β
3
X
3
= α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
Maka didapat R² = 0.063046 , artinya variabel Pertumbuhan Ekonomi X µ ....................................................................4
1
, Jumlah Pengangguran X
2
mampu memberi penjelasan sebesar 6.3046 terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia X
3
2. Autokorelasi Serial Correlation
. Dari hasil R² persamaan 4 ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearity diantara variabel independent,
karena R² persamaan 4 lebih kecil dari R² persamaan 1.
Autokorelasi terjadi apabila term of error µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa term of error berkorelasi atau
mengalami korelasi serial apabila variabel ei.ej ≠ 0 untuk i ≠ j dalam hal ini
dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi adalah dengan Uji D-W Durbin Watson Test.
Dengan hipotesis sebagai berikut : Ho : ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi
Ha : ρ ≠ 0 berarti ada autokorelasi Dari hasil regresi diperoleh Dw-Hitung = 1.838285
k = 3 ; n = 19 ; α = 1
dl = 0.74 ; 4 - dl = 4 - 0.74 = 3.26 du = 1.41 ; 4-du = 4-1.41 = 2.59
Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa Dw-Hitung = 1.83, berada pada posisi du Dw 4 – du
,
ini berarti terima Ho tidak ada autokorelasi pada tingkat kepercayaan 99.
Universitas Sumatera Utara
0 0.74 1.41 1.83 2 2.59 3.26 4
Gambar 4.8 Uji Durbin Watson
Inconclusiv Inconclusiv
Ho: Accept
Autokorelasi - Autokorelasi +
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Variabel pertumbuhan ekonomi X
1
, jumlah pengangguran X
2
, dan tindeks pembangunan manusia X
3
2. Koefisien variabel pertumbuhan ekonomi X
ternyata berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.
1
, ternyata berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin. Hal ini ditunjukkan oleh
koefisien regresi X
1
3. Koefisien variabel jumlah pengangguran X
yaitu sebesar minus -5649.426 Artinya, setiap terjadi kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 1, ceteris paribus
maka tingkat atau jumlah penduduk miskin akan mengalami penurunan sebesar 56 jiwa. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa
pertumbuhan ekonomi signifikan pada α=1, dengan t-hitung t-tabel 6.581 2.947. Dengan demikian, Ho ditolak. Artinya, variabel
pertumbuhan ekonomi berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin pada tingkat kepercayaan 99.
2
, ternyata berpengaruh positif terhadap jumlah penduduk miskin. Hal ini ditunjukkan oleh
koefisien regresi X
2
yaitu sebesar 0.169106. Artinya, setiap terjadi kenaikan tingkat pengangguran sebesar 100 jiwa, ceteris paribus maka
tingkat atau jumlah penduduk miskin akan mengalami peningkatan sebesar 16 jiwa. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa tingkat
pengangguran signifikan pada α = 10 , dengan t-hitung t-tabel
Universitas Sumatera Utara