yang lebih tinggi karena beberapa studi menunjukkan tingkat upah yang tinggi akan mengurangi penyerapan tenaga kerja.
b.2 Rendahnya Biaya Kapital
Beberapa kebijakan pemerintah telah membuat biaya kapital di negara- negara berkembang menjadi rendah, misalnya kebijakan mendorong investasi
dengan mengenakan subsidi tingkat bunga dan potongan pajak, atau kebijakan menjaga tingkat kurs lebih rendah dari keseimbangan pasar. Kurs yang rendah
membuat harga barang impor, termasuk barang-barang kapital menjadi murah. Kebijakn ini ditunjang pula dengan kebijakan pemerintah di negara-negara
berkembang untuk memprioritaskan impor barang-barang kapital supaya impornya tidak berupa barang konsumsi, tetapi barang-barang produktif,
sehingga sempurna mendorong pengusaha untuk mengimpor barang-barang kapital bagi perusahaannya, dan akhirnya mengadopsi teknologi padat kapital
yang akan menyerap sedikit tenaga kerja.
c. Pengangguran Penduduk Berpendidikan Tinggi
Pengangguran tenaga kerja berpendidikan di negara-negara berkembang tersebut disebabkan karena lapangan kerja tidak sesuai dengan kurikulum yang
diajarkan di bangku sekolah. Salah satu sebabnya adalah karena kurikulum yang disusun di negara-negara berkembang tersebut lebih condong ke ilmu sosial yang
lebih mudah diselenggarakan daripada ilmu-ilmu alam dan teknik yang sebenarnya lebih dibutuhkan dibanyak perusahaan. Di sisi lain para lulusan
tersebut lebih suka memilih untuk pekerjaan yang mereka rasakan cocok dengan pendidikan mereka yang menolak untuk bekerja di bidang lain, terutama jika
Universitas Sumatera Utara
bayarannya di bawah standar yang mereka inginkan. Pengangguran jenis ini mempunyai kompleksitasnya sendiri.
2.4 Indeks Pembangunan Manusia IPM 2.4.1 Definisi Pembangunan Manusia dan Pengukurannya
UNDP United Nation Development Programme mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan
bagi penduduk UNDP, 1990. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir the ultimated end sedangkan upaya pembangunan
dipandang sebagai sarana principal means untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu
diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan UNDP, 1995. Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut : 1. Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah.
Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.
2. Pemerataan Penduduk harus memiliki kesempatanpeluang yang sama untuk
mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus
dihapus, sehingga mereka dapat mengambil menfaat dari kesempatan yang ada
Universitas Sumatera Utara
dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
3. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik,
manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui. 4. Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan bentukarah kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan
mengambil manfaat dari proses pembangunan. Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak berhenti sampai
disana. Pilihan-pilihan tambahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat luas seperti kebebasan politik, ekonomi dan sosial, sampai kesempatan untuk
menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jasmani hak-hak azasi manusia merupakan bagian dari
paradigma tersebut. Dengan demikian, paradigma pembangunan manusia memiliki dua sisi. Sisi pertama berupa informasi kapabilitas manusia seperti
perbaikan taraf kesehatan, pendidikan dan keterampilan. Sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif,
kultural, sosial dan politik. Jika kedua sisi itu tidak seimbang maka hasilnya adalah frustasi masyarakat.
Konsep pembangunan manusia dalam pengertian di atas jauh lebih baik dari pada teori-teori pembangunan ekonomi yang konvensional termasuk model
pertumbuhan ekonomi, pembangunan sumber daya manusia SDM, pendekatan
Universitas Sumatera Utara
kesejateraan dan pendekatan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Model pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan produksi
nasional GNP. Pembangunan manusia terutama sebagai input dari proses produksi sebagai suatu sarana bukan tujuan. Pendekatan kesejahteraan melihat
manusia sebagai agen perubahan dalam pembangunan. Pendekatan kebutuhan dasar memfokuskan pada penyediaan barang dan jasa kebutuhan hidup.
Untuk dapat membuat Indeks Pembangunan Manusia IPM maka UNDP mensponsori sebuah proyek tahun 1989 yang dilaksanakan oleh tim ekonomi dan
pembangunan. Tim tersebut menciptakan kemampuan dasar. Kemampuan dasar itu adalah umur panjang, pengetahuan dan daya beli. Umur panjang yang
dikuantifikasikan dalam umur harapan hidup saat lahir atau sering disebut Angka Harapan HidupAHH eo. Pengetahuan dikuantifikasikan dalam kemampuan
baca tulis angka melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Daya beli dikuantifikasikan terhadap kemampuan mengakses sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai standar hidup yang layak. Nilai IPM suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara
atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat tanpa kecuali,
dan tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak. Semakin dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, semakin dekat
jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu. Karena hanya mencakup tiga komponen, maka IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari realitas yang
kompleks dari luasnya dimensi pembangunan manusia. Oleh karena itu, pesan dasar IPM perlu dilengkapi dengan kajian dan analisis yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang penting lainnya yang tidak seluruhnya dapat diukur seperti kebebasan politik, kesinambungan
lingkungan, kemerataan antar generasi. Indeks Pembangunan Manusia merupakan alat ukur yang peka untuk dapat
memberikan gambaran perubahan yang terjadi, terutama pada komponen daya beli Indonesia yang sangat merosot akibat krisis ekonomi yang terjadi sejak
pertengahan tahun 1997. Krisis ekonomi dan moneter tersebut berdampak pada tingkat pendapatan, akibatnya banyak PHK dan menurutnya kesempata kerja yang
kemudian dipengaruhi tingkat inflasi yang tinggi selama tahun 1997-1998. Menurunnya tingkat kesempatan kerja dalam konteks pembangunan manusia
merupakan terputusnya jembatan yang menghubungkan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya peningkatan kapasitas dasar penduduk. Dampak dari krisis
ekonomi pada pembangunan manusia adalah dengan menurunnya daya beli dan ini juga berarti terjadinya penundaan upaya peningkatan kapasitas fisik dan
kapasitas intelektual penduduk. Penurunan beberapa komponen IPM sebagai akibat kepekaan IPM sebagai alat ukur yang dapat menangkap perubahan nyata
yang dialami penduduk dalam jangka pendek.
2.4.2 Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya
Pembangunan nasional Indonesia sesungguhnya menurut GBHN yang kemudian dijabarkan ke dalam repelita adalah pembangunan yang menganut
konsep pembangunan manusia. Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk, baik
secara fisik maupun mental yang dilakukan dengan menitikberatkan pada
Universitas Sumatera Utara
pembangunan sumber daya manusia secara fisik dan mental. Hal ini mengandung makna peningkatan kapasitas dasar penduduk yang kemudian akan memperbesar
kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan yang berkelanjutan.
Azas pemerataan merupakan salah satu trilogi pembangunan yang akan diimplementasikan dalam berbagai program pembangunan, salah satunya adalah
prinsip pembangunan manusia. Melalui strategi delapan jalur pemerataan, kebijakan pembangunan mengarah pada pemihakan terhadap kelompok penduduk
yang tertinggal. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas fisik dan mental penduduk dilakukan pemerintah melalui pembangunan di bidang
pendidikan dan kesehatan dasar. Di sektor ekonomi azas pemerataan yang diimplementasikan antara lain adalah dengan memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap sektor pertanian yang akan menyerap tenaga kerja terbanyak. Juga upaya pemberdayaan dilakukan usaha bagi penduduk miskin melalui program
Inpres Desa Tertinggal IDT dan Program Kukesra serta Takesra. Pembangunan di bidang sosial yang sangat mengesankan adalah upaya
pengendalian jumlah penduduk melalui program keluarga berencana. Upaya ini secara nyata telah berhasil menurunkan angka kelahiran hingga setengahnya yang
kemudian berpengaruh pada pengurangan laju pertambahan penduduk. Program ini sesungguhnya merupakan upaya yang dilakukan untuk mempercepat
terjadinya peningkatan kualitas hidup, karena sebagian besar penduduk Indonesia bila ditinjau dari berbagai indikator sosial berada pada tingkatan kualitas yang
masih rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Komponen-komponen IPM 1.
Usia hidup diukur dengan Angka Harapan Hidup waktu lahir life
expectancy at birth yang biasa dinotasikan dengan e°. Karena Indonesia tidak memiliki sistem vital registrasi yang baik maka e° dihitung dengan metode tidak
langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak
yang dilahirkan hidup live-birth dan rata-rata anak yang masih hidup still- living per wanita usia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahun.
Perhitungan e° dilakukan dengan metode software Mortpak Life. Angka e° yang
diperoleh dengan metode tidak langsung ini merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun survei.
Usia Hidup
2.
Seperti halnya UNDP, komponen IPM pengetahuan diukur dengan dua indikator yaiti melek huruf literacy rate penduduk 15 tahun ke atas dan rata-rata
lama sekolah mean-years of schooling. Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995 mengganti rata-rata lama sekolah dengan partisipasi
sekolah dasar, menengah, dan tinggi karena alasan kesulitan memperoleh datanya sekalipun diakui bahwa indikator yang kedua kurang sesuai sebagai indikator
dampak. Angka melek huruf diolah dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah dihitung menggunakan tiga variabel
secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkatkelas yang sedangpernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
3.
Berbeda dengan UNDP yang menggunakan indikator GDP per kapita riil yang telah disesuaikan adjuisted real GDP per capita sebagai indikator standar
hidup layak. Di Indonesia menggunakan “rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan” adjuisted real per capita expenditure atau daya beli yang
disesuaikan purchasing power parity.
Standar Hidup Layak
2.4.4 Cara Perhitungan IPM
1 Tahapan pertama penghitungan IPM adalah menghitung indeks masing-
masing komponen IPM e°, pengetahuan, dan standar hidup layak dengan
hubungan matematis sebagai berikut: Indeks X
i
= X
i
- X
min
X
maks
- X
min
X
i
X = indikator komponen IPM ke-i i = 1,2,3
maks
= nilai maksimum X X
i min
= nilai minimum X Persamaan di atas akan menghasilkan nilai 0
≤ X
i i
≤ 1, untuk mempermudah cara membaca skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga interval nilai
menjadi 0 ≤ X
i
2 Tahapan kedua penghitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederhana dari
masing-masing indeks X ≤ 100.
i
Indeks Pembangunan Manusia IPM = 13 X
dengan hubungan matematis:
i
= 13 X
1
+ X
2
+ X
3
Universitas Sumatera Utara
dimana: X
1
X = indeks angka harapan hidup
2
X = 23 indeks melek huruf + 13 indeks rata-rata lama sekolah
3
Tabel 2.1 : Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM
= indeks konsumsi per kapita yang disesuaikan
Indikator Nilai
Maksimum Nilai
Minimum Catatan
Angka Harapan Hidup
85 25
Sesuai standar global UNDP Angka Melek
Huruf 100
Sesuai standar global UNDP Rata-rata Lama
Sekolah 15
Sesuai standar global UNDP
Konsumsi Per Kapita yang
Disesuaikan 000
732,7 360,0
UNDP menggunakan GDP per kapita riil yang disesuaikan
2.4.5 Hubungan Pembangunan Ekonomi Terhadap IPM
Dalam rangka mencapai kodisi masyarakat yang sejahtera, maka pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan GNP maupun
pendapatan per kapita dari penduduknya. Untuk tujuan tersebut maka pemerintah menjalankan berbagai program pembangunan ekonomi. Persyaratan fundamental
untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Pembentukan modal tersebut
harus didefinisikan secara luas sehingga mencakup pengeluaran yang sifatnya
menaikkan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia berlangsung melalui dua macam jalur. Jalur pertama melalui kebijaksanaan
pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah untuk sub sektor sosial yang merupakan prioritas seperti
pendidikan dan kesehatan dasar. Besarnya pengeluaran itu merupakan indikasi besarnya komitmen pemerintah terhadap pembangunan manusia. Jalur kedua
adalah melalui kegiatan pengeluaran rumah tangga. Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah besar dan komposisi pengeluaran rumah tangga untuk
kebutuhan dasar seperti pemenuhan nutrisi anggotanya, untuk biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar, serta untuk kegiatan lain yang serupa. Selain
pengeluaran pemerintah dan pengeluaran rumah tangga hubungan antara kedua variabel itu berlangsung melalui penciptaan lapangan kerja. Aspek ini sangat
penting karena sesungguhnya, penciptaan lapangan kerja merupakan “jembatan utama” yang mengaitkan antara keduanya UNDP, 1966: 87.
Melalui upaya pembangunan manusia, kemampuan dasar dan keterampilan tenaga kerja termasuk petani, pengusaha dan menejer akan
meningkat. Selain itu, pembangunan manusia akan mempengaruhi jenis produksi domestik, kegiatan riset dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan
mempengaruhi komposisi output dan ekspor suatu negara. Kuatnya hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia juga akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan pemerintah, distribusi sumberdaya swasta dan masyarakat, modal sosial, lembaga sosial kemasyarakatan LSM, dan
organisasi kemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
Faktor kelembagaan pemerintah jelas peranannya karena keberadaannya sangat menetukan implementasi suatu kebijakan publik. Faktor distribusi
sumberdaya juga jelas karena tanpa distribusi sumberdaya yang merata misalnya dalam penguasaan lahan atau sumberdaya ekonomi lainnya hanya akan
menimbulkan frustrasi masyarakat. Faktor modal sosial menegaskan arti penting peranan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik. Inti
dari modal sosial adalah kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan perilaku pemerintah. Semua faktor-faktor tersebut berperan sebagai katalisator bagi
berlangsungnya hubungan timbal balik antara keduanya secara efisien.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Hubungan antara Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Manusia
Modal sosial, LSM, Ormas
Kapabilitas Pekerja dan petani, Manager,
Wira Usaha Anggaran
Untuk Bidang Sosial Prioritas
Pengeluaran Rumah Tangga untuk
Kebutuhan Dasar Reproduksi Sosial
Ketenagakerjaan
Kebijakan dan Pengeluaran
Pemerintah Kegiatan dan
Pengeluaran Rumah Tangga
Produksi R D, Teknologi
Komposisi dan Output Ekspor
ketenagakerjaan
Kelembagaan dan Governance
Pertumbuhan Ekonomi
Saving Luar Negeri
Modal Kapital
Saving Domestik
Distribusi Sumber Daya Pemerintah dan Swasta
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Pengaruh Pembangunan Pendidikan Terhadap Peningkatan IPM
Pembangunan manusia kian mendapat perhatian dari penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah. Indikasinya, pembangunan manusia
dimanifestasikan dalam bentuk Indeks Pembangunan Manusia IPM. Salah satu strategi untuk meningkatkan IPM ini adalah dengan meningkatkan pembangunan
di bidang pendidikan. Fenomena opportunity loss diperkirakan mengakibatkan ketimpangan
pembangunan manusia antar daerah. Daerah-daerah dengan layanan publik yang kian lengkap umumnya kian diuntungkan dalam pembangunan manusia.
Keuntungan itu kian bertambah jika diiringi susbsidi yang kian beragam, seperti subsidi pendidikan, kesehatan, dan listrik. Pembangunan manusia di daerah kian
terakselerasi jika ditambah kemampuan masyarakat yang kian meningkat untuk mengakses layanan publik yang disediakan pemerintah. Sebaliknya, daerah yang
tidak memiliki peluang akibat opportunity loss akan mangalami ketertinggalan dalam pembangunan manusia. Kita berharap dapat mengejar kemajuan
pembangunan manusia dibandingkan negara yang telah mengalami kemajuan. Untuk itu, diperlukan komitmen dari semua pihak khususnya pemerintah dalam
melakukan pemerataan pembangunan termasuk di dalamnya meniadakan opportunity loss.
Komponen pendidikan pada IPM terdiri dari dua aspek: angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mean years schooling. Suatu daerah yang telah
mencapai angka melek huruf di atas 90 persen akan sulit diharapkan bisa memberi kontribusi besar tehadap peningkatan pendidikan. Untuk rata-rata lama sekolah,
Universitas Sumatera Utara
kontribusinya bergantung pada tingkat partisipasi sekolah. Suatu daerah dengan partisipasi sekolah 40 persen untuk semua umur, maksimal akan memperoleh
kenaikan rata-rata lama sekolah 0,4 poin. Fenomena perkembangan pembangunan pendidikan ditandai pula oleh
gejala: a adanya keterkaitan antara aspek pendidikan dengan aspek-aspek kehidupan yang lainnya, serta b pendekatan pembangunan yang menekankan
pada peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia, yang merupakan akumulasi dari nilai indeks daya beli, indeks kesehatan dan indeks pendidikan.
2.4.7 Pengaruh Pembangunan Kesehatan Terhadap Peningkatan IPM
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai
suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia, yang antara lain diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Dalam pengukuran IPM,
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang
mindset dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010.
BAB III
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi empiris guna memecahkan
permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut:
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat atau jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang,
yaitu:
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan total output dalam jangka panjang.
Pengangguran yaitu penduduk berusia kerja yang tidak bekerja sama
sekali selama satu minggu sebelum pencacahan dan berusaha mencari pekerjaan.
IPM adalah indikator komposit yang menggabungkan tiga aspek penting,
yaitu peningkatan kualitas fisik kesehatan, intelektualitas pendidikan, dan kemampuan ekonominya daya beli seluruh komponen masyarakat
dalam kurun waktu tertentu.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk kurun waktu time series yang diperoleh dari sumber informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini, yakni Badan Pusat Statistik BPS provinsi Sumatera Utara dan pihak terkait lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan yaitu penulisan yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-
tulisan ilmiah, jurnal, dan laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Sedangkan untuk teknik pengumpulan
data yang dipergunakan adalah data berkala time series dengan melakukan pencatatan secara langsung data tentang penelitian yang dilakukan pada kurun
waktu 1990-2008
3.4 Pengolahan Data