Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengolahan Data Model Analisis Data Hipotesis Model Definisi Operasional

51

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif. Yaitu data yang berbentuk bilangan dimana harganya berubah-ubah atau bersifat variabel. Dari nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif yaitu: 1. Data dengan variabel diskrit yang diperoleh dengan hasil menghitung atau membilang, contoh: Kabupaten B sudah membangun 85 gedung sekolah. 2. Data dengan variabel kontinu yang dengan hasil pengukuran, contoh: Luas daerah sebesar 425,7 km 2 . Dengan demikian metode penelitian dalam megumpulkan data yang digunakan penulis adalah metode kuantitatif dengan data variabel kontinu.

3.1 Lokasi Penelitian

Dalam penulisan ini, daerah penelitiannya adalah seluruh Daerah Tingkat II propinsi Sumatera Utara.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari lembaga publikasi, dimana dalam hal ini data Universitas Sumatera Utara 52 diperoleh dari Dinas Jalan dan Jembatan Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 4.1.

3.4 Model Analisis Data

Model analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika, dengan teknik analisis regresi linier berganda menggunakan metode kuadrat terkecil biasa Ordinary Least SquareOLS. Model persamaannya adalah sebagai berikut: Y = f X 1 , X 2 .......................................................................................... 1 Dengan spesifikasi model sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + µ ......................................................................... 2 Model dibuat dalam bentuk logaritma karena nilai koefisien akan sekaligus menjadi nilai elastisitasnya. LY = α + β 1 LX 1 + β 2 LX 2 + µ .................................................................. 3 Keterangan: Y = Pertumbuhan Sektor Industri diwakilkan dengan PDRB Sektor Industri atas dasar harga konstan Rupiah α = Intercept β 1 , β 2 = Koefisien Regresi Universitas Sumatera Utara 53 X 1 = Jumlah Dana Pembangunan Jalan Rupiah X 2 = Jumlah Dana Pembangunan Jembatan Rupiah µ = Kesalahan PenggangguError Term

3.5 Hipotesis Model

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1    X Y Artinya jika X 1 Jumlah Dana Pembangunan Jalan meningkat maka Y Pertumbuhan Sektor Industri akan mengalami kenaikan, ceteris paribus. 2    X Y Artinya jika X 2 Jumlah Dana Pembanguna Jembatan meningkat maka Y Pertumbuhan Sektor Industri akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.6 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian

3.6.1 Uji t-Statistik Uji Parsial

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regeresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H : b i = b H a : b i ≠ b Universitas Sumatera Utara 54 Dimana b i adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap sama dengan 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X i terhadap Y. Bila nilai t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t- hitung diperoleh dengan rumus: Sbi b - bi hitung - t  Dimana: b i = koefisien variabel ke-i b = nilai hipotesis nol Sb i = simpangan baku dari variabel independen ke-i

3.6.2 Uji F-Statistik Uji Keseluruhan

Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = b n ............................................... b k = 0 tidak ada pengaruh H a : b 1 ≠ 0 ....................................... i = 0 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F- tabel. Jika F-hitung F-tabel, maka H ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat dipeoleh dengan rumus: Universitas Sumatera Utara 55 k - n R - 1 b - bi R hitung - F 2 2  Keterangan: R 2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan n = Jumlah sampel Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 1- α 100 sebagai berikut: H diterima, jika F-hitung F-tabel H ditolak, jika F-hitung F-tabel

3.6.3 Koefisien Determinasi R-Square

Koefisien determinasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen memberi penjelasan terhadap variabel dependen

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.7.1 Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah tedapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R-Square, F- hitung, t-hitung dan standart error. Universitas Sumatera Utara 56 Ciri khas multikolinearity diatndai dengan: 1. R 2 nya tinggi 2. Standart errornya tidak terhingga 3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori 4. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5, α = 10, α = 1 Pengujian lainnya untuk multikolinearity ialah dengan melakukan pengujian yaitu: 1. X 1 dijadikan sebagai variabel dependen dan X 2 sebagai variabel independen. 2. X 2 dijadikan sebagai variabel dependen dan X 1 sebagai variabel independen.

3.7.2 Serial CorrelationAuto Correlation

Auto korelasi terjadi bila error term µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa Error Term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila: Variabel e i ,e j ≠ 0, untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memilki masalah auto korelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan auto korelasi yaitu dengan Durbin-Watson D-W Test    t e e - e hitung - D 2 2 1 - t t Dengan hipotesis sebagai berikut: H = ρ = 0, artinya tidak ada auto korelasi H a = ρ ≠ 0, artinya ada auto korelasi Universitas Sumatera Utara 57 Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah: Dimana: H : tidak ada autokorelasi dw dl : tolak H ada korelasi positif dw 4-dl : tolak H ada korelasi negatif du dw 4-du : terima H tidak ada autokorelasi dl ≤ dw ≤ du : pengujian tidak dapat disimpulkan inconclusive 4-du ≤ dw ≤ 4-dl : pengujian tidak dapat disimpulkan inconclusive Universitas Sumatera Utara 58

3.8 Definisi Operasional

1. Pertumbuhan Sektor Industri adalah persentase kenaikan sektor industri Sumatera Utara yang diwakilkan dengan PDRB Sektor Industri atas dasar harga konstan Rupiah. 2. Jumlah Dana Pembangunan Jalan adalah jumlah dana anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah unutk pembangunan jalan Rupiah. 3. Jumlah Dana Pembangunan Jembatan adalah jumlah dana anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk pembangunan jembatan Rupiah. Universitas Sumatera Utara 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara

4.1.1 Kondisi Geografis

Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1º - 4º LU dan 98º - 100º BT dengan luas 71.680 km 2 atau terbesar ketujuh dari luas wilayah Republik Indonesia. Batas-batas propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:  Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.  Sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat dan Riau.  Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.  Sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka. Berdasarkan letak dan kondisi alamnya, propinsi Sumatera Utara terbagi dalam tiga kelompok wilayah, yaitu: Pantai Barat yang terdiri dari Tapanuli Selatan, Tapanuli tengah, Sibolga dan Nias. Pantai Timur terdiri dari Medan, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai dan Labuhan Batu sedangkan daratan tinggi terdiri dari Tapanuli Utara, Simalungun, P. Siantar, Karo dan Dairi.

4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi

Karena terletak dekat dengan khatulistiwa, Propinsi Sumatera Utara mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin Passat dan angin Muson. Universitas Sumatera Utara