km² 63.002
Universitas Sumatera Utara