Gambar 4.3 : Persentase Angka Harapan Hidup Deli Serdang Terhadap Sumatera Utara
Usia harapan hidup tentu saja sangat dipengaruhi oleh angka kelahiran dan angka kematian, khususnya nagka kematian bayi infant Mortality Rate. Artinya,
semakin besar angka kematian khususnya angka kematian bayi akan berakibat negatif terhadap usia harapan hidup. Angka kematian bayi di Kabupaten Deli
Serdang pada tahun 2008 yaitu sebesar 20,4 yang berarti bahwa, setiap 1000 kelahiran bayi akan meninggal sebanyak 20 orang pada tahun itu juga. Angka
tersebut menurun dari tahun 2004 yang mencapai 32,0 dan berada dibawah angka Sumatera Utara sebesar 25,6.
4.5.3 Indeks Daya Beli
Universitas Sumatera Utara
Indeks daya beli masyarakat erat kaitannya dengan pendapatanpenghasilan rumah tangga dan kerap digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan penduduk untuk mencapai standar hidup layak. Indikator ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan atau SDM
wilayah khususnya SDM angkatan kerja yang dimiliki serta peluang kerja lapangan kerja untuk ikut serta dalam proses produksi sehingga memperoleh
pendapatanpenghasilan. Dengan tingkat pendapatanpenghasilan penduduk tersebut tentu saja menjadi gambaran sejauh mana daya beli penduduk untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya.
Tabel 4.16 : Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Deli Serdang
Lapangan Pekerjaan Utama Persentase
[1] [2]
1. Pertanian
23,99 2.
Pertambangan 0,46
3. Industri
18,66 4.
Listrik, Gas dan Air Minum
0,34 5.
Bangunan 10,47
6. Perdagangan
23,88 7.
Angkutan 7,28
8. Keuangan
0,88 9.
Jasa 14,04
Total 100,00
Sumber : Sakernas 2008 , BPS Berdasarkan tabel diatas Kabupaten Deli Serdang sebagai daerah agraris
dengan penduduk sebanyak 1.738.431 jiwa pada tahun 2008 sebanyak 23,99 pekerja di Kabupaten ini adalah beraktifitas disektor pertanian. Sama dengan
daerah lain di Indonesia, bahwa daya beli masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian khususnya tanaman pangan adalah lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan daya beli masyarakat yang menggantungkan pendapatannya pada sektor industri maupun sektor jasa-jasa.
Dalam penghitungan indeks daya beli digunakan pendekatan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan dengan harga berbagai komoditas kebutuhan
penduduk dimasing-masing daerah. Tingkat pengeluaran per kapita yang sama disuatu daerah belum tentu menunjukkan daya beli yang sama terhadap barang
dan jasa yang sama dikarenakan tingkat harga disetiap daerah itu berbeda. Oleh sebab itu pengeluaraan per kapita ini terlebih dahulu disesuaikan untuk dapat
mengukur tingkat daya beli yang nyata. Inflasi yang terjadi setiap tahunnya dengan besaran yang berbeda antar
wilayah tentu saja sangat berpengaruh dengan daya beli masyarakat. Inflasi yang tinggi terhadap komoditas pengeluaran masyarakat tanpa di imbangi dengan
inflasi pendapatan ataupun penghasilan masyarakat akan secara otomatis akan menurunkan daya beli masyarakat dan menjadi pemicu meningkatnya jumlah
penduduk miskin. Pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan atau daya beli Kabupaten Deli Serdang terus mengalami peningkatan dari Rp. 617.700 pada
tahun 2004 menjadi Rp. 629.690 pada tahun 2008 atau mengalami peningkatan sebesar 1,94. Indikator ini berada sedikit dibawah rata-rata Propinsi Sumatera
Utara yang telah mencapai Rp. 629.970.
Tabel 4.17: Perkembangan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Deli Serdang
Tahun Pengeluaran Riil Per Kapita
2004 617,7
Universitas Sumatera Utara
2005 618,6
2006 623,6
2007 624,9
2008 629,7
Sumber : Susenas 2008 , BPS
4.5.4 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Kabupaten